Di koridor kelas yang sudah sepi karena jam pelajaran sudah dimulai, seorang lelaki yang ditemani oleh guru Wali Kelas 11 IPA 2 berjalan menuju kelas baru yang akan dia tempati selama beberapa tahun ini. Disepanjang jalan, hanya terdengar suara langkah kaki mereka berdua.
Langkah kaki mereka terhenti ketika sudah sampai didepan pintu kelas 11 IPA 2. Guru yang sedari tadi menemaninya, membuka pintu kelas tersebut dengan pelan.
"Permisi Bu Susi. Maaf mengganggu waktunya," ucap Pak Fero membuat Bu Susi menghentikan kegiatannya yang sedang menjelaskan materi.
"Eh, Pak Fero. Silahkan Pak," ucap Bu Susi yang sudah mengerti maksud kedatangan Pak Fero.
Pak Fero masuk kedalam kelas, diikuti oleh lelaki yang sedari tadi hanya diam dibelakang guru tersebut.
"Baik, di kelas ini, kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu!" ucap Pak Fero, yang dibalas anggukan oleh lelaki disampingnya.
"Halo, gue Anzeil, pindahan dari SMA Tiga Solo. Salam kenal!" ujar Anzeil memperkenalkan dirinya.
"SALAM KENAL, ANZEIL!" teriak seisi kelas.
"Anzeil, silahkan duduk dibangku kosong yang ada disana," ucap Pak Fero sambil menunjuk bangku yang ia maksud.
"Baik Pak."
Anzeil kemudian berjalan menuju bangku kosong yang dimaksud Pak Fero dan segera duduk disebelah gadis yang sedari tadi sudah memasang wajah bahagia.
"Welcome Bro!" ujar gadis yang duduk disamping Anzeil.
"Thanks Na," balas Anzeil sambil mengacak rambut gadis tersebut.
Setelah Anzeil duduk, Pak Fero pun berpamitan kepada Bu Susi yang dibalas anggukan dan senyuman milik wanita paruh baya tersebut. Kemudian materi yang tadi belum sempat selesai dijelaskan, dilanjutkan kembali oleh Bu Susi.
***
Bel pulang yang ditunggu-tunggu hampir semua murid bergema diseluruh penjuru sekolah, membuat murid kelas 11 IPA 2 segera memasukkan buku-buku yang berserakan diatas meja kedalam tas. Begitu juga dengan Anzeil dan gadis disampingnya.
"Eil, temenin gue bentar ya. Gue mau ke kelas sepupu gue," ucap gadis yang berada disamping Anzeil.
"Oke!" ucap Anzeil.
"WOII BURUAN, KALIAN LELET AMAT!" teriak lelaki dengan tubuh tinggi yang berdiri didepan pintu.
"Si Rafa nyebelin banget anjir," ucap Hanna.
Anzeil yang mendengarnya terkekeh. "Bener lagi," ucap Anzeil setuju.
"Woi malah ngobrol, buruan si Raja nungguin di parkiran!" ujar Rafa.
"Iya iya sabar dong. Ini gue sama Eil mau ke kelas Ella dulu, lo ngga mau ikut?" tanya Hanna.
"Emang lo mau ngapain?" tanya Rafa.
"Mau ngambil novel!" balas Hanna.
"Ngapa lo ngga nitip si Raja aja? Dia kan sekelas!" ujar Rafa.
"Ihh lo banyak nanya, ayo buruan!" ucap Hanna sambil menarik tangan Rafa dan Anzeil.
Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas 11 IPS 1 yang berada disebrang kelas mereka.
Disepanjang jalan mereka banyak mengobrol, rasanya sudah lama sekali mereka tidak bertemu dan mengobrol santai seperti sekarang ini. Terakhir kali mereka bertemu saat acara kelulusan SMP saja, sebelum Anzeil pindah ke Solo selama setahun lebih karena Ayahnya mengurus perusahaan Kakeknya yang sedang ada masalah. Anzeil sekeluarga mau tidak mau ikut untuk ikut ke Solo saat itu, menemani sang kepala keluarga. Dan untungnya sekarang, Anzeil bisa kembali lagi ke Jakarta karena semua masalah sudah diselesaikan oleh Ayahnya. Dan saat ini Ayahnya kembali memimpin perusahaannya sendiri setelah setahun lebih ia alihkan kepada orang kepercayaannya.
"Eil lo mau masuk ekskul apa?" tanya Rafa ditengah-tengah obrolan mereka.
"Mungkin Futsal!" balas Anzeil.
"Gue juga masuk ekskul Futsal. Gamau masuk Seni lo? Raja sama Hanna masuk Seni tuh," ujar Rafa.
"Iya Eil masuk Seni seru. Kalau lo mau, kebetulan temen Ella ketuanya," ucap Hanna.
"Nanti deh, gue pikir-pikir dulu. Rencananya gue mau daftar Osis juga," ujar Anzeil.
"Oh iya, lo kan udah dari dulu jadi anak Osis ya. Jadi, udah pasti sih lo ambil Osis," ujar Hanna yang dibalas anggukan oleh Anzeil.
***
Anzeil Samudra Bumi, lelaki yang memiliki bahu lebar dan badan yang tinggi serta memiliki kulit yang kecokelatan membuatnya terlihat gagah dengan seragam SMA yang ia kenakan.
Hanna Maudyalliya, gadis ceria yang dikenal oleh seluruh murid di sekolah dengan sifat yang baik hati. Dengan wajah yang imut membuatnya terlihat masih seperti bocah SMP.
Rafasya Shankara, lelaki dengan tubuh tinggi yang menjadi incaran cewek-cewek di sekolahnya, selain tinggi dia juga memiliki wajah yang tampan. Selain itu dia juga anak Band sehingga menjadi nilai plus untuknya menjadi lelaki populer di sekolahan ini.
Raja Putra Nugroho, lelaki pendiam yang gemar melukis membuatnya banyak dikagumi oleh kaum hawa. Selain itu dia juga anak Band sama seperti Rafa, dan kadang dia ikut andil dalam menulis lagu yang akan dibawakan ketika nge-band.
***
Setelah dari kelas 11 Ips 1, Anzeil dan ketiga sahabatnya tidak langsung pulang. Mereka lebih memilih untuk jalan-jalan terlebih dahulu. Mereka akan mendatangi tempat yang dulu sering mereka kunjungi bersama-sama saat masih SMP untuk mengenang masa-masa itu kembali.
Anzeil mengamati jalanan yang sudah lama ia tidak lewati, padahal dulu ia hampir setiap hari bersama ketiga sahabatnya melewati jalan ini. Anzeil tersenyum mengingat kenangan tersebut.
"Ja, ternyata ngga banyak yang berubah ya!" ujar Anzeil kepada Raja yang sedang menyetir motornya.
"Lo cuman setahun lebih di Solo, jelas ngga banyak perubahan," ucap Raja.
"Gue seneng banget bisa balik Jakarta!" ucap Anzeil.
"Welcome back!" ujar Raja sambil tersenyum.
Anzeil tertawa mendengar ucapan Raja yang terdengar sangat singkat baginya. "Anjir, ternyata lo masih kaku aja Ja!"
Raja hanya tersenyum, menanggapi ucapan Anzeil. Ia kemudian fokus menyetir, membelah jalanan yang hari ini sedang tidak macet.
***
Terimakasih sudah membaca bagian kedua dari cerita ini,aku harap kalian suka.
🤎🤎Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You More
Teen FictionCinta, satu kata dengan berbagai rasa didalamnya. (ON GOING) (DON'T PLAGIAT)