BAB 4

171 9 1
                                    

Suara langkah kaki seseorang mendekati dimana Aleyna duduk. Aleyna masih menunduk tidak berani melihat sekitarnya.

"Lo suka sama gue?" Tanya orang itu. Aleyna hanya diam. Perlahan kepalanya mengangguk.

"Baper banget Lo cuma gue tolongin udah suka sama gue." Ucap Exel. Aleyna segera mengangkat wajahnya untuk melihat wajah Exel. Disana terlihat kemarahan. Tetapi Aleyna tidak mengerti dimana salahnya.

"Jadi manusia gak usah gampang baper. Gue cuma nolongin Lo." Ucap Exel.

"Woy Xel udah, dia cuma suka sama Lo ngga salah kali." Ucap Aldrich datang.

Aleyna mengepalkan tangannya marah. Suka pada orang tidak salah. Lalu apa masalahnya? Jika ingin menolak, bukankah lebih baik jika Exel menjawab terimakasih dan maaf.

"Iya gue suka sama Lo kak. Kenapa emang? Gak boleh? Ini hati gue kenapa Lo yang ngatur." Ucap Aleyna tidak terima.

"Tapi gue gak suka sama Lo." Ucap Exel memajukan tubuhnya.

"Gak masalah. Masih ada besok, minggu depan, bulan depan dan tahun depan. Kakak bisa suka sama gue kapanpun." Ucap Aleyna.

"Mimpi aja Lo sampe koma, Lo bukan type gue." Ucap Exel.

"OSIS tapi mulutnya ngga ada tata Krama." Ucap Aleyna. Semua membulatkan mata mereka melihat keberanian Aleyna berbicara pada Exel.

"Apa kata Lo? Berani Lo sama gue?" Ucap Exel memajukan tubuhnya lebih dekat membuat tubuh Aleyna mundur perlahan.

"Apa? Hari ini gue cetuskan bahwa akan buat Lo jadi pacar gue kak. Inget itu." Ucap Aleyna.

"Cewek sinting." Ucap Exel meninggalkan Aleyna tetapi membawa gantungan kunci dan surat dari Aleyna.

"Weitssss dedek gemes satu ini berani juga. Udah gas aja. Exel jomblo." Ucap peeter berbisik.  Mata Aleyna berbinar mendengarnya. Itu berarti
ia memiliki kesempatan.

•••••••

"Gila Ley Lo berani banget tadi." Ucap Dena.

"Ya gue harus gimana dong, dia permaluin gue tau. Goblok banget gue suka sama dia." Ucap Aleyna.

"Tapi kak Exel kalo diliat dari deket guanteng banget ternyata. Circle mereka gak ada yang jelek sih." Ucap Dena.

"Eh supir gue udah jemput, Lo mau bareng?" Tanya Dena.

"Engga Den, gue naik angkot aja." Ucap Aleyna.

"Oke deh, hati-hati." Ucap Adena.
Aleyna mengangguk tersenyum mendengarnya. Ia menunggu angkot didepan gerbang sekolahnya sembari memasang earphone nya. Kepala Aleyna menoleh saat merasakan tepukan seseorang dibahunya. Aleyna segera membuka earphonenya. Dihadapannya terlihat dua cewek.

"Hai, Lo Aleyna kan? Gue Daisy." Ucap cewek itu.

"Iya kak, Aleyna. Kak Daisy yang kemarin dikantin kan?" Tanya Aleyna.

"Widiii masih inget. Iya, gue Daisy. Ini temen gue Lily." Ucap daisy menunjuk Lily. Aleyna tersenyum pada keduanya.

"Kita punya temen satu lagi." Ucap Lily.

"Temen nya udah pulang ya kak?" Tanya Aleyna.

"Iya, udah pulang jauh banget. Pulang ke rumah yang sebenarnya. Disamping tuhan." Ucap daisy.
Aleyna tertegun mendengarnya.

"Maaf ya kak, gue gak tau." Ucap Aleyna.

"Gapapa, andai masih ada pasti seneng banget ketemu Lo. Sefrekuensi soalnya. Sama-sama berani." Ucap Lily.

The Cuties PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang