06. Permohonan

118 16 0
                                    

Tidak ada yang bisa ku perbuat dalam situasi sulit ini selain memohon dengan wajah yang memelas. Aku menatap Sylus dengan wajah yang memohon pengampunan. Sylus yang melihat wajahku merasa tidak tahan dan akhirnya menurunkan pistolnya. Aku merasa senang sepertinya dia mengurungkan niat untuk membunuhku. Entah perasaan apa yang dirasakan Sylus saat melihat wajahku yang memelas sampai dia menurunkan pistolnya tapi sepertinya wajah cantik yang kumiliki ini benar benar menyelamatkan nyawaku kali ini.

"Baiklah, kurasa kamu memang hanya warga sipil biasa. Aku tidak akan membunuhmu."

Mendengar itu dari Sylus membuatku lega. Dia kemudian mendekat melepaskan ikatan tali yang mengikat ku. Dia mencondongkan tubuhnya begitu dekat membuat jantungku berdebar lebih kencang. Jari tangannya memegang daguku memaksaku untuk menatapnya. Mata merahnya bertemu dengan ku. Dia terlihat begitu tampan bahkan ketika dari jarak dekat seperti ini.

"Mari kitten, aku akan mengantarmu pulang." Bisiknya di telingaku, setelah mengatakan itu dia kemudian melangkah mundur.

Kitten? Apakah itu nama panggilan yang dia berikan untukku. Meski kita baru saja bertemu, bukankah itu nama panggilan yang sedikit romantis? Pipiku menjadi merah memikirkan itu.

"Tidak... Aku bisa pulang sendiri."

"Aku ingin mengantarmu pulang, keputusanku adalah mutlak." Sylus tersenyum dan mengarahkan tangannya kepadaku.

Eh? Dia memintaku bergandengan tangan? Aku secara naluriah meraih tangannya dan berdiri. Kita berdua keluar dari ruangan itu dan berjalan pergi keluar melewati Luke dan Kieran kedua anak buah Sylus, mereka berdua sepertinya terkejut tapi tetap diam dan membiarkan kami lewat.

***

Kami berdua menyusuri jalan setapak bersama dan Sylus masih belum melepaskan tangan ku. Aku sedikit gugup dan terus menundukkan wajahku hingga akhirnya kita sampai di rumah ku.

"Ah, Sylus kita sudah sampai. Trimakasih sudah mengantarku pulang."

"Sama sama kitten." Sylus mengedipkan mata padaku.

Sebelum aku membuka pintu, pintu telah lebih dahulu dibuka oleh Caleb dari dalam. Wajahnya terlihat gembira bertemu dengan ku. Dia dengan segera memelukku.

"Akhirnya kamu pulang, aku merindukanmu. Aku khawatir terjadi sesuatu denganmu." Caleb melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Sylus yang ada di sampingku.
"Hah... Kamu bersama laki laki lagi seperti sebelumnya."

"Ah, perkenalkan, namanya Sylus dan Sylus ini adalah Caleb." Ucapku mencoba memperkenalkan mereka berdua.

"Kitten jadi kamu punya abang?" Tanya Sylus padaku.

"Ah, ya. Meskipun aku dan Caleb tidak ada hubungan darah."

"Kitten? Dia memberimu nama panggilan seperti itu. Hmph, aku tidak boleh kalah. Mulai sekarang nama panggilan mu adalah pipsqueak." Ucap Caleb padaku yang membuatku terkejut.

Eh... Nama panggilan macam apa itu.

***

Setelah Sylus pulang aku masuk ke kamarku dan merebahkan diriku di atas kasur dengan nyaman.

"Huft... Akhirnya aku bisa bersantai di kamarku. Ini sangat nyaman."

Tiba-tiba ponselku berdering tanda pesan masuk. Wajahku langsung berkerut kesal.

"Padahal aku baru saja istirahat."

Aku mengecek pesan yang ternyata dari Zayne. Aku sedikit penasaran karena ini pertama kalinya dia mengirim pesan setelah kita bertukar nomor telepon. Dan pesan yang dia kirim membuatku terkejut.

"Eh? Dia mengajakku bertemu malam ini. Apakah maksudnya dia mengajakku kencan. Hanya berdua dimalam yang indah ini." Aku kegirangan dan tersenyum senyum sendiri.

"Ah, ini pertama kalinya aku akan berkencan maksud ku ini pertama kalinya aku di ajak bertemu hanya berdua di malam hari. Hmm, aku harus berpenampilan menarik. Tapi aku tidak berpengalaman bahkan dalam hal ber make up. Ah, mungkin aku bisa bertanya pada Caleb."

Aku berjalan menuju kamar Caleb, di depan kamarnya aku mengetuk pintu tapi tidak ada respon. Karena pintu tidak terkunci, aku membukanya sendiri saat itu bertepatan aku melihat Caleb yang baru saja keluar dari kamar mandinya dan bertelanjang hanya ada handuk yang dililitkan di pinggangnya. Perut sixpack dan tubuh berototnya membuat wajahku memerah dan seperti hampir mimisan. Aku menutupi wajahku yang memerah dengan tanganku.

Gawat, dia sangat seksi dengan penampilannya yang seperti itu. Seruku dalam hati

"Ah, pipsqueak. Ada apa kamu datang ke kamarku? Kamu butuh sesuatu?" Tanya Caleb yang kemudian mendekat ke arahku.

"Ah, kita bicaranya nanti saja. Sebaiknya kamu berpakaian dulu. Aku tunggu di luar kamar, okey." Ucapku dengan cepat menutup pintu kamar dan menunggu Caleb memakai pakaian.

Beberapa menit kemudian pintu kamar Caleb terbuka dan dia telah berpakaian. Dia mempersilahkan ku masuk ke kamarnya. Aku masuk dan duduk di kursi kamarnya dan Caleb duduk di tempat tidur.

"Jadi? Apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan dengan ku Pipsqueak?"

Dia masih memanggilku dengan nama unik itu. Tapi tidak masalah kurasa aku menyukainya.

"Um... Sebenarnya." Aku menarik nafas dalam dalam sebelum berbicara lebih lanjut.
"Aku ingin meminta bantuan mu untuk mendandaniku malam ini." Ucapku sambil membungkuk pada Caleb yang membuatnya menampilkan reaksi terkejut.

"Eh... Kenapa tiba-tiba? Hah, tunggu. Jangan bilang kamu akan bertemu pria?" Tanya Caleb dengan nada yang menyiratkan sedikit kecemburuan.

Aku mengangguk pelan.
"Um... Zayne mengajakku bertemu malam ini."

"Ehh, orang itu? Aku tidak ingin semakin membantumu dekat dengan Zayne dengan cara membuat mu tampil menarik malam ini yang akan membuat Zayne semakin tertarik padamu."

"Huh? Kenapa begitu?" Tanyaku penasaran.

"Itu karena aku menyukai-" belum sempat Caleb menyelesaikan kata katanya, aku memotong ucapannya.

"Kumohon bantu aku. Aku tidak ingin tampil biasa saja saat bertemu Zayne." Ucapku memohon sambil membungkuk padanya.

Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang