Chapter 1

2.6K 143 8
                                    

Amira melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Lorong kampus sudah terlihat cukup sepi yang menambah kepanikan Amira.

Ayolah ini adalah kali pertamanya ia telat datang ke kampus. Jika bisa membanggakan diri. Amira sama sekali tidak pernah datang telah di semua mata kuliah.

Terkecuali hari ini.

Entah kesialan apa yang menimpanya hari ini. Karena telat bangun dan telat sampai ke kampus.

Apalagi Mr. Altaif adalah dosen paling killer di semua matakuliahnya. Hanya tinggal 2 semester lagi dan Amira sama sekali tak berniat mencari masalah.

Jika tidak mungkin beasiswanya akan di tarik dan lebih parahnya lagi Ayahnya akan menyeretnya kembali ke Kanada.

Tidak tidak... Itu akan menjadi mimpi buruknya.

Jadi ia tidak boleh berbuat ulah yang akan merugikannya nanti.

Amira yang sibuk dengan pikirannya di kagetkan dengan kehadiran dua pria yang langsung menghadangnya.

Kristof dan Ale.

Dua orang dari sekelompok begundal di kampusnya.

"Amira cantik" sapanya yang membuat Amira menghela napas dan hendak meneruskan jalannya.

Namun kedua pria itu tidak melepaskannya begitu saja dan membuat Amira ingin sekali memukul dua pria brengsek itu.

Amira sama sekali tak berniat berurusan dengan dua pria ini. Walaupun dirinya tidak sedang tergesa seperti ini.

Jika semua perempuan di kampus berminat mencari perkara dengan mereka. Tidak dengan Amira yang memilih menghindari mereka satu kelompok.

Ya satu kelompok.

Kristof, Ale, Garren dan... Dalton.

Tatapan mata Amira bersitatap dengan Dalton yang terlihat menatapnya. Pria itu duduk di salah satu bangku taman tak jauh dari tempatnya saat ini.

Dengan sebelah tangan yang memegang sebatang rokok.

Amira yang menyadari hal itu langsung mengalihkan pandangan matanya dan menatap kedua pria yang masih bersikukuh menghalanginya.

"Enyahlah" ucap Amira dengan suara pelannya dan senyuman Ale terlihat mengembang.

Ingatkan Amira jika ia harus menghindar dari pria itu nantinya.

"Tidak mau" ucap Ale dengan nada mengejeknya yang membuat Amira ingin membuka mulutnya untuk mengusir pria itu.

Namun sebuah suara lebih dulu terdengar dan membuat mereka semua menoleh.

"Jangan mengganggunya"

Itu suara Dalton.

Amira terdiam beberapa saat mendengarnya. Dalton beberapa kali di kelas yang sama dengan Amira sebelumnya.

Selama mereka sekelas bersama. Mereka sama sekali tidak pernah berinteraksi. Pria itu di kenal dingin dan belum lagi Amira selalu berusaha menghindari kegaduhan.

Dimana ada Dalton disanalah kegaduhan.

Jadi bukankah pria itu adalah salah satu pria yang harus dihindarinya ?

Kristof dan Ale yang mendengar nada serius Dalton memilih minggir dengan wajah kesalnya. Meninggalkan Amira yang masih berdiri di tempatnya.

Sebelum kesadaran menyentaknya dan membuat Amira segera meneruskan jalannya untuk masuk ke kelas.

Walaupun bisa dipastikan dirinya sudah amat terlambat.

Dengan persaaan berdebar Amira mengetuk pintu kelas dan terdengar suara dari dalam. Mr. Altaif terlihat mengernyitkan kening melihat kedatangan Amira yang bisa dikatakan sangat terlambat.

Pregnant with Rebel PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang