-----oOo-----
Banyak yang bilang bahwa perempuan adalah makhluk yang susah untuk dipahami. Perempuan adalah makhluk yang tak bisa ditebak begitu saja apa maunya. Bagi sebagian besar lelaki, tentunya mereka setuju jika memahami kekasih hatinya adalah suatu hal yang sangat susah. Apalagi, ketika memahami perempuan yang sedang merajuk baik karena pramenstruasi, karena cemburu, hingga karena kelelahan. Perempuan yang sedang lapar pun terkadang sangat sulit untuk dipahami dan dimengerti apa maunya.Jika perempuan adalah makhluk yang paling sulit untuk dipahami, maka lelaki adalah mahkluk yang juga sangat sulit atau susah untuk dimengerti. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama. Tanpa disadari, keduanya sama-sama rumit dalam urusan asmara. Keduanya bisa menjadi pribadi dengan pemikiran dewasa. Tapi tak jarang juga keduanya akan sangat kekanak-kanakan dan salah paham jika suatu hal tak sesuai dengan kata hatinya.
Seperti dua insan bernama Saddam dan Rara contohnya. Keduanya sama-sama tak ingin dibilang rumit meskipun nyatanya mereka memang sangat sulit dipahami. Bagi Rara, Saddam adalah manusia yang ingin dimengerti tapi sulit dipahami. Sama dengan Saddam, lelaki itu juga berpikir demikian terhadap Rara.
Kata Restu, keduanya memang rumit. Kadang terlihat sangat romantis bagaikan sepasang kekasih. Tapi, kadang tak jarang juga keduanya terlihat seperti kucing dan tikus. Namun, entah kenapa mereka berdua akan terlihat cocok-cocok saja jika sudah disandingkan. Dan semua penghuni Kost Nusantara pun mengakuinya.
Jika teringat dengan gembok dan kunci yang ia berikan waktu itu, Rara selalu mempertanyakan pada dirinya sendiri. Sebenarnya hubungan seperti apa yang ia jalin dengan lelaki itu sejauh ini. Kenapa sangat terlihat ambigu. Tak jarang juga ia selalu bergurau pada Saddam dengan bertanya bagaimana perasaannya saat ini. Sebenarnya ia tak bergurau, ia benar-benar serius memastikan jika lelaki itu sudah menaruh rasa padanya atau belum.
“Abaaang, udah cinta sama Rara belum?”
“Belum,” jawabnya santai sambil asyik bergelut dengan laptopnya.
“Kalau besok, udah cinta belum?” tanyanya lagi, kali ini disertai dengan kedua matanya yang berkedip cepat.
“Nggak tahu,” jawabnya ketus.
“Kalau lusa?”
Seketika Saddam memicing ke arah gadis itu. Tatapannya masih sama seperti biasa. Dingin.
“Kamu laper ya?”
Yang ditanya hanya mengerjap pelan. Tiba-tiba sekali pikirnya.
“Eh? Hah? Laper?”
“Iya. Kamu suka bawel kalo lagi laper soalnya.”
Belum sempat Rara menjawab. Lelaki itu kembali bicara.
“Atau haus?”
“Aku haus akan kasih sayangmu, Bang.” Sayangnya kalimat itu hanya ia pendam dalam lubuk hatinya. Ia tidak ingin membuat mood Saddam berantakan dengan berbagai celetukannya.
“Iiihh hafal banget kalo aku bawel waktu laper. Udah cinta ya??” tanyanya menggoda sambil menunjuk-nujuk wajah Saddam.
Tapi lelaki itu hanya terdiam menatap Rara lelah. Dari tatapan itu saja Rara sudah mengerti jika dirinya sebaiknya harus diam saja.
“Diem dulu. Aku pesenin makanan. Nanang nggak masak tadi, dia sakit soalnya. Aku juga males masak,” katanya sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.
“Seblak ya, Bang.” Gadis itu sedikit mengintip layar ponsel Saddam. Tak seperti yang diharapkannya, Saddam memilih memesan makanan lain alih-alih Seblak seperti yang gadis itu inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALA-BALA GANG
General FictionIni bukan cerita tentang para geng motor yang menakutkan dan mengintimidasi banyak orang. Bukan juga tentang bagaimana tepung terigu, wortel, kubis, kecambah yang bersatu menghasilkan Bala-bala yang nikmat. Bukan! Ini hanya kisah tentang tujuh lela...