Bab XII: legenda

5 4 0
                                    

"Tovierna, sudah saya bilang. Daripada kamu tunggu saya, lebih baik kamu duluan. Kan sekarang kamu bakalan terlambat di sesi pertama Pelajaran kamu" kata Denken berbicara dengan buru-buru dengan jalan cepat Bersama tovierna disebelahnya.

"Tidak boleh, Kan kita sama-sama Sekamar. Sesama sekamar harus saling peduli Bersama. Lagi pula fisik mu masih belum sempurna sembuh dan kamu bakalan lebih terlambat jika tanpa aku" Kata Tovierna yang juga jalan cepat sama denken di Lorong yang sebentar lagi ada jalan dua arah kekiri dan kekanan

"ibu Aggeloi sudah bilang kalau saya sudah lumayan membaik. Jadi sudahlah, jangan khawatir" Kata denken yang keras kepala yang dimana Tovierna hanya bisa menghela napas saja. Mereka akhirnya telah sampai ke jalan dua arah kekiri dan kekanan Bersama tovierna.

"yah, Sepertinya kita akan berpisah untuk sekarang dikarenakan aku kekanan naik ke atas dan kamu ke kiri" kata tovierna yang sedikit kecewa yang berbalik ke denken dengan muka senyum paksa.

"baiklah, Sampai jumpa sebentar sore kalau begitu" Denken menyapanya dan langsung balik kekiri dengan jalan santai tanpa melambaikan tangan.

"baiklah!! Sampai jumpa denken. jangan melakukan hal sembrono ya!!" dia melambaikan tangan dan menyapanya.

"kamu bukan ibu saya" Denken berkata dengan tetap lanjut berjalan yang dimana membuat tovierna sedikit nyengir setelah itu dia berbalik dan jalan cepat ke ruangannya. Sekarang denken hanya sendirian berjalan keruangan belajarnya yang dimana lorong ini gelap dan diterangi oleh obor disetiap jalan. Dia terlambat dikarenakan buck tidak sengaja menghamburkan barang-barang denken yang membuatnya terpaksa dikamar untuk sejenak. toviernpun langsung sadar dan  membereskan barang-barangnya. Walaupun denken menolak, dia tetap mengajukan diri.

"kau beruntung untuk sekarang buck" dia menghela napas dan bicara sendiri di lorongan yang penuh pintu disebelahnya di setiap beberapa jarak. Denken akhirnya temu ruangan Pelajaran pertamanya. Dengan ada tanda tulisan di pintu yang tertulis "penolongan siap siaga".

Ada suara pria berbicara didalam ruangan itu, yang sepertinya sedang dalam proses mengajar.

Dia pun memandang tanda tulisan pintu itu dalam sejenak. Dia menunduk dan Berpikir apakah menguntungkan belajar di sekolah sihir walaupun sudah tau semua ilmu tersebut. Dia Kembali focus ke pintu tersebut dan mengetok pintu itu.

"masuk!" kata seorang pria yang menyuruh denken masuk ke dalam. Denken pun tanpa berkata-kata membuka pintu itu dan masuk kedalam ruangan di ruangan kelas tersebut. Jendela berada di belakang mereka, rak-rak buku berada di samping kiri dan kanan dinding dimana ada benda asing di rak tersebut serta buku-buku teracak, di depan ada meja untuk guru dan papan kapur di di belakang guru tersebut. Para murid yang merasa bosan dan ngantuk langsung balik ke denken yang dimana mereka kaget dan terkejut bahwa denken berada satu kelas dengan mereka. Ada yang bingung, ada yang bahagia, dan ada yang takut melihat denken berada di depan mereka.

"Ah denken. Akhirnya saya bertemu sama kamu. Silahkan masuk, cari tempat duduk yang kosong yah" kata guru pria yang memakai kemeja putih dan memakai rompi cokelat. Berambut hitam yang ke belakang serta celana hitam usang yang dimana dia ramah sama sekali tidak terkejut dikarenakan sudah tau kalau dia bakalan berada di predikat KNECHT.

"baik pak guru" Denken membalas balik perkataannya dan menunduk. Dan langsung cari tempat duduk yang kosong. Teman kelas disekitarannya tetap memandinginya pada saat denken jalan ke kursi yang kosong, dia temukan kursi di Tengah sebelah kiri yang mendekati rak-rak buku.

"baiklah, murid-murid tolong perhatikan saya Kembali. kalian bisa bicara sama denken pada waktu istirahat. Dikarenakan denken belum mengenal saya, Untuk sekarang saya akan ulangi lagi perkenalan saya kalau begitu mungkin jugakan kalian melupakan nama saya." Guru mereka berkata. Dimana teman kelas denken yang memandanginya Kembali memandang ke guru dengan ekspresi yang bosan.

Denken wereld dan dunia yang dikaruniaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang