13 - décrire le problème

68 7 0
                                    

[ H e a r t b u r n ]

“Apa ini?”

Kening Kafssa menampakkan garis samar, kedua alisnya menukik tak senang. Menatap sengit pada sebuah amplop coklat yang berada diatas meja dengan sebuah ujung kertas mencuat keluar.

Mereka ada disebuah ruangan yang terhubung dengan kamar pribadi Hugo dirumah cowok tersebut. Secara terbuka Hugo meminta Kafssa untuk menemuinya dan cowok itu menyetujui walau jam telah menunjukkan pukul satu dini hari.

Hugo duduk berhadapan dengan Kafssa. Tak henti-henti menghela napas panjang dan terdengar gelisah. Dia meletakkan kacamata yang sebelumnya bertengger di hidung mancungnya. Jari telunjuk itu mengetuk-ngetuk permukaan meja, kemudian bersuara. “Surat persetujuan pembelian organ tertentu.” Dia menatap Kafssa yang sejenak melirik bergantian antara dirinya serta kertas yang ada diatas meja. Hugo menggesernya lebih dekat supaya Kafssa bisa melihat isinya. “Dicetak dan disimpan, jadi barang bukti. Gue cuman nyalin karena yang asli dibawa pihak penyidik. Salah satu korban yang hilang sebelumnya terlibat tawar-beli organ dengan akun anonim di sosial media.”

Kafssa menegakkan tubuhnya. Respon sempurna ketika dia mulai tertarik terhadap obrolan serius yang sedang dituturkan Hugo.

Agak aneh. Mengapa korban tersebut justru melibatkan diri pada tindak sebesar ini. Apakah karena dorongan finansial atau desakan dari pihak lain.

Mata Hugo melirik pada layar laptop yang menampilkan sejumlah data hasil penelusurannya terhadap hal terkait. Secara rahasia dia melakukan sebuah operasi penyelidikan. Cowok itu membalikkan benda tersebut hingga kini dapat mudah dilihat oleh Kafssa. Dia menunjukkan sebuah presentase dari beberapa laporan yang dia terima. “Berdasarkan laporan terkait, terdapat sekitar tiga puluh orang, terdiri dari dua puluh dua orang dewasa dan sisanya menyasar ke anak-anak. Orang-orang dekat mereka bikin laporan hilang secara berkala, dengan tenggat waktu yang hampir berdekatan.” Kedua tangannya bertautan didepan mulut, menumpu dagu dengan pandangan tak beralih terhadap Kafssa.

“Ini masih berkaitan sama korban yang terlibat penjualan organ sebelumnya.” cetus Hugo.

Cowok berusia delapan belas tahun itu menyukai teka-teki. Dia bertaruh banyak waktu tidur demi menuntaskan rasa penasaran yang menjerat hingga merangsang otaknya terus bekerja memikirkan spekulasi paling mendekati benar.

Kafssa memperhatikan dengan cermat. Dia tak banyak bicara, tetapi tetap mendengarkan dengan wajah serius. Ada beberapa data yang sudah Kafssa kantongi bahkan sebelum menerima laporan dari Hugo saat ini, dan rangkuman miliknya itu sedikit berbeda dari hasil Hugo, meski merujuk pada garis besar yang sama.

Hugo menyadarkan punggungnya sembari mendongak dengan helaan napas lelah. Ada hening sesaat. Kafssa  tengah menata rencana sementara Hugo damai memijit pelipisnya. Kemudian dia kembali menarik atensi penuh Kafssa dengan berucap. “Lo tau? Keluhan keresahan ini dalam satu setengah bulan terakhir pada tahun sekarang, rasionya melonjak dibandingkan tahun sebelumnya. 28,08% kasus paling sering ditangani dan sulit diberantas adalah hilangnya sejumlah orang dan kematian secara nggak masuk akal.” Kali ini, wajah Hugo agak keras. Matanya menatap tajam, kedua tangannya melipat diatas meja. Tak pernah menyembunyikan keterangan yang dia tahu.

“Nggak masuk akal?” Kafssa bertanya.

“Setelah mereka pergi dari rumah, berita kematian itu datang. Nggak ada pemicu apapun, tetapi keluarga percaya kalau korban mungkin aja tertekan diluar lingkungan rumah, mereka bikin kesimpulan kalau orang-orang sekitar mungkin aja sengaja menculik, tapi mereka nggak punya pihak yang harus disalahkan. Ngerti nggak?”

Kadang, karena Hugo tak bisa mengatasi sendirian, dia membutuhkan Kafssa untuk memberikan usulan serta dorongan bagaimana seharusnya dia bertindak. Maka, dengan begitu mereka saling menguntungkan. Hugo pula mengatakan. “Beberapa aktivis mulai beranggapan adanya sindikat penjualan manusia hidup yang mulai merangkak di kota ini. Atau pembunuh berantai, tapi itu masih anggapan dasar. Empat tahun lalu dengan kasus serupa, rasionya memang lebih rendah, tapi mengarah pada satu titik yang sama. Hilang tanpa jejak. Kasusnya ditutup karena nggak nemuin titik terang.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heartburn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang