Enjoy ~
.
.
.
Vote dulu mwehehe ~
Setelah memakai seragam nya, Adrian segera keluar dan menggendong Oliv menuju kamar mandi.
Oliv diam di gendongan sang kakak. Memasuki kamar mandi dengan kakaknya yang membantu dirinya membasuh wajahnya dengan hati-hati.
Adrian dengan telaten membasuh wajah menggemaskan sang adik dengan satu tangan, karena satu tangannya sedang menahan bobot sang adik.
"Bilang aaa.." seru Adrian.
"Aaaa.." Oliv menurut, membuka mulutnya lebar-lebar.
Adrian segera menyikat gigi putih dan rapi itu dengan hati-hati. Merasa sudah bersih, dia segera menyodorkan satu cup air untuk membasuh mulut.
Oliv meminum air itu dan memuntahkannya setelahnya "bwah~" Ucapnya, membuka mulutnya lebar-lebar untuk memperlihatkan giginya yang sudah bersih kepada kakak nya.
Adrian terkekeh lucu. Mencium pipi Oliv dan berjalan keluar kamar mandi.
"Sarapan terus istirahat lagi nanti, mengerti!"
Oliv mengangguk. Menyenderkan kepalanya pada dada bidang sang kakak dengan nyaman.
Memasuki lift dengan keadaan tenang. Di dalam, hanya ada keheningan. Oliv sedang malas mengoceh untuk sekarang.
Memikirkan sikap keluarganya yang berubah sejak kemarin malam. Dia senang, tapi juga merasa aneh. Dia tidak melakukan apapun, tapi kenapa mereka tiba-tiba menjadi baik dan perhatian.
Ting
Suara lift terbuka membuat Oliv sadar dan menatap kearah sang kakak. Kakaknya juga menjadi semakin perhatian dan lembut. Biasanya, kakaknya ini sangat jahil.
"Selamat pagi~" seru Adrian yang membuat mereka, yang ada di meja makan langsung tersenyum dan berseru bersama.
"Pagi"
Belinda berjalan mendekat untuk melihat kondisi Oliv. Mengusap pipi Oliv agar menoleh kearah nya. Dan benar saja, Oliv langsung menoleh. Yang tadinya, Oliv menghadap samping, sekarang Oliv menghadap depan dengan sang mommy tepat di depan matanya.
"Masih sakit?" Tanya Belinda dengan mata yang setia mengarah ke dahi Oliv. Dahi itu masih benjol, namun tidak sebesar kemarin malam. Dan, warna nya pun sudah memudar.
Oliv menggeleng "tidak sakit, cuman seling nyut nyut gitu~" jawab Oliv, jangan lupakan tangan mungilnya yang setia menutup kearah dahi benjolannya, dia malu.
Belinda mengangguk, mengambil alih gendongan "bersama mommy ya~ kakak akan sekolah sekarang" berjalan dengan Oliv digendongannya.
Oliv diam menurut. Dia sedang malas berdebat, dia takut kalau dia nakal lagi, nanti bisa sakit. Dulu, dia nakal dan sakit, dan kemarin malam pun dia nakal dan sakit.
Belinda mendudukkan Oliv pada pangkuannya. Mengusap rambut beraroma strawberry itu dengan lembut, sesekali dirinya mencium nya.
"Maafkan mommy~" bisiknya dengan suara bergetar, matanya bahkan sekarang sudah berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...