Bab VIII: Predikat

15 4 0
                                    

"oh iya, saya penasaran. Apakah karena kamu bisa menambah dan menghilangkan memori. Apakah artinya kamu bisa menambahkan memori membela diri? Kalau bisa. itu sangat diluar nalar kekuatanmu" kata si tovierna yang sekarang ini jalan-jalan sama denken di Lorong-lorong pagi-pagi ini. 

"bisa, Cuman saya itu harus tetap berlatihan. karena fisik badan saya itu masih lemah. Mau sehafal apapun saya tekniknya, saya tetap bakalan kalah dan mati kapan saja." Kata si denken menjawab pertanyaannya. Tovierna berpikir sejenak lagi 

"hmm... tetapi bisakah kamu menghilangkan sifat malas mu dari dirimu?" kata tovierna bertanya lagi. Denken mengehela napas. 

"iya, bisa juga. Cuman, itu tidak berarti saya bisa mengikuti memori saya yang mengingatkan kalau saya orang semangat. Saya bakalan tetap diri saya sendiri" kata denken yang capek mendengar pertanyaan-pertanyaan tovierna. 

"hmm. Tadi kamu bilang bisa cuci otak dirimu sendiri.. bagaimana jika kamu memakai ke dirimu ini untuk membuat mu tetap aktif dalam melakukan aktivitas?" kata si tovierna yang sekarang mereka mendekati pintu besar. Denken tidak menjawab tetapi hanya menghela napas karena capek menjawab pertanyaan-pertanyaan tovierna selagi membuka pintu besar itu. Pada saat memasuki ruangan tersebut, ruangan itu sangatlah luas, ada podium di bagian tengah, dan disediakan tempat duduk yang yang dimana tempat-tempat duduk ini menghadapi ke podium dengan secara melingkarinya. denken dan tovierna melihat sekitaran bahwa banyak murid baru yang berdiri dan saling berbicara satu sama lain, ada yang duduk, ada yang berdiri, sambil ada yang memamerkan kekuatannya. Sedangkan itu, denken dan tovierna melihat seseorang menghalangi jalan mereka, Satu yang berambut biru dan satu berwarna abu-abu gelap. Denken sadar, siapa di depan mereka 

"Vient? Astra?" kata si denken yang penasaran sama depan mereka. Dan ternyata benar, mereka balik memperlihatkan dua muka yang kembar. 

"oh hey ka-" kata vient yang tiba terpotong 

"tunggu. Sejak kapan kamu kenal nama kami? Kami tidak bilang nama kami pada saat Bersama kamu" kata si astra yang sangat curiga atas sudah kenalnya nama mereka. Denken juga langsung sadar, karena mereka memang sama sekali tidak saling berkenalan. Dia berusaha cari cara untuk tidak membuat kekuatan pikirannya diketahui.

 "oh...em... waktu di toko itu... saya ada di balkon, dan kalian sedang berperang Bersama dua penjaga koruptor itu. dan... kalian memanggil satu sama lain kan?" kata si denken yang berusaha tenang agar tidak dicurigai. Astra berpikir sejenak, dan mengingat Kembali. Dia memang saling bilang Namanya satu sama lain 

"hmm.. enggak salah, baiklah saya percaya kamu. Dan nama kamu...?" kata si astra yang bertanya ke denken 

"denken. Denken wereld" denken memperkenalkan Namanya ke mereka berdua. 

"hai denken!!" kata si vient yang menyapanya dengan senyum polos. Dia langsung lihat cewek disebelah denken. Dan terkejut. 

"T-Tovierna? Apakah itu kamu?!?" kata vient yang Bahagia melihatnya. Tovierna lihat sekitaran dan langsung melihat vient yang membuat tovierna terkejut juga. 

"V-Vient?!? Akhirnya!! Saya bertemu sama kamu!!" kata tovierna yang Bahagia juga melihat mereka. Vient langsung cepat mendekati tovierna dan berpelukan satu sama lain. 

"akhirnya!!! Kita bertemu. Sudah lama kita tidak bertemu selama masa kecil!!" kata Vient yang sangat Bahagia bertemu dengannya. Selagi mereka saling berpelukan astra mendekat di sebelah denken sambil melihat mereka berdua berpelukan. Denken langsung bertanya 

"teman masa kecil?" tanpa basa-basi dia langsung bertanya. "yup" kata si Astra tanpa basa-basi juga. "ya mau bagaimana lagi... saya dan ayah saya... pergi jauh... jadi kami-" tovierna langsung berhenti bicara 

Denken wereld dan dunia yang dikaruniaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang