11. Kencan bertiga

71 6 0
                                    

Setelah Zayne dan Caleb menjadi pacarku, kita telah merencanakan menghabiskan waktu bertiga malam ini untuk merayakan hari jadian kita. Di tepi danau dengan tikar yang digelar diatas tanah, kita bertiga duduk. Aku melihat ke arah langit yang dihiasi bintang bintang, kesejukan angin malam mengirimkan sensasi dingin pada kulit. Zayne dan Caleb mengeluarkan beberapa camilan dari tasnya dan Zayne kemudian terdiam menatap ku. Aku dapat melihat sedikit seringai tersungging dibibir Zayne yang membuatku bingung.

"Bagaimana kalau kita makan pocky bersama." Ucap Zayne sambil membuka bungkus pocky.

"Ah, tentu. Aku ingin memakannya." Ucapku tersenyum

Zayne kemudian mengambil satu stik pocky dan memasukkan ujung pocky tersebut ke mulutku sementara ujung lainnya dia masukan ke mulutnya. Aku sedikit terkejut, jadi maksud dari memakan pocky bersama adalah seperti ini?

Aku terdiam dan tersipu memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, Zayne kemudian menggigit pocky tersebut sampai mulut kami berdekatan dan mungkin akan berciuman. Saat pocky mulai memendek, mulut Zayne semakin dekat dengan mulut ku, memikirkan bahwa kami akan berciuman benar benar membuat wajahku tersipu. Tapi Caleb yang melihat itu semakin gusar dan tidak bisa tinggal diam. Dia seperti memikirkan cara untuk menghentikan Zayne.

"Ah, bagaimana kalau kita bermain." Kata Caleb yang kemudian mengambil stik pocky dan memasukkan ke hidung Zayne membuat Zayne terganggu dan akhirnya mundur. Ciuman pun gagal untuk terjadi.

Zayne kemudian menatap Caleb dengan kesal.
"Kenapa kamu mengganggu momen indah ku bersamanya?"

"Kamu pikir dia hanya milikmu, dia juga milikku. Kau tidak boleh menjadi orang yang mendapatkan ciuman pertamanya. Aku juga ingin menjadi orang yang pertama berciuman dengannya." Jawab Caleb dengan jelas yang kemudian membuat mereka berdua saling bertatapan sengit dan mereka terus berdebat.

Aku sedikit tertawa dengan tingkah mereka berdua yang menurutku lucu. Lalu kemudian aku ingat apa yang dikatakan Caleb tentang ciuman pertama. Ciuman pertama yah? Apakah aku sebelumnya belum pernah berciuman? Aku tidak yakin. Kemudian Zayne dan Caleb mencondongkan tubuhnya padaku dan menatapku.

"Pipsqueak, kamu belum pernah berciuman sebelumnya kan?" Tanya Caleb padaku.

"Eh... Umm... Aku tidak begitu yakin." Jawabku sambil berfikir mengingat ingat hal hal yang pernah terjadi.

"Hmm... Sayang sekali. Dia sudah pernah berciuman denganku sebelumnya." Kata seseorang dari belakang. Kemudian kami bertiga melihat ke belakang dan ternyata itu adalah Rafayel.

"Hah siapa dia?" Tanya Zayne bingung.

"Sejak kapan kamu disini?" Tanya Caleb.

"Eh? Rafayel? K-kita pernah berciuman?" Tanyaku dengan sedikit rona merah yang muncul di pipiku.

"Aku baru saja sampai disini. Dan aku tidak sengaja melihat orang yang sepertinya aku kenal dan ternyata itu benar dirimu Nona Pengawal." Rafayel kemudian mencondongkan tubuhnya dan menyentuh daguku membuatku menatap matanya langsung.
"Dan kamu tidak ingat kapan kita berciuman? Coba kau ingat ingat, saat kamu jatuh tenggelam ke danau, aku menciummu untuk memberikanmu nafas buatan."

Kata kata Rafayel membuatku sadar, aku kemudian langsung mengingat bagaimana Rafayel menyelamatkanku saat aku tenggelam di danau. Caleb dan Zayne sedikit terkejut aku dapat melihat wajah mereka sedih, apakah itu karena mereka tidak bisa mendapatkan ciuman pertama ku karena Rafayel lah yang menjadi pertama menciumku.

"Uh... Maaf apakah kalian kecewa. Padahal kalian berdua adalah pacar pertamaku, tapi aku sudah pernah berciuman dengan orang lain."  Kataku yang kemudian mendapatkan respon dari Zayne dan Caleb dengan menggelengkan kepala.

"Bukan itu masalahnya. Tapi bagaimana bisa kamu bisa tenggelam di danau?" Tanya Caleb khawatir.

"Benar, apakah itu juga ada hubungannya dengan jepit rambut yang hampir meledak di kepalamu. Apakah itu orang yang sama yang ingin mencelakai mu?" Tanya Zayne dengan wajah yang serius dan khawatir.

Rafayel mengangkat alisnya terkejut mendengar ucapan Zayne.
"Hah? Jepit rambut yang hampir meledak di kepalamu? Jadi maksudnya kamu juga mengalami hal berbahaya lain saat aku tidak ada di sisimu. Ini tidak bisa dibiarkan, kita harus segera mencari tahu pelakunya." Ucap Rafayel dengan wajah yang khawatir.

"Uh, kalian bertiga tenanglah. Sebenarnya aku juga berfikir kejadian berbahaya tersebut berhubungan. Ada yang benar benar mencoba membunuhku. Tapi sepertinya sulit untuk mencari pelakunya."

Zayne kemudian memegang pundakku, matanya menatapku dengan lembut seperti mencoba menenangkan ku.
"Kami berdua akan selalu melindungi mu, aku tidak akan membiarkan hal berbahaya terjadi padamu." Ucap Zayne, kali ini kata katanya terdengar lembut dan serius.

"Benar, kami berdua sebagai pacarmu akan melindungi mu. Karena kamu sangat berarti bagi kami." Ucap Caleb yang kemudian menepuk nepuk kepalaku.

"Trimakasih Zayne, Caleb." Aku tersenyum bahagia merasa nyaman dengan situasi ini. Jadi seperti ini yah rasanya memiliki dua pacar dan lagi mereka akan selalu melindungi ku dan membuatku nyaman. Ini sungguh indah.

Melihat itu Rafayel terlihat sedikit kecewa kemudian dia bergumam.
"Jadi kamu benar benar berhasil memacari mereka berdua yah. Sepertinya itu awal yang bagus." Meskipun dia mengatakan itu tapi hatinya seperti tidak ikhlas dengan kenyataan aku memiliki dua pacar.

"Benar. Kita berdua adalah pacarnya." Kata Caleb.

"Dan kita sangat mencintainya." Ucap Zayne.

Zayne kemudian mencium pipi kananku dan Caleb mencium pipi kiriku secara bersamaan. Rafayel yang melihat adegan ini terlihat seperti sakit hati. Dia mengepalkan tangannya, seperti ada penyesalan dalam dirinya. Dia kemudian pergi meninggalkan kita bertiga tanpa mengatakan apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang