Bab IX: Penerobosan

12 4 0
                                    

"Saya balik dulu tuan, waktu bekerja saya akhirnya selesai, saya akan kerja besok lagi" Nadzieja menunduk ke pemilik toko usaha tersebut 

"ah, baiklah nadzieja. Kerja kamu selama beberapa minggu ini sudah bagus dan teratur ya, mungkin saja saya bisa mempromosikan mu lagi kalau begini" Kata pemilik usaha itu dengan ramah ke nadzieja. 

"wahh, promosi?? Itu hal yang baik yang anda katakan kepada saya tuan. Kalau begitu, besok saya kerja lebih giat lagi ya tuan. Baiklah begitu, selamat malam tuan" kata nadzieja yang tunduk sekali lagi dengan muka senang serta pamit dan keluar dari toko usaha itu. pemilik toko tersebut senyum ramah ke nadzieja sambil melambaikan tangannya. Nadzieja pun tutup pintu tersebut dengan pelan pelan, dia balik dan jalan.

"oke, aku harus ke toko yang terbuka untuk beli ikan dan sayur mentah. dan harustetap atur keuangan saya" kata nadzieja yang sedang berpikir hal yang harus dia lakukan selanjutnya sambil berjalan-jalan di pinggir jalanan yang dimana perumahan yang lampunya menyala serta toko-toko yang tutup di sekitarannya. Nadzieja akhirnya melihat toko kelontong yang malam-malam masih buka. Dia segera masuk ke dalam dan melihat sekitarannya bahwa toko itu luasnya hanyalah sedang dan bahan makanan disini lumayan banyak dan saling menumpuk untuk ruangan begini. 

"Selmat datang. Apa yang saya bisa bantu Nyonya?" penjual toko itu langsung ke konter yang dimana dia baru saja berada di suatu ruangan, penjual langsung sapah dengan ramah ke nadzieja. 

"tolong ikan tuna satu, potong dan kasihkan saya bagian badan kepalanya saja ya. Serta ada timun dan seledrinya? Kalau ada, tolong 1 ya untuk dua-duanya" nadzieja berkata ke toko memberi tahu apa-apa saja yang dia mau beli. Pemilik toko pun menunduk dan segera melaksanakan pesanannya. 

"ini dia nyona, semuanya 15 koin perak" kata si pekerja yang memberikan kantong bahan makanannya ke nadzieja. Si nadzieja mengambil kantong tersebut dan memberikan koin perak tersebut ke penjual toko.

"makasih tuan" nadzieja menyapanya dan keluar ke toko. Pekerja pun menyapanya balik. Nadzieja Kembali lanjut jalan pulang kerumah barunya, sekaring ini nadzieja pindah ke tempat tinggal barunya dikarenakan insiden yang bertemu sama anggota via d'esclaive. Dia sekarang bukan di kota, melainkan desa yang tenang yang hampir jauh dari kota saint. Yang Bernama desa iremos. 

"Nadzeija!!" Selagi nadzieja lanjut berjalan, Tiba-tiba ada yang berteriak memanggilnya dari belakang. Nadzeija berhenti jalan dan balik ke suara teriakan yang memanggilnya.

"oh syfoni. Kamu tinggal disini?" kata nadzieja yang bertemu kenalan lamanya. wanita itu sekarang berpakaian baju putih dengan rok cokelat Panjang yang membawa tas ukuran sedang serta berambut pink yang diikat ke belakang. dia istirahat sedikit dan bernapas dalam sejenak. "yaa.. begitulah.. karena saya sama sekali tidak suka kota itu... apalagi si.. celuel sialan itu.. jadi saya mau cari kota yang damai dan anti ribet Bersama adik saya" kata syfoni yang lega. 

"adik kamu? Berarti.. utang orang tua kamu sudah lunas?!?" nadzieja yang senang serta lega mendengar berita ini dari syfoni 

"Wah.. usaha kamu tidak sia-sia ya.. bekerja keras dan mendapatkan uang. untung saya juga donasikan uang ke kamu.." kata nadzieja yang senang ke syfoni. dikarenakan sebelumnya dia membantu syfoni yang mengalami kesedihan yang dimana celuel merampas adiknya untuk membayar utang orang tuanya dengan memberikan uang dengan sebisanya

"sebenarnya..." syfoni mengambil sesuatu di tasnya dan memberikan uangnya ke nadzieja 

"sepertinya saya harus kembalikan uang kamu.. karena sudah tidak butuh sih" kata syfoni yang ramah ke nadzieja. 

"eh?... untuk apa.. saya tidak perlu pengembalian uang, saya senang membantu-" kata nadzieja yang bingung. 

"enggak kok, saya tidak pakai uang kamu untuk bayar utang saya. jadi saya kembalikan saja ke kamu. walaupun itu, terima kasih atas bantuannya" Syfoni memotong pembicaraannya, dan menunduk atas kepeduliann nadzieja ke syfoni.

Denken wereld dan dunia yang dikaruniaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang