01. Di bawah kembang api

307 25 5
                                    

Saat aku membalikkan kepalaku, aku melihat dengan jelas seorang pria tampan memelukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku membalikkan kepalaku, aku melihat dengan jelas seorang pria tampan memelukku. Itu membuatku gugup dan jantungku berdebar lebih kencang. Aku tidak mengenal pria itu tapi mungkin tubuh yang ku tempati ini mengenalnya.

"Kamu dari mana saja? Berhari hari tidak pulang ke rumah. Aku khawatir terjadi sesuatu padamu. Tapi akhirnya aku menemukanmu disini. Syukurlah kau baik baik saja. Aku benar benar merindukanmu"

"Apakah kamu keluarganya?" Zayne bertanya padanya dengan nada dinginnya yang khas.

"Ya. Namaku Caleb, dan siapa kamu? Kenapa kamu bersama adikku?"

"Namaku Zayne, sebelumnya aku menemukan adikmu pingsan."

"Ah... Jadi kamu telah menyelamatkan adikku. Trimakasih"

"Ah, yaa." Zayne menjawab dengan nada kalemnya seperti biasa. Sepertinya dia adalah tipe orang yang pendiam.

Aku hanya menyimak percakapan mereka sambil mengunyah dan menikmati taiyaki yang ku genggam di tangan ku. Tapi aku mulai berfikir apakah Caleb beneran kaka ku?

Gawat dia tidak kalah tampannya dengan Zayne. Aku jadi bingung menentukan siapa yang lebih tampan diantara mereka berdua. Di kehidupan ku sebelumnya aku tidak pernah bertemu cowo setampan mereka berdua.

Saat aku sibuk dengan pikiran ku sendiri. Caleb menepuk bahuku dan tersenyum.

"Ayo kita berjalan jalan"

"Ah okay, ayo Zayne kau juga harus ikut"

Saat aku mengatakan itu, Zayne mengangguk dan kita mulai berjalan sejajar di tengah ramainya orang. Ekspresi Caleb seperti sedikit kesal dan aku dapat mendengar nya menggerutu.

"Tch. Padahal aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja menikmati festival budaya. Kenapa harus ada orang ketiga"

"Caleb apakah kamu mengatakan sesuatu?" Aku bertanya untuk memperjelas apa yang ku dengar.

"Ah... Ya, malam ini begitu indah. Jadi apakah ada permainan yang ingin kamu mainkan atau makanan yang ingin kamu beli. Mumpung kita ada di sini sekarang"

Mendengar itu dari Caleb, mataku langsung tertuju pada stand menembak barang dan berjalan ke arah stand tersebut diikuti oleh Zayne dan Caleb.

"Aku ingin bermain ini"

Aku mulai mencoba menembak ke arah boneka salju yang ku incar. Tapi beberapa kali selalu gagal tidak mengenai target. Hal itu membuatku memasang wajah kesal.

"Biar aku bantu." Zayne dengan santai mendekat di belakangku, tubuh kami begitu dekat membuat ku gugup, dia menggegam tanganku yang memegang pistol, dia membantu dengan memberikan arahan melalui tangannya yang menempel pada tanganku. Dan akhirnya peluru meluncur mengenai boneka salju.

Setelah mendapatkan boneka salju yang imut aku memeluk boneka tersebut dan tersenyum merasa senang.
"Trimakasih. Kamu hebat. Ngomong ngomong boneka salju ini seperti melambangkan dirimu yang cukup dingin."

"Ah... Begitu. Apakah karena itu kamu mengincarnya?" Zayne bertanya dengan wajah yang datar seperti biasanya.

"Eh?" Benar juga, kenapa aku menginginkan boneka salju ini yah?

"Mouuu.... Kalian berdua." Caleb mendesis menarik ku ke pelukannya dia kemudian berbisik padaku.
"Jangan terlalu dekat dengan dia. Kau tahu itu membuatku cemburu"

"Eh cemburu? Kenapa? Tapi bukankah kau adalah kaka ku"

"Bukankah wajar untuk seorang kakak cemburu. Lagipula kita bukan saudara kandung. Kita di adopsi oleh nenek saat masih kecil. Jadi tentu saja aku punya hak untuk memiliki perasaan khusus padamu."

Huh... Jadi aku dan Caleb bukan saudara kandung? Aku benar benar tidak tahu apa apa tentang tubuh yang saat ini ku tempati ini. Apakah aku benar benar bisa bertahan hidup di dunia ini tanpa mengetahui apa apa. Maaf Caleb tapi aku bukanlah seorang yang kamu kenal. Maaf karena tidak memberitahumu bahwa aku adalah orang dari dunia lain yang bereinkarnasi ke tubuh gadis cantik ini.

Aku melamun dan hanya bisa mengatakan maaf dalam hati. Karena mungkin dia tidak akan percaya bahwa aku adalah orang dari dunia lain. Selain itu aku harus bertahan hidup di sini. Aku tidak ingin mati untuk yang kedua kalinya. Apalagi kehidupan kali ini sepertinya jauh lebih baik dari kehidupan ku sebelumnya.

"Hey apa yang kamu lamun kan?" Caleb melambaikan tangannya ke arah mataku membuatku tersadar dari lamunan.

"Ah, tidak ada..."

"Hey, ayo kita ke sana. Kembang api akan segera dinyalakan." Ucap Zayne dengan tenang sambil menunjuk tempat untuk melihat kembang api.

"Wah... Kembang api? Aku ingin melihatnya" Aku berlari ke tempat yang ditunjuk Zayne.

"Tunggu... Jangan berlari atau kau akan terjatuh." Caleb berlari mengejar ku disusul Zayne yang berjalan santai mengikuti kita berdua.

Suasananya cukup ramai dan meriah. Ada banyak kerumunan orang berkumpul. Saat kembang api dinyalakan semua orang melihat ke atas memandang kembang api yang meletus indah di langit. Sama sepertiku, pandangan Zayne dan Caleb juga terpaku ke arah kembang api di langit.

"Indahnya..." Aku bergumam

Di pertengahan melihat kembang api aku merasakan tangan Zayne menggegam tangan kananku dan dia menatapku dengan senyum tipis tidak dengan wajah dingin yang biasa ia tunjukkan lalu tangan Caleb menggegam tangan kiriku, dia membungkuk dan membisikkan sesuatu di telinga ku tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas karena suara kembang api yang meletus letus di langit. Meskipun begitu, aku tersenyum bahagia dengan keadaan ini. Ini adalah momen indah yang tidak pernah aku rasakan di kehidupan masa laluku. Sepertinya pindah ke dunia ini dan masuk ke dalam tubuh wanita cantik bukanlah hal yang buruk.

Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang