Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
••☆••♡♡♡••☆••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ben menatap semua kehebohan yang ditimbulkan Archer dan Helio di sekolah. Tangan kekarnya menekan kaleng minuman dalam genggaman dengan kuat hingga isinya meluap dan membasahi celana dan area sekitar kaki. Beruntung perangkap yang selalu ia pasang setiap memasuki dimensi baru bekerja dengan baik, kalau tidak, dengan kekuatannya yang sekarang… .
Sejak saat itu, sejak dia mengkhianati bangsanya dan memilih Wilette, sudah tak terhitung berapa banyak identitas yang dia miliki, berapa banyak dunia yang dia tinggali, atau berapa banyak kehidupan yang dia lewati. Dia terus hidup dalam pelarian dengan alur yang hampir tak pernah berubah sekeras apapun dia mencoba. Takdir yang mengejarnya hampir sama keras kepalanya dengan dirinya sendiri.
Ben tahu kekuatannya melemah sejak dia kecolongan dan terlambat menyadari ada jiwa kenalan lama yang menantinya disini. Tapi kabur dan mencari tubuh serta identitas baru untuk keduanya membutuhkan harga yang besar sedangkan untuk mempertahankan kondisinya dan Wilette saja sudah membuatnya kewalahan. Lagipula, kalau dilihat dari keadaannya yang sekarang, mungkin ini kesempatan terakhirnya.
Tangan yang masih menggenggam kaleng soda itu berayun pelan sedangkan matanya masih mengawasi rombongan berseragam abu yang dipanggil Archer. Ben menarik sihir yang menyembunyikan keberadaan kembarannya sedikit demi sedikit, dia yakin peringatannya sudah sampai kepada yang dimaksud. Dan kalau mereka masih berkeras, jangan salahkan kalau dia mengambil jalan yang lebih kejam.
Dia hanya ingin bertahan, itu saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.