BAB 13: IKATAN

31 3 0
                                    

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Minghao kini telah menginjak kelas 11, sebuah kelas spesial yang terasa jauh lebih tenang dan santai dibandingkan dengan kelas sebelumnya, atau mungkin juga dibandingkan dengan kelas di masa depannya nanti.

Saat banyak siswa lain masih kebingungan menentukan mata pelajaran pilihan mereka, Minghao sudah sejak lama menyiapkan rencananya. Dia tidak pernah ragu, kedokteran adalah tujuan utamanya.

Minghao selalu siap menghadapi masa depannya. Baginya, terburu-buru bukanlah gayanya. Bahkan, rencana untuk masuk jurusan kedokteran sudah ia rancang sejak duduk di bangku SMP.

Tidak heran jika dia terlihat begitu matang dan berbakat dalam bidang akademik. Sementara teman-temannya masih menyesuaikan diri dengan materi kelas 11, Minghao sudah merasa selangkah lebih maju.

"Halo, kelas, selamat pagi," sapa Pak Kim, wali kelas mereka, dengan ramah.

Seluruh siswa kelas 11-B serentak menjawab salamnya dengan semangat. Suasana di kelas terasa hangat dan akrab, terutama setelah mereka melewati tahun yang cukup berat sebelumnya.

"Wah, gak nyangka, ya, kita ketemu lagi di kelas 11," lanjut Pak Kim dengan senyum bangga.

Tepuk tangan pelan terdengar dari barisan belakang kelas, diikuti oleh tepukan dari seluruh siswa lainnya, termasuk Pak Kim sendiri. Ada rasa bangga dan haru yang meliputi mereka semua—kelas yang berhasil melalui banyak tantangan hingga saat ini.

"Kita langsung tentukan pengurus kelas sekarang aja, ya," lanjut Pak Kim, membuat seluruh siswa tiba-tiba menegakkan badan, penuh perhatian.

Pak Kim melirik ke arah beberapa siswa di depan kelas sebelum melanjutkan.

"Untuk tahun ini, bapak mau nunjuk Jun sebagai ketua kelas."

Jun, yang tadinya ingin bersantai dengan kepala tertunduk di meja, langsung duduk tegak dengan tatapan terkejut. Tidak hanya Jun yang terkejut, seluruh kelas ikut gempar mendengar keputusan itu. Jun? Ketua kelas?

"Nggak usah kaget,"

Pak Kim tersenyum kecil, seakan tahu apa yang ada di pikiran siswa-siswanya.

"Tahun lalu, Eunwoo, Jeonghan, dan Minghao, kan, kerepotan banget ngurus yang suka bolos, jadi tahun ini bapak mau coba yang beda. Bapak mau jadikan yang suka bolos, jadi pengurus kelas," ucapnya dengan nada bercanda namun serius.

Kelas langsung meledak dalam tawa. Semua mulai mengerti maksud Pak Kim. Jika Jun menjadi ketua kelas, dia tidak akan bisa bolos lagi, karena ketua kelas selalu menjadi orang yang pertama kali dicari guru setiap kali ada absen atau masalah. Jun, yang tadinya ingin protes, kini hanya bisa duduk terdiam dengan wajah lesu.

Mingyu, Hansol, dan Soonyoung, kelompok siswa yang terkenal suka menggoda teman-temannya, mulai tertawa terbahak-bahak, merasa senang karena Jun akhirnya mendapatkan "hukuman" atas kebiasaan bolosnya.

"Tapi itu bener, Pak! Jun gak bisa dibilangin sih, bolos mulu," ejek Mingyu sambil menahan tawa.

Sementara di sudut lain kelas, Minghao hanya mengamati suasana dengan senyum kecil di bibirnya. Melihat wajah frustasi Jun yang sudah ingin protes namun tidak mampu dan menerima akibat perbuatannya selama di kelas 10 lalu, Minghao bersyukur sekali tidak menjadi pengurus kelas, beban nya benar-benar berat tahun lalu.

Pak Kim kemudian melanjutkan pengumuman pengurus kelas lainnya.

"Nggak usah ketawa dulu, Kim Mingyu. Kamu bakal jadi wakil nya, Hansol jadi bendahara, terakhir Kwon Soonyoung jadi sekretaris," katanya, disambut dengan ekspresi bercampur antara kaget dan geli dari dua siswa tersebut.

SIMFONI ASIMETRIS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang