02 Nona Pengawal

213 23 2
                                    

Setelah selesai melihat kembang api. Aku dan Caleb berjalan pulang berpisah dengan Zayne yang juga pulang ke rumahnya sendiri. Dan sebelumnya aku sempat bertukar nomor telepon dengan Zayne, agar kita bisa terus terhubung dari jarak jauh dan bisa bertemu lagi.

Sesampainya di rumah, Caleb membuka pintu mempersilahkan ku untuk masuk. Aku masuk ke dalam dan melihat ruangan rumah yang rapih. Dan fotoku bersama Caleb dan nenek terpajang di ruang tamu.

Ah gawat aku tidak tahu kamarku di mana. Mungkin aku harus menanyakan pada Caleb.

"Ah, sebenarnya ingatanku tentang kamarku sedikit kabur"

Caleb yang mendengar itu memiringkan kepalanya bingung tapi dia sepertinya tidak terlalu curiga dan mempermasalahkan pertanyaan ku. Dia menunjuk ke ruangan pojok kanan.
"Itu adalah kamarmu."

"Oke." Aku bergegas masuk ke kamarku dan merebahkan tubuhku di atas kasur. Ada banyak hal yang terjadi hari ini. Apakah ini kenyataan atau aku hanya bermimpi?

"Huftt... Jika aku tidur mungkin aku akan terbangun dari mimpi ini" aku mulai menutup mataku dan perlahan merilekskan tubuhku dan tertidur.

***

Pagi harinya aku terbangun dari tidur dan masih berada di tubuh wanita cantik ini.
"Huftt.... Aku sudah tidur tapi kenapa aku masih bermimpi...? Tidak, ini bukan mimpi, semua yang terjadi semalam juga sangat nyata. Ah sebaiknya aku mandi dulu."

Aku mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai mandi aku menyadari ponsel ku terus berdering. Aku memeriksanya dan melihat kontak bernama Rafayel mengirim banyak pesan padaku yang berisi:
"Nona pengawal, hari ini kamu harus menemaniku berjalan jalan untuk ku mencari inspirasi untuk lukisan ku."
"Ah, aku ingin kamu bergegas datang ke Mo Art Studio tempat ku bekerja"
"Hey, kenapa kamu lama sekali tidak membalas pesanku. Apa kamu mengabaikan ku"

Dan masih ada pesan pesan lainnya yang panjang dari Rafayel. Setelah membaca pesan dari Rafayel aku menyimpulkan bahwa tubuh yang ku tempati ini bekerja sebagai pengawal pribadi Rafayel. Aku bergegas mengambil tas dan berjalan keluar kamar.

Aku melihat Caleb yang sedang menyiapkan makanan di dapur menatap ke arahku.
"Apakah kamu sudah mau pergi? Sarapan hampir siap." Kata Caleb sambil terus memasak.

"Ah... Maaf aku buru buru, aku akan makan nanti. Aku berangkat" aku bergegas keluar dari rumah dan menutup pintu. Karena Rafayel pasti sudah menunggu ku, dan aku mungkin akan di marahi olehnya karena terlambat. Aku mencari di google maps alamat Mo Art Studio dan aku mengikuti arahan google maps hingga akhirnya aku sampai di tempat Rafayel.

Pintu berderit terbuka saat aku membukanya. Aku melihat ruangan itu berisi lukisan lukisan yang indah dan mempesona, jadi Rafayel adalah seorang seniman pikirku dalam hati. Dan saat aku melangkah lebih jauh aku melihat seorang pria berambut ungu yang tinggi dan tampan. Apakah dia Rafayel?

Aku melihatnya memanyunkan bibirnya dan menyilangkan tangan di depan dada serta menghadap belakang tidak mau melihat ku seakan dia merajuk padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihatnya memanyunkan bibirnya dan menyilangkan tangan di depan dada serta menghadap belakang tidak mau melihat ku seakan dia merajuk padaku. Kupikir dia akan marah karena aku terlambat tapi ternyata dia ngambek?

Aku menghampirinya dan menepuk punggungnya. Dia sekilas melihat ke arahku dan memanyunkan bibirnya lalu memalingkan wajah lagi.

"Jangan mengajakku bicara. Aku sedang tidak mood." Kata Rafayel masih tidak mau melihat ke arahku.

"Eh? Apakah itu karena aku?" Aku bertanya dengan nada canggung.

"Memangnya karena siapa lagi? Kamu tidak membalas pesanku dan kamu datang terlambat."

"Aku datang terlambat karena kesiangan, dan aku tidak membalas pesanmu karena aku buru buru ke sini."

Setelah aku mengatakan itu, Rafayel akhirnya berbalik menatapku dan tidak memanyunkan bibirnya lagi. Dia sepertinya sudah tidak marah lagi padaku. Keheningan diantara kami membuat ku merasa canggung. Tapi tiba-tiba perutku berbunyi karena lapar, ini pasti karena aku tidak sarapan pagi dan berlari terburu buru untuk datang ke sini. Aku sedikit tersipu dan merasa malu sambil memegangi perutku.
"Ah, maaf."

"Huftt, kamu bahkan tidak sarapan dulu sebelum datang kemari yah. Baiklah, sebaiknya kamu duduk. Aku akan membuatkan sarapan untukmu"

Aku mengangguk dan duduk. Rafayel berjalan ke dapur dan mulai membuat sarapan. Setelah beberapa menit dia datang dan menaruh sarapan di meja.
"Makanlah."

Aku mulai makan perlahan. Aku sekilas melihat Rafayel yang sepertinya mencuri pandang dariku saat aku makan. Aku menyendok makanan dan mengarahkan ke mulutnya.
"Kamu juga harus makan."

Rafayel sedikit terkejut tapi dia akhirnya memakan makanan yang kamu suap kan ke mulutnya. Tapi setelah itu kamu menyadari sesuatu.

Tunggu, ini adalah sendok bekas makanku dan ku masukan ke mulut Rafayel saat menyuapinya. Itu artinya kita melakukan ciuman secara tidak langsung?

Aku memikirkan itu sambil terus makan dan Rafayel tiba-tiba mendekat ke arahku, aku sedikit terkejut karena wajahnya begitu dekat dengan ku membuat jantungku berdebar lebih kencang. Dia kemudian menjilat pipiku yang sepertinya terdapat makanan yang menempel di sana. Setelah itu dia kembali duduk. Aku benar benar terkejut dan dia menatapku dengan wajah bingung.

"Huh? Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Rafayel sambil menatapku.

"Uh aku hanya pernah melihat adegan seperti tadi di anime. Aku tidak menyangka akan mengalaminya di kehidupan nyata." Ucapku dengan nada malu malu dan gugup yang membuatku bergegas menghabiskan makanan ku dengan cepat untuk menyembunyikan kegugupan ku.

Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang