BAB 1

278 13 0
                                    

Seorang perempuan dengan sibuknya mencuci piring didapurnya. Ia memiliki asisten rumah tangga, tetapi ayahnya selalu bilang bahwa ia harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.

Aleyna Rapunzela, Anak tunggal dari Aion dan Helcia. Ibunya meninggal dikarenakan bunuh diri. Sampai sekarang masih belum diketahui apa penyebab sang ibu bunuh diri. Aion, papa Aleyna sama sekali tidak peduli dengannya kecuali tentang sekolahnya. Aleyna selalu dituntut untuk sempurna, masa depannya sangat diatur oleh papanya, karena ia akan meneruskan semua pekerjaan papanya.

Aleyna memiliki ibu tiri bernama Agacia. Tidak baik, tidak jahat juga. Tetapi terkadang ibu tirinya lepas kendali dan berujung petaka bagi Aleyna. Walaupun begitu, kepribadian Aleyna tetap sama. Perempuan ceria yang selalu menerima keadaan.

"Ley ini hari pertama orientasi sekolah kamu kan?" Tanya Agacia duduk di ruang makan.

"Iya ma." Jawab Aleyna sembari membersihkan tangannya.

"Inget. Setelah orientasi, kamu harus ikut organisasi sekolah sebanyak-banyaknya untuk memikul nama baik dan menambah nilai kamu." Ucap Agacia.

"Iya, Leyna ngerti." Ucap Leyna lalu naik ke atas kamarnya untuk mengambil tasnya.

Aleyna menempuh pendidikannya di salah satu sekolah ternama, Plethora. Berjuang mati-matian dengan kapasitas otak yang tidak seberapa agar ia dapat mewujudkan keinginan papanya. Ralat, bukan keinginan. Tetapi tuntutan.

"Leyna berangkat dulu." Ucap Aleyna keluar dari rumah.

Meskipun memiliki fasilitas yang lengkap, Leyna selalu menggunakan angkot untuk pergi ke sekolahnya. Ia hanya tidak ingin memakai kebutuhan dari papanya. Rasanya, seperti berhutang. Meskipun itu adalah papanya sendiri.

"Aduh harusnya tadi gue naik taxi aja, udah jam segini. Bisa telat gue." Ucap Leyna menggerutu karena angkot tersebut sering berhenti untuk menampung penumpang. Setelah sampai, Aleyna dengan tergesa-gesa berlari menuju lapangan. Disana sudah ramai. Bahkan orientasi susah dimulai.

"Mampus gue." Ucap Aleyna.

"Itu siswi yang disana, cepat kesini." Ucap salah satu anggota OSIS.

Aleyna segera menghampiri kakak kelasnya. Sangat malu. Karena mereka semua berada didepan mahasiswa baru yang sedang melaksanakan orientasi.

"Kenapa telat?" Tanya seorang pria. Aleyna bisa melihat nametagnya. Abercio Agraha.

"Maaf kak, angkot yang saya tumpangi sempat bocor bannya." Ucap Aleyna menjelaskan.

"Mau dikasih hukuman apa La?" Tanya cowok yang memakai nametag Abercio itu.  Aleyna melihat ke arah yang abercio tuju. Attala Adelvino Heros. Ketua OSIS.

"Terserah Lo." Jawab Attala pendek.

"Gue ada ide." Ucap cowok mendatangi mereka, Peeter.

"Lo tembak kakak itu tuh." Ucap Peeter menunjuk cowok yang sedang menjelaskan sesuatu pada siswa baru.

"Kak itu namanya pembunuhan." Ucap Aleyna panik.

"Nih cewek kayanya polos deh." Ucap Peeter.

"Maksud temen gue, Lo bilang ke kakak itu, mau gak kakak itu jadi pacar Lo." Ucap Cio menjelaskan.

"Gila aja!" Ucap Aleyna. Semua orang sedang menatap ke arahnya dikarenakan suaranya yang lumayan keras.

"Kalo Lo gak mau, yaudah. Lo bisa pulang hari ini. Jadi Lo cuma orientasi dua hari dan ngga lulus orientasi." Ucap Aldrich.

"Jangan kak, bakal gue lakuin kok." Ucap Leyna berbalik menuju ke arah cowok yang ditunjuk Peeter.

"Kak.." panggil Leyna.

The Cuties PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang