BAB 8: MINGHAO

42 4 0
                                    

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Di sebuah pagi yang cerah, suasana di kelas Eunwoo terasa penuh semangat. Suara tawa dan obrolan ringan mengisi udara, namun di sudut ruangan, Eunwoo tampak gelisah.

Dia memandangi daftar peralatan yang harus dibeli untuk keperluan kelas, tetapi hatinya dipenuhi kecemasan. Ada urusan penting yang harus dia selesaikan, dan itu membuatnya tidak bisa pergi.

Setelah beberapa saat menimbang-nimbang, Eunwoo memutuskan untuk mendekati Jun, salah satu anggota kelas yang selalu bisa diandalkan, jika menyangkut nama satu orang.

“Jun,” panggil Eunwoo sambil melangkah mendekat.

Jun yang sedang asyik dengan ponsel nya belajar menoleh, terlihat sedikit bingung.

“Ya?” tanya Jun, dengan alis yang sedikit terangkat.

Eunwoo menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat.

“Lo bisa bantu beli barang-barang buat keperluan kelas, nggak? Gue lagi ada agenda besok, jadi nggak bisa,” ujarnya, dengan nada penuh harap.

Namun, Jun menggelengkan kepalanya dengan tegas.

“Kok, gue? Minta ke yang lain aja,” jawab Jun, sambil kembali fokus pada ponselnya.

Eunwoo merasa hatinya sedikit terjatuh. Dia tahu Jun adalah satu-satunya yang bisa diandalkan dalam situasi seperti ini. Dia memijat pelipisnya, berpikir keras. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya.

“Lo nggak sendiri, kok. Entar beli nya bareng Minghao, dia, kan, bendahara, soalnya Jeonghan juga nggak bisa,”

Eunwoo menambahkan, berharap ini bisa menarik perhatian Jun.

Mendengar nama Minghao, ekspresi Jun langsung berubah. Seolah terbangun dari lamunan, matanya berbinar.

“Minghao?” tanya Jun, tak bisa menyembunyikan rasa antusiasnya.

Eunwoo mengangguk, merasa senang melihat perubahan dalam diri Jun.

“Iya, gue nggak bisa temani dia, tadi dia bilang bisa sendiri tapi gue nggak yakin, soalnya barang-barang nya bakalan banyak.”

Tanpa basa-basi, Jun langsung menjawab.

“Oke,” singkat tanpa menolak, namun tetap dengan ekspresi datarnya yang sengaja dia tampilkan untuk menyembunyikan rasa senangnya.

Lihatlah betapa cepatnya Jun berubah pikiran hanya dengan menyebut nama Minghao. Eunwoo tersenyum lebar, merasa lega dan bersyukur.

Thanks, Jun,” ucapnya.

Benar, kan? Hanya dengan satu nama, semuanya langsung berubah.

***

Di sebuah sore yang hangat, Eunwoo memutuskan untuk memberi tahu Minghao tentang rencananya. Setelah berbincang dengan Jun, dia merasa lega karena pria mau membantu. Namun, dia tahu bahwa Minghao terkadang bisa keras kepala.

SIMFONI ASIMETRIS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang