7- akhirnya

340 30 2
                                    

" ada lagi yang tertinggal? " tanya sae pada istrinya, dirinya baru pulang saat malam tadi, sekitar pukul 2 dini hari.

dan sekarang, adalah akhir yang sejujurnya Rin tunggu-tunggu, Karna pada akhirnya kakak ipar sialan itu pergi menginjakkan kaki dari rumahnya.

" ehem, kurasa tidak " dirinya full senyum sekali saat ini, dengan koper yang di tenteng oleh sae, dirinya bergelayut manja di tangan sang suami.

sedangkan Rin dan (name) yang melihatnya : 😶😶

" ehehe, akhirnya kau pulang ehehe " ujarnya sambil cengengesan.

sae terlihat menaikkan alisnya, sebelum akhirnya dia tersenyum tipis seraya menepuk kepala sang istri.

selang beberapa menit akhirnya pasutri itu pergi meninggalkan kediaman Rin dan (name).

" hah... akhirnya " ujar lega dari (name).

Rin sedikit melirik sebelum memilih untuk beranjak ke dalam rumah, penantian yang dia tunggu-tunggu selama beberapa Minggu itu akhirnya tercapai.

' pencapain baru, wanita sialan itu pergi, yes! aku berdua dengan (name)!! ' serunya dalam hati.

walau wajahnya memang terlihat datar seakan tak peduli, tapi berbeda dengan isi hati, dirinya justru berteriak di dalam batinnya.

sebenarnya jika ingin melihat rin salting ataupun senang itu cukup mudah, bisa dilihat dari pantulan mata yang berbinar, telinga yang memerah dan arah mata nya yang gusar.

" Rin, kau tidak bekerja? " tanya sang istri, sedangkan dirinya terlihat terdiam menatap sang istri yang di bawah.

oh! dia lupa dia punya pekerjaan di kantor, sedikit melirik arloji, Mata nya membulat, sekarang jam 10 pagi??!.

perasaan baru saja dia bangun jam 6 tadi, masa sekarang sudah jam segitu saja? ah, waktu berlalu dengan begitu cepat ya Rin.

" ah, em.. mungkin aku ingin di rumah dulu, itu.. ya " ujarnya tak jelas.

sedangkan (name) hanya mengangguk seolah mengerti lalu dirinya beranjak pergi, " eh kok dia pergi begitu saja? " gumam Rin.

biasanya istrinya tak seperti itu, kenapa ya? sejenak dirinya memikirkan, apa (name) marah Karna dirinya tak berangkat ke kantor? atau karna hal lain?.

terlihat (name) yang sedang menaiki tangga, wajahnya biasa saja si, tapi seperti ada yang berbeda jika menurut Rin.

dengan keberanian dirinya mengeluarkan suara, " (n-name)!! " panggil nya sedikit berteriak.

(name) menoleh, " iyaa Rin? kenapa, kau lapar? " tanya nya.

Rin menggelengkan kepala, dirinya berjalan mendekati sang istri yang berada di anak tangga.

setelah sampai di depannya, Rin sedikit menunduk, dirinya entah kenapa malah merasa bersalah.

" ah, itu.. aku ada salah? kalo ada aku minta maaf—"

" tidak " balas (name) cepat, oh, nada bicaranya datar.

Rin semakin gelisah ke sana ke sini, dirinya hendak melontarkan pertanyaan lagi, jika saja sang istri tidak terlanjur memotong pembicaraannya dan meninggalkannya di sana.

merasa dirinya di tinggal, Rin malah mengikuti arah istrinya, istrinya berjalan ke arah balkon rumah.

" eh, kenapa mengikuti ku? " tanya (name) aneh, dirinya sangat heran saat Rin yang tiba tiba sekali seperti ini.

[padahal Rin lagi pusing mikirin kamu kenapa (name)!!]

" kurasa aku punya salah, jadi kumohon bicara saja, jangan seperti ini, aku tidak suka.. " nada murung tanpa sadar Rin keluarkan.

(name) terdiam sejenak, dirinya mengisyaratkan agar Rin mendekat.

suami nya yang bagaikan gedung Pajajaran itu menurut untuk mendekati nya.

terlihat (name) menghela nafas untuk yang kesekian, " maaf jika kau merasa terdiam kan oleh sifat ku yang tiba tiba, tapi jujur saja energi ku habis untuk hari ini. " ujar nya.

Rin memiringkan kepala nya bingung,
'tumben' ujarnya dalam hati.

tapi tak sampai disitu saja, dirinya kembali bertanya, " memang kegiatan apa yang kau lakukan hari ini? sampai menguras habis energi mu? " tanya nya lembut.

tangan nya beralih menyentuh kedua pundak sang istri, bibirnya juga pucat pasi seperti.. istrinya ini sedang sakit.

dan itu sudah pasti masuk ke dalam ke-khawatiran Rin, 'ada yang salah dengan istrinya'.

" tolong jawab aku. . . " ujar nya murung saat tidak mendapatkan balasan yang dia harapkan.

istrinya masih terdiam, " aku. . . muntah-muntah tadi pagi, tapi kurasa itu tidak masala—"

" kau muntah tadi pagi??!! " potong Rin begitu saja.

raut wajah yang biasanya datar kini berubah menjadi khawatir tak kentara.

" kau kenapa? bicara padaku, kita ke dokter sekarang oke, siapkan dirimu—"

" tidak Rin, kurasa ini gejala awam bagiku "

" huh? gejala awam apanya? " tanya nya sekali lagi.

tangan mungil istrinya mengambil sesuatu di balik saku baju, lalu memindahkan benda itu ke dalam tangan Rin.

" aku... hamil, garisnya dua " ujar nya lirih dengan senyum tipis.

Rin memelototkan matanya, tangan nya bergemetar, matanya dengan perlahan mulai berair, juga dengan wajah yang kentara memerah.

" s-seriuss? ini. . . bukan mimpi? " tanya nya.

(name) menganggukan kepala nya seraya memberi senyuman paling bahagia yang dia tunjukan kepada Rin.

tak menyangka, akhirnya kedatangan malaikat kecil itu sungguh benar benar menghampiri mereka.

dengan gemetar Rin memeluk istrinya, mencium pucuk kepala nya dengan penuh kasih sayang.

(name) juga membalas pelukan Rin, dia menangis terharu di pelukan nya. bisa dia rasakan gemuruh hebat dari dalam dada Rin terasa oleh telinganya.

Rin melepaskan pelukannya, dia dengan sigap menggendong sang istri menuju ke ranjang, " kau harus beristirahat, tak ada pekerjaan rumah yang perlu kau sentuh. tunggu disini, aku mau mengabari ibu " ujarnya.

dirinya segera mengambil handphone dan memberikan pesan kepada keluarganya yang disana tentang keberkatan ini.

nada bicara nya memang datar, tapi tak ayal bahwa pancaran sinar mata penuh kegembiraan terlihat di sana.

selesai menelpon sang orang tua, dirinya kembali melirik ke arah sang istri, matanya kembali berkaca kaca, sudut bibirnya bergetar menahan tangis.

dia menghampiri sang istri yang terkekeh kecil dengan lunglai, tangan nya menyentuh pundak sang istri sebelum menenggelamkan tubuhnya.

Mereka berpelukan sambil Rin menangis sesegukan, sungguh pemandangan langka bagi (name) Karna pria datar ini jarang menunjukan emosinya.

tangannya terulur mengelus lembut penuh kasih sayang pucuk kepala Rin,
" sudah sudah, jangan menangis terus, nanti Dede bayi ikutan sedih.. " ujar nya.

Rin perlahan menghentikan tangisnya, dia mendongak menatap ke arah (name) yang masih mengelus kepalanya.

" a-aku mencintai mu, sungguh. . . melebihi diri ku sendiri, terimakasih. . . terimakasih, kau sungguh rumah ku, jangan tinggal kan aku, tuk selamanya." ujar nya dengan mata berkaca kaca.

(LUCU BGT JIR!! MW RIN!!)

(name) tersenyum tipis, " tentu, aku juga sangat-sangat mencintai mu, jadilah cinta terakhir ku sampai kita menua " balasnya.

Rin kembali ingin menangis, dia paling tidak bisa saat menerima kata kata romantis yang berasal dari wanita tercintanya.

jika bagi semua orang Rin adalah pria egois yang keras kepala atau apapun itu, maka bagi (name) dia akan menyangkal itu semua Karna demi apapun Rin hanyalah lelaki berhati lembut yang di takdirkan untuknya.




TBC.

ngku sapa yg prnh ngira Rin red flag? cwo selucu ini pdhal

eh, sorry ye pndek

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❆ 𝑵𝒊𝒌𝒂𝒉!! 𝑰𝒕𝒐𝒔𝒉𝒊 𝑹𝒊𝒏 𝑿 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔 ❆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang