Prolog: Harapan

27 5 0
                                    

"SINGKIRKAN ANAK ITU SEKARANG!!!" Sakit kepala yang tidak akan hilang serta tangisan bayi dengan suara yang keras terus menerus. 


"Tapi Dimana?" kata si ibu yang merasakan sakit kepala yang juga sudah muak sama bayi ini yang menghancurkan suasana ketenangan rumah ini.


"ENTAHLAH, ASALKAN MENJAUH DARI SINI... JIKA TIDAK, KEPALA KITA AKAN MELEDAK OLEH SI BAYI INI!!"

Si ibu itu mengangguk, dan pergi keluar dari rumah dengan hujan yang sangat keras dan membawa bayi itu, jauh..jauh sampai orang-orang tidak merasakannya juga.

"disini Lumayan jauh dari perdesaan" dengan rasa sakit yang semakin parah, si ibu menaruhnya di Semak-semak dengan selimut bekas sebagai alasnya. Tanpa salam kasih sayang dari si ibu, dia pergi dengan cepat tanpa mengatakan satu apapun kata.

Tangisan si bayi tidak henti-hentinya berhenti, serta hujan yang deras yang tidak henti-hentinya berhenti.

"aku harus cepat, sebelum seluruh pakaian saya membasah" Seorang Perempuan datang dengan berjalan cepat, memegang tas lumayan besar yang mengalasinya untuk tidak kena hujan di kepalanya. "oh tidak kertas dokumen saya!!" ransel terbuka dikarenakan tiupan angin yang kuat dan cepat.

dokumen dokumennya berserakan Dimana-mana. 


"matilah aku...bagaimana tuan bakalan mempercayai saya... " dia merasa lemas dan kepala dia sakit begitu saja "kepala saya tiba-tiba sak-" dia berhenti bicara Ketika mendengar sesuatu. *suara tangisan?* si Perempuan mencari arah suaru itu. Dia berjalan ke arah suara tangisan itu.

Dia melihat Semak-semak dalam beberapa waktu sejenak. diapun menunduk dan membuka Semak-semak itu

"Ya ampun!!" Dengan kaget atas ketidak kepercayaannya serta rasa sakit kepala yang tidak ada henti-hentinya. Dia melihat..bayi... yang dibuang oleh seseorang.

"siapa yang berani membuang anak malang ini" tanpa ragu-ragu dia mengangkat bayi itu dan megendongnya erat-erat supaya tidak jatuh.

"tenang nak semua akan baik-baik saja" si Perempuan berusaha Menenangkan sebisa mungkin anak itu dari tangisan di suasana hujan yang deras. Dia mengambil tas dan kertas yang basah , mengalas si bayi itu agar tidak terkena hujan. Dan lari sebisa mungkin ke tempat tinggal dia.

Akhirnya, si Perempuan sampai di tempat tinggalnya dan masuk kedalam rumahnya. rumahnya luas yang tidak terlalu luas, hanya satu 3 ruangan yaitu toilet, tempat tidur, dan dapur. dan peremuan itu sekarang di ruang tamu dekat pintu masuk yang dimana ruang tamu itu ada kursi berdua lengan yang usang saja. dengan meja dan kursi untuk satu orang 


"hus-hus, tenang-tenang, kamu akan baik baik saja. Ada aku" dia menenangkan si bayi itu sambil membersihkan percikan hujan yang mengenainya.

"bayi ini...berhenti menangis?" dengan tiba-tibanya bayi ini berhenti menangis dan ekspresinya berubah menjadi senang, seperti melihat seorang ibu yang ia sayangi.


"huh.. kepala saya merasa lumayan membaik juga" serta dia juga sadar. Kepalanya tiba tiba tidak sakit lagi. dalam beberapa waktu sejenak, dia pun lihat si bayi itu dengan bermain dengan tangannya yang membuat bayi itu bahagia serta ekspresi si perempuan itu jadi murung melihatnya.


"oh nak...siapa yang berani membuang mu ditengah jalan.. serta pada saat hujan yang sangat deras?" kesedihan mendatanginya dengan merasa kasihan atas dibuangnya anak ini dipinggir jalan


"kamu punya nama nak? Hm kayaknya orang yang buang ini, tidak memberikan tanda nama setidaknya untuk saya bisa menegtahuinya.


" *Denken....Denken wereld


"siapa itu? S-siapa yang bicara? Jika ini kamu, tolong saya akan bayar... tapi jangan sekarang" panik mendatanginya dia melihat sekitaran. Tetapi hanya suara hujan deras diluar yang hanya bisa didengar sekarang. dia melihat sekitaran lagi, dan kembali melihat anak itu. dan melihatnya untuk sejenak.

"Denken? Nama kamu Denken wereld nak?" dia Kembali melihat anak itu dengan cemas. Melihat si bayi bahagia melihat si Perempuan. 


"baiklah.. Denken.. Denken Wereld. Percayalah nak. Saya akan menganggapmu sebagai anak saya sendiri. Aku akan menjagamu, tetap sehat, dan Bahagia, percayalah pada ku" bicara kepada si bayi dengan penuh kasih sayang. 

Denken wereld dan dunia yang dikaruniaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang