BAB 4: MEMILIH

33 6 0
                                    

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Di dalam mobil, Wonwoo dan Minghao duduk di kursi penumpang dan Minghao menyetir. Mereka baru saja meninggalkan sekolah dengan masih terdiam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya.

Wonwoo menatap ke luar jendela, tampak gelisah dan tidak nyaman. Suara mesin mobil dan gemericik hujan ringan di kaca jendela semakin menambah kesan tenang yang membuat suasana semakin sunyi. Akhirnya, Wonwoo memecah keheningan dengan mengeluarkan keluhan yang sudah lama terpendam.

"Gue bingung banget, Hao. Mingyu dekatin gue mulu, padahal, kan, gue suka sama teman nya." kata Wonwoo dengan nada putus asa.

Minghao, yang duduk di sampingnya, menoleh sejenak dengan ekspresi datar yang khas. Dia melirik keadaan langit di luar, tapi kata-kata Wonwoo menarik perhatiannya.

"Itu berarti lo harus milih. Nolak Mingyu yang suka sama lo, atau tetap suka sama Jun." jawab Minghao tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Wonwoo menatap Minghao dengan tatapan bingung dan frustasi.

"Gue mau milih Jun aja, tapi Mingyu gangguin mulu, anjirrr!"

Minghao menghela nafas pelan dan mengalihkan perhatian penuh pada Wonwoo.

"Mau cepat atau lambat lo harus milih, Won. Kalo gini mulu yang ada lo sendiri yang susah. Kalo mau milih Jun, lo harus berani bilang ke Mingyu."

Wonwoo mengerutkan dahi dan tampak semakin tertekan.

"Tapi, gue nggak bisa seenak itu nolak Mingyu, kasian, Haooo."

Minghao menarik napas panjang, merasa sedikit frustrasi dengan ketidakmampuan Wonwoo untuk membuat keputusan.

"Di situasi lo gini emang nggak ada keputusan yang sempurna, Won. Mau milih Jun atau Mingyu, semuanya bakalan ada konsekuensinya. Malah semakin lama lo biarin, lo bakalan nyakitin diri lo sendiri makin jauh."

Wonwoo meremas tangan di atas pangkuannya, tampak frustrasi dan tidak bisa berkata-kata.

Minghao memberikan tatapan serius, mencoba untuk menenangkan Wonwoo.

"Gue bukan ngedukung lo sama Mingyu, tapi jangan sampai lo kehilangan kesempatan karena maksa kehendak lo demi ego."

Wonwoo menghela napas berat, rasa frustrasi dan kebingungan terlihat jelas di wajahnya.

"Kalo nggak milih satupun?"

"Itu juga keputusan, menyerah sama Jun dan nggak nerima Mingyu,"

Minghao memberikan senyuman kecil yang penuh pengertian, meskipun tidak sepenuhnya ceria.

"Pikirin baik-baik, Won. Gue tau kok sebenarnya udah tau mau ngapain cuma masih ragu aja."

Suasana mobil kembali hening sejenak, dengan hanya suara mesin dan hujan yang menyertai perjalanan mereka. Wonwoo tampak merenung, memikirkan kata-kata Minghao sambil berusaha menyusun rencana untuk menghadapi situasi yang membingungkan ini. Minghao, meskipun tidak banyak bicara, merasa bahwa dia sudah memberikan dukungan yang diperlukan.

Ketika mereka akhirnya tiba di tujuan, suasana di dalam mobil terasa sedikit lebih tenang, dengan Wonwoo yang tampaknya sedikit lebih lega. Minghao hanya memberikan senyuman pelan, menyadari bahwa apapun keputusan yang diambil Wonwoo, itu pasti akan menjadi bagian penting dari perjalanan hidup mereka.

"Thanks, Hao."

Minghao tersenyum sebari mengangguk.

***

SIMFONI ASIMETRIS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang