Prolog

479 15 2
                                    

Dalam suasana yang tegang, seorang anak perempuan berumur tujuh tahun sedang meringkuk didalam rumah yang kosong. Dihadapannya terdapat manusia yang tidak bernyawa, ibunya.

"Ma...jangan tinggalin Leyna." Gumam gadis itu menahan sakit dikepalanya.

"Leyna!!!" Panggil seorang wanita berumur 60-an.

"Ne-nek...mama..." Ucap anak perempuan itu tercekat.

"Nenek disini Leyna, ikhlasin mama ya. Jangan sedih." Hibur sang nenek.

"Mama hiks, Leyna takut nek...mama udah pergi." Tangis Leyna pecah, anak perempuan itu sangat tersakiti karena kepergian orang terkasihnya.

"Leyna gamau tinggal sama papa hiks...papa ngga sayang Leyna."

"Papa sayang sama Leyna. Leyna harus tinggal sama papa karena nenek ngga bisa ngebiayain hidup Leyna. Maafin nenek."

Sejak saat itu, kehidupan gadis kecil itu sangat sulit. Ibunya meninggal dikarenakan bunuh diri. Papanya menikah lagi dan tidak mengijinkan Leyna untuk tinggal bersama neneknya.

Tidak terpanggil, tidak terlihat dan tidak berharga. Itulah yang selalu dirasakan oleh Leyna. Ibu tirinya baik, tetapi...sebaik-baiknya ibu tiri, ibu kandung jauh lebih baik.

****
"Memang salah kalo gue suka sama kak Exel?" Tanya perempuan itu heran dihadapan semua orang.

"Salah, gue ngga suka sama Lo. Kekanak-kanakan, penampilan Lo kaya anak SMP. Tas Lo aneh, rambut Lo juga aneh, pokoknya semua yang ada di diri Lo ini aneh. Gue ngga suka." Ucap Exel terang-terangan. Perempuan di hadapannya mengepalkan tangan kesal.

"Liat aja! Nanti kak Exel akan suka sama gue! Kak Exel calon masa depan gue, nanti kita pacaran, menikah, punya anak, dan menua bersama! Gue pastiin itu terjadi!" Ucap Aleyna mencetuskan tekadnya.

"Stres, Masih kecil udah ngomongin nikah." Ucap Exel berlalu meninggalkan Aleyna.

Selamat datang, di semesta EXELEYNA.

The Cuties PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang