5.Perasaan Aneh

117 44 2
                                    

Hari Jumat telah tiba, yang artinya hari ini adalah hari terakhir mereka bersekolah. Kemudian esok harinya libur. Tapi tidak dengan murid yang mengambil ekstrakulikuler. Mereka diharuskan untuk datang ke sekolah saat hari Sabtu, untuk sekedar melatih bakat dibidang masing-masing. Atau bahkan membahas hal-hal yang berhubungan dengan ekstrakulikuler yang mereka ikuti.

Dan, pagi ini Anzeil berjalan ke kelasnya seorang diri. Dengan Headset kabel yang terpasang dikedua telinganya. Dengan santai Anzeil berjalan sambil melantunkan musik yang ia dengar dengan suara yang pelan.

Always, by Daniel Caesar, lagu yang sedang Anzeil nyanyikan dengan suara lembut khas milik Anzeil. Membuat siswa siswi yang mendengarnya merasa kagum. Meskipun dengan suara yang pelan, namun mampu membuat pendengarnya hanyut dengan suara tersebut.

Anzeil yang tidak sadar jika disekitarnya sudah menatapnya dengan tatapan kagum, ia hanya terus berjalan. Sampai seseorang datang menepuk pundaknya.

Anzeil menoleh, dan mendapati Tarisa yang sedang tersenyum kearahnya. Lelaki tersebut kemudian membuka Headsetnya.

"Wahh, ternyata suara lo bagus juga!" ujar Tarisa memuji.

"Hah emang lo denger?" dengan ekspresi yang heran, Anzeil bertanya membuat orang yang berada di sampingnya itu mengangguk.

"Kedengeran lah, tuh liat orang-orang mereka semua natap lo," ujar Tarisa dengan memandang sekitar.

Anzeil mengedarkan pandangannya, dan benar saja ia kini sudah menjadi pusat perhatian.

"Lah gue pikir tadi suara gue pelan, ternyata semua orang bisa denger," ucap Anzeil sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia salah tingkah karena ternyata suaranya tak sekecil yang ada dipikirannya.

Tarisa tertawa melihat wajah Anzeil yang salah tingkah. "Ngga apa-apa kali, suara lo kan bagus. Kenapa lo ngga join anak Band aja?"

Anzeil menggeleng. "Masih belum minat Sa."

"Ihh sayang banget, padahal suara lo bagus loh Eil," ucap Tarisa.

Anzeil yang baru ingin membalas perkataan Tarisa menghentikan niatnya. Saat ia melihat sosok lelaki yang kini sudah berdiri disamping Tarisa.

Jaka menatap Tarisa dan Anzeil secara bergantian, alis Jaka terangkat seolah bertanya sedang apa mereka disini, dan siapa sosok lelaki yang sedang mengobrol dengan Tarisa. Perasaan ia tidak pernah melihat lelaki tersebut sebelumnya.

"Kamu lagi ngobrol sama siapa?" tanya Jaka ke Tarisa.

"Oh dia Anzeil anak baru di sekolah ini. Dia juga daftar Osis loh!" balas Tarisa.

Jaka menatap Anzeil kemudian kembali menatap Tarisa. "Udah selesai ngobrolnya kan? Yuk ke kelas," ujar Jaka seraya menggenggam tangan Tarisa.

"Eil gue ke kelas duluan ya. Btw formulirnya jangan lupa dikumpul di Secret Osis pas istirahat," ujar Tarisa.

Anzeil tersenyum kemudian mengangguk. "Sipp!" ucap Anzeil sambil mengacungkan jempolnya.

Tarisa bersama Jaka kemudian berjalan dengan jari yang saling bertautan, meninggalkan Anzeil sendiri.

***

Kini, Anzeil sudah berada didepan ruang Secret Osis dengan memegang selembar kertas ditangannya. Pintu ruangan tersebut sedikit terbuka membuat Anzeil sedikit mengintip untuk mengetahui apakah ada orang didalam atau tidak.

"Jaka, please jangan tinggalin gue."

Anzeil yang mendengar itu terdiam. Pikirannya langsung teringat Tarisa. Bukankah Jaka adalah nama pacar Tarisa?

I Love You MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang