Kedatangan Anggota Baru

55 7 1
                                    

Beberapa bulan setelah insiden di sekolah, keluarga Jeno dan Donghyuck kembali menemukan kebahagiaan mereka yang sempat terganggu. Haru, yang kini lebih ceria dan merasa diterima oleh teman-temannya, menikmati hari-hari sekolahnya tanpa merasa takut atau cemas. Donghyuck dan Jeno merasa lega melihat senyum di wajah anak mereka kembali, dan mereka pun kembali fokus menjalani kehidupan sehari-hari mereka yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Namun, di tengah kebahagiaan itu, Jeno mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia sering merasa mual di pagi hari dan merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan banyak aktivitas. Awalnya, ia mengira itu hanya karena stres akibat kejadian yang dialami Haru di sekolah, ditambah dengan rutinitas yang cukup padat sebagai orang tua. Tapi, seiring waktu, gejalanya semakin parah.

“Hyuck, aku merasa ada yang tidak beres,” kata Jeno suatu pagi sambil duduk di meja makan. Wajahnya pucat, dan tangannya gemetar saat memegang cangkir teh.

Donghyuck menatap Jeno dengan cemas. “Apa yang kamu rasakan? Apa kamu ingin pergi ke dokter?”

Jeno mengangguk pelan. “Aku merasa mual hampir setiap pagi dan tubuhku lelah sepanjang waktu. Aku juga merasa ada sesuatu yang bergerak di dalam perutku, tapi… itu tidak mungkin, kan?”

Donghyuck memegang tangan Jeno, menatapnya dengan serius. “Aku tidak ingin mengabaikan apa pun yang membuatmu merasa tidak nyaman, Jen. Kita pergi ke dokter, oke?”

Keesokan harinya, mereka pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Dr. Kim, dokter yang sama yang menangani kelahiran Haru beberapa tahun yang lalu, menyambut mereka dengan senyuman. “Halo, Jeno, Donghyuck. Apa yang bisa saya bantu hari ini?”

Jeno menjelaskan gejala-gejala yang ia rasakan. Dr. Kim mendengarkan dengan seksama, kemudian memutuskan untuk melakukan beberapa tes dan pemeriksaan lebih lanjut. Setelah serangkaian tes, Dr. Kim kembali dengan ekspresi yang sulit dibaca.

“Jeno, Donghyuck…,” Dr. Kim mulai dengan hati-hati, “Saya tahu ini mungkin terdengar mengejutkan, tapi hasil tes menunjukkan bahwa Jeno sedang hamil… lagi.”

Keduanya terdiam. Jeno menatap Dr. Kim dengan mata terbelalak, tidak percaya. “Apa? Bagaimana ini bisa terjadi lagi? Kami tidak pernah menyangka ini mungkin terjadi dua kali.”

Dr. Kim mengangguk. “Saya mengerti kebingungan kalian. Kehamilan pertama Anda sudah cukup mengejutkan bagi dunia medis, dan untuk ini terjadi lagi… ini benar-benar luar biasa. Tubuh Anda tampaknya memiliki kemampuan unik yang belum kita pahami sepenuhnya.”

Donghyuck memegang tangan Jeno, merasakan kehangatan dan ketakutan yang sama. Meskipun berita ini mengejutkan, ada juga rasa kebahagiaan yang samar. Mereka tidak pernah berpikir akan memiliki anak kedua, tetapi kini, di hadapan mereka, ada kesempatan untuk memperluas keluarga mereka.

“Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Donghyuck, masih memproses informasi tersebut.

Dr. Kim tersenyum lembut. “Pertama, kita pastikan Jeno mendapatkan perawatan prenatal yang tepat. Kehamilan ini mungkin berbeda, tapi dengan perawatan yang baik, saya yakin semuanya akan baik-baik saja.”

Di perjalanan pulang, Jeno dan Donghyuck berdiam diri sejenak, memikirkan apa yang baru saja mereka dengar. Jeno menatap keluar jendela, tangannya memegang perutnya yang belum terlihat besar, tapi kini ia tahu ada kehidupan kecil yang tumbuh di dalamnya.

“Aku tidak pernah menyangka akan mengalami ini lagi,” bisik Jeno. “Tapi… aku juga merasa bahagia. Kita akan punya bayi lagi, Hyuck.”

Donghyuck tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Ya, kita akan punya bayi lagi. Haru akan punya adik. Dan kali ini, kita akan lebih siap.”

Setibanya di rumah, mereka memberi tahu Haru kabar gembira itu. Awalnya, Haru tampak bingung. “Papi hamil lagi? Berarti aku akan punya adik?” tanyanya dengan mata melebar.

Donghyuck mengangguk. “Ya, sayang. Kamu akan punya adik kecil. Apakah kamu senang?”

Haru merenung sejenak sebelum tersenyum lebar. “Aku senang! Aku akan menjadi kakak yang baik. Aku akan melindungi adikku dari siapa pun yang mencoba mengganggunya.”

Jeno dan Donghyuck tersenyum lega melihat reaksi positif Haru. Keluarga mereka akan bertambah, dan meskipun mereka tahu tantangan akan datang, mereka merasa lebih kuat dari sebelumnya. Mereka sudah melalui begitu banyak hal bersama, dan dengan cinta serta dukungan satu sama lain, mereka yakin bisa menghadapi apa pun yang datang.

Dengan kabar ini, mereka tahu hidup mereka akan berubah lagi. Tetapi di tengah ketidakpastian itu, satu hal tetap pasti: cinta mereka satu sama lain, yang begitu kuat dan abadi, akan selalu menjadi fondasi yang kokoh untuk keluarga kecil mereka yang kini sedang tumbuh.

HomofobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang