Pagi hari ini, Tarisa bangun sangat cepat. Ia sengaja, karena hari ini ia akan naik Angkot untuk ke sekolah. Rasanya sudah lama sekali ia tidak menaiki angkutan umum itu. Jadi, ia memutuskan hari ini untuk naik Angkot karena sejujurnya saja, ia merasa rindu naik angkutan umum tersebut.
Tarisa turun dari kamarnya. Karena jam masih menunjukkan pukul 07:00. Ia berniat untuk membuat bekal sendiri. Mungkin saat ini, yang bisa ia buat dalam waktu cepat adalah Sandwich.
Setelah sampai di dapur, ia menyiapkan bahan-bahannya dengan cepat. Setelah bahan yang perlu ia gunakan sudah lengkap, dengan cepat Tarisa membuat Sandwichnya. Beberapa menit berkutat dengan bahan-bahan dapur, Tarisa akhirnya selesai membuat Dua buah Sandwich. Tarisa mengambil kotak bekalnya yang ada dilemari, kemudian menyimpan Sandwich nya kedalam kotak bekal tersebut.
Tarisa memasukkan kotak bekalnya kedalam Tote Bag yang selalu ia gunakan untuk menyimpan bekalnya. Lalu, ia berjalan menuju meja makan yang disana sudah ada Ibu, Ayah, dan Kakaknya, yang sedang sarapan.
Tarisa duduk disamping Kakaknya, ia segera meminum susu hangat yang sudah dibuatkan Ibunya. Aksa yang melihat Tarisa meminum susunya dengan terburu-buru, menegur gadis itu.
"Sa, pelan-pelan aja. Abang ngga bakal minta kok," ujar Aksa.
Tarisa menoleh kearah Kakaknya dengan posisi masih meminum susunya. Ia mengangguk, merespon ucapan Kakaknya. Ia lalu mulai meminum susu nya dengan pelan. Setelah susu nya habis, Tarisa baru bisa membalas ucapan Kakaknya itu.
"Risa buru-buru Bang. Ngejar Angkot nihh," ujar Tarisa.
"Kamu mau naik Angkot ke sekolah?" tanya Aksa.
"Iyaa, aku udah lama ngga naik Angkot soalnya," jawab Tarisa.
"Yaudah, Risa perginya sekarang. Nanti ketinggalan loh!" saut Ayah.
"Bekalnya jangan lupa dibawa!" ujar Ibu.
Tarisa mengangguk dengan senyuman dibibirnya, kemudian ia berdiri. Menyalami satu persatu anggota keluarganya. "Tarisa berangkat yaa."
"Hati-hati!" ujar Ayah.
"Iya Ayah," balas Tarisa.
Setelah itu, ia berjalan dengan sedikit berlari untuk keluar. Meninggalkan meja makan yang disana masih ada Ayah, Ibu, dan Kakaknya yang melanjutkan sarapannya.
***
Tarisa naik ke Angkot setelah Angkot tersebut berhenti dihadapannya. Tarisa memilih duduk di bagian kursi belakang yang untungnya masih kosong. Angkot yang Tarisa naiki lumayan sedikit penumpang, mungkin hanya ada Lima orang yang ada didalam Angkot itu.
Ia bersandar, kemudian memasang Headset nya. Setelah melihat Tarisa sudah duduk, supir Angkot itu pun langsung menjalankan kembali kendaraannya. Tarisa duduk dengan diam, dengan musik yang melantun di indera pendengarannya. Sekali-kali ia mengikuti lirik yang ada di lagu tersebut dengan suara pelan.
Ditengah-tengah perjalan, Tarisa merasa jika salah satu penumpang didalam Angkot tersebut tengah memperhatikannya. Lelaki dengan memakai baju kaos Merah, dengan celana jeans yang sobek dibeberapa bagian, tak lupa dengan tindik ditelinganya, serta memakai topi. Ia terang-terangan menatap Tarisa dengan tatapan yang membuat Tarisa sedikit takut. Lelaki itu melirik Tarisa dari atas sampai bawah. Membuat Tarisa merasa tak nyaman. Namun, sebisa mungkin ia tak menghiraukannya.
Tarisa menolehkan kepalanya kearah kiri. Karena ia berada dikursi belakang, maka ia bisa melihat keluar dari kaca yang ada dibagian belakang Angkot tersebut. Saat menatap keluar, Tarisa merasakan jika seseorang duduk disampingnya baru saja. Tarisa sontak menoleh, dan mendapati lelaki tadi kini tengah duduk disampingnya. Ia bergeser sedikit menjauh dari lelaki tersebut. Perasaan Tarisa kini dilanda kecemasan. Ia jadi berpikiran yang tidak-tidak saat melihat lelaki itu yang tengah meliriknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You More
Teen FictionCinta, satu kata dengan berbagai rasa didalamnya. (ON GOING) (DON'T PLAGIAT)