Harapan 🕊 { 11 }

370 38 7
                                    

Satu bulan kemudian..

Satu bulan, satu bulan lamanya ketiganya menjalani takdir dengan ikhlas

Dan satu hal yang tak pernah raihan sangka

Yaitu dengan perlahan raihan benar-benar bisa menerima Shania menjadi istrinya

Mungkin rasa sayang nya perlahan akan Shania dapat kan

Walaupun nyatanya cinta nya masih sepenuhnya milik alzena

" Al.. Masa mbak diem aja " Ucap Shania

" Udah deh mbak.. Mbak diem aja liatin, kan ada bi ami juga " Ucap alzena

Ya, alzena tengah menyiapkan makanan cukup banyak, karna usia kandungan Shania sudah menginjak tujuh bulan

Dan alzena ingin mengadakan acara tujuh bulanan untuk Shania

Sekarang Shania dan kandungannya benar-benar sehat

Di Enam bulan usia kandungannya saat itu hampir ia melenyapkan dirinya dan mengajak anak yang tak berdosa

Hingga akhirnya ia bertemu dengan alzena dan raihan yang sekarang sudah menjadi suaminya

" Ckk apa kek.. Gatel banget ini tangan pengen bantuin.. " Ucap Shania

" Al, aduin ke abang yah.. " Ucap alzena

Shania berdecak, sekarang alzena suka mengadukan nya pada suaminya jika dirinya tak menurut

" Kamu tuh apa apa laporan sama mas raihan.. " Ucap Shania cemberut

Alzena terkekeh

" Ya kalau gak gitu, gimana lagi " Ucap alzena

" Aww.. Shh "Shania meringis memegang perutnya

Alzena kaget langsung mendekati Shania

" Kenapa mbak?? "'Tanya alzena panik

" Bi minta tolong ambilin kursi roda nya mbak nia " Ucap alzena

Bi ami mengangguk kemudian langsung mengambil nya

" Tuh kan.. Udah di bilangin tadi" Ucap alzena memengangi tangan Shania

" Kan mbak daritadi diem " Ucap Shania

" Ini nyonya.. " Ucap bi ami

" Duduk dulu mbak.. " Ucap alzena

Shania duduk sambil meringis alzena berjongkok mengelus perut buncit Shania

" Sakit?? " Tanya alzena

" Dia nendang kenceng banget, mbak sampe kaget " Ucap Shania setelah mengatur nafas nya

Alzena tersenyum kemudian kembali mengelus perut shania

" Nak.. Kamu tau yah, kalo ibu kamu susah di bilangin, jadi adek tendang " Ucap alzena

Shania menggelengkan kepalanya mendengar ucapan alzena

" Kalau ibu nya masih bandel, tendang lagi aja dek.. Tapi jangan kenceng kenceng, kasian ibu " Ucap alzena

" Ya allah.. Dia adalah perempuan yang begitu sempurna bagiku, tolong berilah ia kebahagiaan, dan jauhkan ia dari kesedihan " Ucap Shania dalam hati

Setelah itu alzena kembali membereskan pekerjaan nya, karna acaranya akan di mulai nanti sore

Alzena dan raihan hanya mengundang anak yatim dan beberapa tetangganya yang dekat

Suara pintu dari luar, membuat Shania menawarkan dirinya untuk membukanya

Shania menggerakkan kursi roda nya

HARAPAN 🕊 [ TREASURE ]  [ BABY MONSTER ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang