Seminggu berlalu tsunade senju hanya membuat putrinya berada di kamar selama shizune mengurus kepindahan mereka ke Amerika untuk sakura melanjutkan studi dan tsunade yang akan fokus dengan perusahaan yang sedang di kembangkan di sana. Wanita paruh baya itu berdiri di kaca ruangan nya yang menunjukan betapa gelapnya langit yang menandakan hujan akan turun sebentar lagi, ia memegang secangkir teh hangat yang baru saja di bawakan oleh sekretarisnya yang sudah mengabdi sejak ia merintis perusahaan ini. Pada akhirnya ia tidak pergi kemana pun selama seminggu ini karena ia tidak ingin hal lain terjadi kepada haruno sakura, meskipun beberapa kali putrinya itu masih bersikeras bernegosiasi dengan nya perihal membiarkan uchiha sasuke masuk ke dalam hidupnya. Shizune berdiri memegang file agenda kegiatan harian bos nya itu sembari menatap ke arah kaca yang memantul menunjukan wajah tsunade yang begitu serius namun kening nya berkerut menunjukan bahwa wanita paruh baya cantik itu sedang berpikir banyak di dalam kepala nya. Berpuluh tahun shizune mengenal seorang tsunade senju ia tahu jelas latar belakang, watak dan kebiasaan bos nya itu. Mungkin jika boleh sombong shizune akan mengatakan bahwa ia ada di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup tsunade seperti dari masa muda nya, masa berjuang nya, hari pernikahan nya, hari melahirkan nya bahkan hari perceraiannya.
Tidak ada kata lain yang menggambarkan betapa kuat nya bahu seorang tsunade senju.
Keras kepala nya serta tidak dapat mengungkapkan perasaan dengan baik nya yang selalu menjadi salah dan selisih paham dengan putri satu – satu nya yang ada dunia. Sebenarnya tsunade sangat mencintai dan menyayangi anak semata wayang nya, hanya saja dengan beribu masalah dan rasa sedih yang ada di kepala wanita paruh baya itu ia memilih menolak semua perasaan emosional yang ada sehingga berpikir secara rasional menjadi satu – satu nya cara agar ia tidak terluka kembali.
Tok tok tok.
Shizune menoleh ke pintu besar ruangan direktur lalu melangkah ke sana untuk membukakan tamu yang memang sedang di tunggu oleh tsunade, seorang laki – laki dengan surai hitam legam nya masuk dengan setelan kasual nya. Tsunade menoleh melihat laki – laki yang membuat putri nya jatuh cinta sampai menggila seperti ini. Kedua nya pun berakhir duduk berhadapan di sofa yang ada di ruangan dengan suguhan teh hangat chamomile yang menenangkan meskipun keadaan tidak tenang sama sekali, sasuke menatap ibu dari kekasih nya itu yang begitu tegas dan memang benar wajah nya yang begitu serupa dengan sakura. Bahkan beberapa gestur tubuh nya persis dengan haruno sakura yang arti nya wanita musim semi nya itu benar – benar menjadikan ibu nya role model.
"uchiha sasuke, kau bisa tempati saja apartement yang di beli oleh sakura di dekat tempat kerja mu" ucap nya denagn tiba – tiba membuat sasuke menatap wanita paruh baya itu bingung, "sakura akan pindah ke amerika dalam waktu tiga hari ini, apartement itu tidak mungkin ku jual lagi karena sudah ku beli secara cash atas nama haruno sakura jadi kau bisa tempati saja sebagai hadiah perpisahan"
"apa menurutmu aku jatuh cinta dengan sakura karena harta yang dia punya?" tangan sasuke terkepal di tangan dengan erat, "aku tidak pernah berharap apartement itu menjadi milikku, aku berada di sana karena penghuni yang ada di dalam nya yaitu putri mu. Jika bukan karena sakura aku tidak akan pernah ke sana" nafas nya begitu tersendat dan rasa emosional yang kembali membuncah, "aku tahu bahwa aku hanyalah pegawai supermarket, rasa nya memang tidak tahu malu bahwa aku berbicara dengan seorang direktur dari perusahaan terkenal. Tetapi, apakah tidak bisa kau berikan aku kesempatan untuk berusaha? Aku mencintai putri mu tsunade san..."
Tsunade meletakan cangkir teh nya lalu menatap kedua netra hitam legam yang begitu berkobar api di dalam nya untuk memperjuangkan ini semua, seakan mengingatkan akan sesuatu di masa lalu. Wanita itu tersenyum kecil membuat sasuke terdiam dengan senyuman itu, "kalau aku minta dalam jangka empat tahun tidak ada negosiasi kau bisa mempunyai satu perusahaan apa kau bisa menyanggupi? Tidak perlu banyak cabang hanya satu perusahaan berdiri entah dalam bidang apapun, lalu kau bisa berkuliah dengan baik dan mempunyai tempat tinggal yang layak, apa kau sanggup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Blossoms
FanfictieHaruno Sakura sudah terlahir dari sendok emas sejak kecil, bagi nya tidak ada kata kesulitan apapun itu untuk di gapai atau pun di pijak. Sebagai putri tunggal kaya raya di Asia wanita yang baru saja menginjak usia 20 tahun nya itu di arahkan sebaga...