Teringat Dirimu

42 3 0
                                    

Setiap kali Donghyuck menatap bayi mereka, rasa sakit dan kehilangan yang mendalam kembali menghampirinya. Setiap detail kecil pada wajah bayi—dari bentuk mata hingga senyum yang lembut—mengingatkannya pada Jeno dan momen-momen terakhir sebelum kepergiannya. Perasaan ini sering kali membuatnya terhanyut dalam kesedihan, dan air mata tak bisa tertahan.

Saat bayi itu tertidur dengan damai di buaian, Donghyuck sering duduk di sampingnya, tangan yang lembut membelai wajah kecil itu, sambil berusaha menenangkan diri. Namun, dalam kedamaian itu, dia sering kali terkenang pada saat-saat terakhir Jeno di rumah sakit—saat Jeno tersenyum lemah, memberikan pesan terakhirnya, dan kemudian meninggalkan dunia ini dengan tenang. Melihat bayi mereka, yang merupakan pengingat langsung dari kehilangan itu, membuat hatinya terasa perih dan sesak.

Seringkali, saat si bayi tidur atau saat dia sedang memberi susu, Donghyuck tidak bisa menahan diri untuk menangis. Setiap tangisan bayi, setiap gerakan kecil, dan setiap interaksi kecil mengingatkannya pada bagaimana Jeno tidak lagi ada di sampingnya untuk membagikan momen-momen ini. Donghyuck berusaha keras untuk tidak menunjukkan kesedihannya kepada Haru atau bayi, tetapi terkadang kesedihan itu terlalu besar untuk disembunyikan.

Dia sering merasa terjebak antara dua dunia—rasa cinta yang mendalam terhadap bayinya dan rasa kehilangan yang menyakitkan karena kepergian Jeno. Donghyuck sering merasa bersalah karena dia tidak bisa sepenuhnya menikmati momen-momen dengan bayi mereka tanpa perasaan sedih yang terus menghantui. Dia juga merasa frustasi karena tidak bisa sepenuhnya menyelami kebahagiaan menjadi orang tua, sementara hatinya masih berduka.

Dalam upaya untuk mengatasi perasaannya, Donghyuck mulai mencoba berbagai cara untuk berurusan dengan emosinya. Selain menerima bantuan konselor, ia juga mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman terdekat yang bisa memberinya kekuatan dan dorongan. Dia mencoba untuk berbicara tentang perasaannya dengan mereka yang bisa memahami beban emosional yang ia rasakan.

Penting bagi Donghyuck untuk memberi dirinya izin untuk berduka dan merasa sakit. Dengan waktu dan dukungan, dia belajar bahwa proses penyembuhan memerlukan penerimaan dan ketulusan pada diri sendiri. Meski tidak mudah, Donghyuck berusaha untuk menemukan cara untuk merangkul kenangan indah bersama Jeno dan memperkuat hubungan dengan bayinya.

Dia sering berbicara pada bayi, menceritakan betapa Jeno mencintai mereka dan bagaimana mereka akan terus meneruskan warisan cinta dan kebahagiaan Jeno. Dalam setiap pelukan dan kasih sayang yang diberikan kepada bayi, Donghyuck berusaha untuk menghormati kenangan Jeno dan melanjutkan hidup dengan cara yang akan membuat Jeno bangga.

Meskipun perjalanan Donghyuck penuh dengan tantangan dan kesedihan, cinta dan kenangan yang dia miliki untuk Jeno, serta tanggung jawabnya sebagai orang tua, memberinya kekuatan untuk terus maju dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan anak-anaknya.

HomofobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang