Ehem... Ehem... Update akhirnyaaa wkwk
Yuk yuk jangan lupa like dan comment ya....
Jangan spam komen hanya 'next' aja nanti kalau aku sempat bakalan ku hapus satu persatu. Karena jadi sudah baca komen
But thank you so much kalian excited sama cerita ini yakkk...
Oke deh enjoy guys
*-*-*
Amira menatap halaman kampus yang terlihat cukup ramai. Sudah hampir sepuluh menit dirinya belum memiliki keberanian untuk turun dari mobil yang ditumpanginya saat ini.
Tentu saja alasannya karena mobil yang ditumpanginya adalah milik pria yang tengah berada di balik kemudi saat ini.
Dalton terlihat menghela napas jengah menatap Amira yang sejak tadi belum memiliki keberanian untuk keluar.
"Ayolah, dimana sikap garangmu kemarin?" Ucap Dalton yang sukses membuat Amira langsung melototkan matanya tajam dan sukses membuat Dalton bungkam dan menatap arah lain.
Amira diam untuk beberapa saat dan memikirkan semuanya. Mungkin kemarin dirinya sangat garang dengan Dalton. Tetapi saat ini sikap garangnya menghilang entah kemana.
Perasaan takut benar-benar melingkupi dirinya. Bagaimana tidak, hari ini Amira datang ke kampus untuk mengatakan pengunduran dirinya dari kampus karena kondisinya saat ini.
Sejak semalam Amira sudah memikirkan semua ini. Bagaimanapun kampus tidak akan memberikan keringanan dan tetap akan menyuruhnya untuk mengambil cuti.
Dan Amira juga sudah memikirkan semuanya. Ia akan mempertahankan bayinya. Mungkin ini adalah keputusan yang paling besar yang pernah diambilnya.
Anak ini tidak bersalah bagaimanapun kejadiannya dia bisa hadir. Mungkin ia akan menerima banyak respon buruk terlebih lagi dari orang tuanya. Tetapi Amira tetap akan kekeh mempertahankan bayinya.
Ya bayinya.
"So, kau akan keluar atau tidak?" suara Dalton terdengar kembali dan membuat Amira menghela napas dan menatap pria itu kesal.
Kenapa sih pria itu selalu mengganggu?!
Dalton terlihat menatapnya geli dan pria itu malah menyandarkan tubuhnya dengan santai.
"Kau kemarin galak sekali, sekarang kau menciut begini" ejeknya yang membuat Amira ingin sekali memukul pria itu.
"Semua ini karena mobilmu sialan! Jika aku keluar dari sini mereka akan menimbulkan gosip murahan dan aku tak Sudi digosipkan denganmu" omel Amira yang membuat sebuah senyuman muncul di sudut bibir Dalton.
Sebelum akhirnya pria itu keluar dari mobil meninggalkan Amira yang melongo melihat kelakukan pria itu.
Belum sempat Amira memberikan reaksi lainnya. Dalton lebih dulu berputar mengelilingi mobil dan membukakan pintu mobil di samping Amira.
Hal itu sukses membuat Amira panik dan hendak menutup pintu. Tetapi Dalton lebih dulu membuka pintu mobilnya lebih lebar.
"Kau... Apa yang kau lakukan?" Bisik Amira yang membuat Dalton tersenyum.
"Ayolah, kau akan cuti lama. Lalu apa yang kau khawatirkan. Biarkan mereka bicara apa" ucap Dalton membuat Amira terdiam beberapa saat karena memang ucapan pria itu benar.
Ia akan cuti dan bahkan mungkin ia tidak akan sempat mendengar semua gosip murahan yang mungkin disebutkan dengan Dalton.
Bagaimanapun cepat atau lambat semua orang juga akan tau dirinya dan juga keadaannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant with Rebel Prince
RomansSiapa yang menyangka jika hidup Mira akan berubah kala dokter mengatakan jika dirinya tengah hamil. Hamil sosok bayi dan bukanlah sisa makanan yang telah dimakannya selama ini. Tidak... Tidak... Mira tidak ingin semuanya terjadi seperti ini. Hidupn...