Harapan🕊 { 21 }

390 43 9
                                    

Sesampainya di rumah alzena langsung membawa biru ke kamar yang terletak di atas

Sedangkan raihan membuka kamar yang biasa ia pakai jika tidur bersama shania

Raihan mengedarkan pandangan nya ke seluruh isi kamar

Raihan menutup pintunya kemudian ia duduk di kasur

Raihan mengusap tempat dimana shania tidur

Raihan meneteskan air mata nya

" Maaf " Ucap raihan

" Mas adalah suami jahat, maafin mas shan.. " Ucap raihan dengan penuh penyesalan

" Andai mas lebih merhatiin kamu, mungkin mas bisa tau apa yang sedang kamu alami selama ini " Ucap raihan

Raihan mengambil bingkai foto yaitu foto pernikahannya dengan shania ketika di rumah sakit

Shania mencetak nya sendiri bahkan foto pun shania lah yang mencetaknya

Dirinya benar-benar tak memperdulikan istrinya itu

" Maaf shan.. Maaf " Ucap raihan terisak

Raihan menjatuhkan dirinya ke bawah kasur

Tanpa sadar alzena masuk kedalam kamar

Alzena meneteskan air matanya melihat suaminya seperti ini

" Mbak.. Liat abang, dia merasa jika dirinya gagal menjaga mu, bukan hanya abang, Tapi al juga al seperti menghilangkan tanggungjawab untuk menjaga mbak nia " Ucap alzena dalam hati

Alzena berjongkok kemudian memeluk suaminya dari belakang

Raihan semakin terisak saat alzena memeluknya

" Maafin abang.. Maaf telah membuat dia pergi " Ucap raihan

Alzena menggelengkan kepalanya

" Mbak nia adalah perempuan baik.. Dia rela mereka hidupnya buat kita " Ucap alzena

" Abang jangan terus nyalahin diri abang terus.. Mbak nia pasti sedih melihat nya " Ucap alzena

Raihan membalikkan tubuhnya kemudian menarik alzena ke dalam pelukan nya

" Mas bersumpah shan.. Mas akan tepati janji kamu, mas bakal jaga alzena dan biru " Ucap raihan dalam hati

Raihan memeluk alzena begitu erat

-

-

-

Empat tahun kemudian..

Raihan melilitkan handuk di pinggang sang putra

" Sana sama bunda, ayah beresin bekas mandinya dulu " Ucap raihan

" Oke ayah " Ucap sang putra

Biru membuka pintu kamar mandi nya

" Bunda mana " Ucap biru

Biru ke luar dari kamarnya dengan tanganya yang menahan handuknya yang sepertinya akan melepas 

Mbak sayang kamu al..

Alzena menghapus air matanya saat ia selesai membaca surat yang di berikan shania khusus untuk nya

Entah keberapa ia membaca surat nya tapi ia tetap menangis

Sudah empat tahun, ia masih merasakan jika shania masih ada di sekitar nya

" Bundaaa.. " Alzena langsung menghapus air matanya

Alzena tersenyum saat putranya sudah di hadapannya

" Udah selesai mandi nyaa.. " Ucap alzena mengelus pipi sang putra

HARAPAN 🕊 [ TREASURE ]  [ BABY MONSTER ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang