~•°•°•~
Happy reading
....
↓↓↓↓↓
Sekarang Ara tengah berada di taman kota.
Langit juga sudah tak menampilkan setitik cahaya di atas sana.
Orang orang di taman itu juga perlahan pergi, tapi Ara malah tak bergerak sedikitpun dari bangkunya selain untuk bergantian memangku kakinya dn lanjut membaca.
Ia malah makin larut dengan suasana.
Entah kenapa, sekarang ia lebih suka kesunyian, rasanya sangat damai.
Ia membaca sembari mendengarkan podcast favoritenya menggunakan earphone.
Dirinya menyampir sebotol air mineral di samping lalu meneguknya dn kembali fokus membaca buku.
Tak lama, ia melihat setitik air di atas tulisan bukunya, membuat ia harus menghentikan kegiatannya dn mendongak menatap keatas.
Dari hanya setitik tadi, menjadi bertambah dn membuatnya terusik.
Kemudian, ia menggendong tasnya dn beranjak pergi dari sana.Sekarang ia sudah berada di resto.
Ternyata benar, hujan turun kala itu.
Beruntung ia tepat waktu dn tak menjadi basah kuyup, hanya beberapa tetes saja di pakaiannya.Ia berada di lantai dua resto itu, mendudukan dirinya yang langsung menghadap keluar.
Ia menatap kendaraan yang berlalu lalang dari atas sana.
Ia masih setia mendengar earphone nya namun yang berbeda adalah sekarang ia mendengar instrumen.
Ya, kalian tak salah dengar.
Dirinya lebih suka mendengar nada nada itu memenuhi kepalanya ketimbang lagu yang dihiasi oleh kata kata.Katanya, instrumen lebih indah dibandingkan lagu yang biasa di dengar orang orang, karena lewat nada, kau tak harus repot repot menulis liriknya dn lebih instrumen sangat bisa membuat dirinya tenang.
Ia beralih menyesap segelas teh macha di hadapannya setelah puas memandangi hujan.
Suasana hujan yang bergemericik di luaran sana membuat dirinya nyaman ditambah dengan suasana hangat dn tenang di resto itu, walau masih berisik namun suaranya teredam oleh derasnya hujan.
Ia kemudian merogoh saku jaketnya, mengambil sesuatu disana dn digenggamnya erat.
"Gue bakal pergi dari sini dn memulai kehidupan yang baru diluaran sana tanpa harus khawatir bakal ada yang ngenalin" ucapnya tersenyum
"gue bakal pergi jauh sejauh jauhnya dn ngerubah diri gue lebih baik lagi"
~hening~
hanya diisi dengan suara hujan dn guntur yang bertemu diluar sana.
Ia kemudian tersenyum "kamu jaga diri di sini ya Chik"
"aku bakal lupain kamu sepenuhnya dari sekarang" ucapnya
perlahan ia membuka tangannya yang sedari tadi terkepal.
Terlihat ada foto Chika di genggamannya itu.
Ia mengaku bahwa sampe sekarang, ia masih menaruh harapan pada gadis itu walaupun mereka sudah losh contact cukup lama.
Namun, sepertinya takdir tak berpihak padanya.
Ia malah harus tersiksa dengan perasaannya itu.Ia memohon kepada sang pencipta untuk menghapus rasa yang menyiksa dirinya, namun sampai sekarang tak di hapus.
Mungkin ia tengah di uji atau lebih tepatnya mendapat karma
![](https://img.wattpad.com/cover/369385578-288-k582796.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm expecting you
Fanfic"Pada akhirnya kita kembali pada dunia kita sendiri, saling berpindah kelain hati, saling mencoba jatuh cinta kembali, tapi bedanya kamu berhasil dan aku gagal mencintai orang lagi." Konten ini mungkin akan mengandung adegan dewasa so buat yang boci...