BAB 6

196 10 1
                                    

Pagi ini, Exel memutuskan untuk memulai harinya dengan seperti biasa. Tidak ada patah hati, tidak ada kecewa, dan tidak ada lagi perasaan untuknya. Exel mengkhawatirkan bundanya yang selalu bertanya keadaannya akibat dirinya yang selalu belum menerima fakta bahwa Asteria tidak memilihnya.

"Nda, Exel berangkat sekolah dulu." Ucap Exel pamit pada bundanya sembari mencium tangan itu.

"Hati-hati, jangan ngebut ya naik motornya." Ucap bunda Exel.

"Iya." ucap Exel lalu pergi dari hadapan bundanya.

Exel mengendarai motornya dengan tenang, jalanan sudah mulai cukup ramai karena anak sekolah. Lampu merah, Exel menghentikan motornya dan mengedarkan pandangannya melihat sekitar. Sampai matanya tertuju pada angkot di sampingnya, angkot itu berjarak satu motor dari motor Exel. Rambut seorang cewek keluar dai jendela angkot tersebut.

"Aleyna?" Gumam Exel.
Aleyna sibuk membenarkan rambut panjangnya yang keluar dari jendela angkot itu. Iya seperti memunguti rambutnya yang berserakan. Aleyna menggerutu tidak suka, ia lupa membawa ikat rambut tadi karena terburu-buru pergi untuk menghindari papanya. Exel menatap pemandangan itu sembari tersenyum tipis, tingkah cewek itu sangat susah ditebak. Lampu berganti menjadi hijau, Exel segera melajukan motornya lagi menuju sekolah.

"Aley!!!! Woyy sini!!!" Ucap Eyo memanggil Aleyna untuk menghampiri dirinya. Aleyna segera tersenyum dan berlari menuju Eyo Berlari dengan kencang sampai tersandung kakinya sendiri.

Bruk, srek.

"Aduh! Ih sakit!" Ucap Aleyna menggerutu. Ia melihat ke arah kakinya dan matanya berhenti pada roknya. Roknya itu robek hampir sampai pada bagian pahanya. Matanya mulai berkaca-kaca melihat kesialan yang menimpah paginya.

"AAAAAAAAA!!! Rok gue robek!" Teriak Aleyna.

"Heh Lo jangan teriak malu anjir, nanti dikira gue yang buat Lo nangis." Ucap Eyo menghampiri Aleyna.

"Eyo jangan liat kesini! Cabul tau!!!" Ucap Aleyna galak.

"Ya terus mau Lo apa? Ini gimana Lo gak bisa berdiri." Ucap Eyo bingung.

"Gak tau, gimana Eyo, nanti kita telat masuk." Ucap Aleyna panik.

Tanpa di duga, seorang cowok datang dengan santai sembari menggendong tasnya. Ia mendekat ke arah Aleyna dan Eyo yang sedang bingung mengatasi masalah mereka. Cowok itu menaruh tasnya dan melepas jacket yang melekat pada tubuhnya lalu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Aleyna. Tangan cowok itu bergerak mengikat jaketnya ke pinggang Aleyna.

"K-kak Exel?" Tanya Aleyna gugup.

"Hm?" Jawab Exel sembari masih mengikat jaketnya di pinggang Aleyna. Dalam jarak sedekat ini, Aleyna bisa mencium aroma tubuh Exel.

"Lain kali jangan ceroboh," ucap Exel berdiri sembari mengulurkan tangannya untuk Aleyna. Aleyna menerima tangan Exel dan bangun dari duduknya.

"Lo obatin nanti temen Lo ini." ucap Exel pada Eyo yang sedang mematung melihat pemandangan yang ada di depannya. Setelah Exel pergi, Eyo dan Aleyna beradu pandang.

"AAAAAAAAA!!!!!!"

"KAGET! Harusnya yang teriak itu gue tau Eyo, kan gue yang lagi deg-degan. Kenapa malah Lo yang teriak!" Ucap Aleyna kesal.

"Bodo, mulut - mulut gue! Kak Exel sweet banget bangsat!" Ucap Eyo memuji Exel.

"Calon pacar gue! Dilarang mengagumi!" Ucap Aleyna memperingati.

"Heh! Gue masih doyan cewek ya! Tapi bukan type kaya Lo si, kaya bocil! Ceroboh, nyusahin orang!" Cibir Eyo.

"JAHAT!!!!!!" Teriak Aleyna.

The Cuties PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang