Rafayel dari kejauhan berlari ke arah danau. Ia sempat menatap ke arah orang yang mendorong pengawalnya. Sesosok perempuan misterius yang berjalan pergi setelah mendorong pengawalnya. Ia ingin mengejarnya tapi prioritas utama saat ini adalah pengawalnya. Dia akhirnya masuk ke dalam danau.
Sebelum kesadaran ku perlahan menghilang aku melihat Rafayel masuk ke dalam air. Dia berenang dengan cepat mencoba meraihku. Dia akhirnya berhasil meraih tangan ku. Aku merasakan wajahnya mendekat. Bibirnya mendekat ke arahku dan mencium ku, memberikan ku nafas buatan.
***
Aku perlahan membuka mataku. Aku berada di atas tanah dengan Rafayel di sampingku. Aku dapat melihat kekhawatiran di wajah Rafayel perlahan tergantikan oleh senyuman saat melihat ku bangun. Aku mulai bangun perlahan dan melihat sekitar. Ada perasaan lega di hatiku karena tidak berakhir mati tenggelam seperti di kehidupanku yang sebelumnya.
"Syukurlah akhirnya kamu bangun." Rafayel memelukku tiba tiba, membuat ku sedikit terkejut.
"Trimakasih sudah menyelamatkan ku." Ucapku tersenyum lalu Rafayel tiba-tiba melepaskan pelukannya dariku. Dia mencengkeram erat bahuku dan menatapku dengan serius.
"Ada seorang wanita yang mencoba membunuhmu. Apa kamu tahu siapakah dia?"
Seorang wanita? Aku bahkan tidak mengenal siapapun di dunia ini. Siapa sebenarnya yang ingin membunuhku?
"Aku tidak tahu. Aku bahkan tidak sempat bisa melihat wajahnya saat dia mendorongku."
"Ini tidak bisa dibiarkan, kita harus menyelidikinya." Cengkeraman Rafayel di bahuku semakin erat. Ia seperti kehilangan ketenangannya
"Iya... Tapi bisakah kamu tenang dulu"
"Jika kita tidak segera menemukan pelakunya, dia mungkin akan mencoba cara lain untuk membunuhmu lagi di lain waktu." Ucap Rafayel dengan khawatir sambil mengguncang bahuku.
"Rafayel tenanglah!"sentak ku yang kemudian membuat Rafayel berhenti mengguncang bahuku.
Rafayel menjadi sedikit tenang dan dia mendekat membenamkan wajahnya di bahuku.
"Maaf, hanya saja entah kenapa aku benar benar khawatir memikirkan aku akan kehilanganmu. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.""Aku mengerti. Trimakasih sudah khawatir padaku. Tapi aku harus segera pergi, masih ada urusan lain yang harus aku urus." Aku berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Rafayel.
"Tunggu."
Mendengar itu dari Rafayel membuatku berhenti dan berbalik untuk menatapnya.
"Ada apa?""Apa kamu ingin pergi dalam keadaan baju basah kuyup seperti itu? Kamu bisa masuk angin."
"Ah... Kau benar."
Akhirnya aku pergi membeli baju ganti dan berganti pakaian di toilet umum. Setelah berpisah dengan Rafayel. Aku berjalan pergi hendak bertemu dengan Xavier, seseorang yang sebelumnya menelfon ku. Ia bahkan mengirim pesan lokasi tempat dimana kita akan bertemu. Dia pasti sudah menunggu sangat lama sekarang. Aku harap dia masih ada di sana.
Ketika aku sudah sampai di lokasi tujuan. Aku melihat pria tampan dengan rambut abu abu kecoklatan tertidur sambil duduk. Aku langsung tahu bahwa dia adalah Xavier. Aku mendekat ke arahnya. Mendekatkan tanganku untuk membangunkannya tapi Xavier meraih tanganku dan menempelkan ke pipinya. Dia kemudian perlahan terbangun dari tidurnya.
"Ah, j-jangan salah paham. Aku hanya mencoba membangunkan mu." Ucapku sedikit gugup dan melepaskan tangan ku darinya.
"Kamu lama sekali. Aku sudah menunggumu cukup lama sampai membuat ku tertidur. Apa terjadi sesuatu padamu sebelumnya."
"Ah, ya... um... Sebelumnya terjadi sesuatu, tapi sekarang aku baik baik saja." Ucapku dengan sedikit nada ragu ragu, aku tidak mengatakan yang sebenarnya karena takut membuat Xavier khawatir.
"Ah, begitu. Baguslah."
"Jadi ada urusan apa yang membuat mu ingin bertemu dengan ku?" Aku bertanya dengan nada penasaran.
"Bukan sesuatu yang terlalu penting tapi..." Xavier tidak melanjutkan ucapannya, dia kemudian menggegam tangan ku dan berdiri yang kemudian di susul oleh ku yang ikut berdiri.
"Eh... Apa maksudnya dengan ini?" Kataku bingung.
"Aku ingin kamu menemaniku hari ini." Kata Xavier kemudian menarikku berjalan bersamanya.
Lagi?! Sebelumnya aku menemani Rafayel dan sekarang aku menemani Xavier. Ini seperti sehari kencan dengan dua pria secara bergantian. Celotehku dalam hati.
Aku dan Xavier berjalan beriringan. Terkadang aku menatapnya secara diam diam. Wajahnya tidak kalah tampan dari Zayne, Caleb, dan Rafayel. Dunia yang ku tempati saat ini benar benar berisi banyak cowo cowo tampan, selain itu aku juga dekat dan mengenal mereka, aku benar benar bersyukur bereinkarnasi ke dunia ini.
"Ngomong ngomong, kamu sebenarnya mau kemana hari ini?" Tanyaku pada Xavier.
"Hanya jalan jalan biasa. Lihat itu." Tangan Xavier menunjuk ke arah kebun binatang.
"Eh, kita akan ke kebun binatang?" Tanyaku, kemudian Xavier mengangguk.
Kita memasuki kebun binatang dan melihat hewan hewan yang ada di sana. Aku merasa benar benar senang karena ini adalah pertama kalinya diriku pergi ke kebun binatang. Sekarang kita mengamati panda yang sedang makan sambil memberi panda itu makan.
"Imutnya." Kataku terus menatap panda itu dengan kekaguman.
"Menurutku dirimu masih jauh lebih imut."
Mendengar itu dari Xavier membuat ku tersipu dan salah tingkah. Aku menundukkan wajahku dan tersenyum senyum sendiri.
"Ah, bisa aja. Kamu sepertinya pandai menggombal- eh?" Saat aku menatap Xavier aku sedikit terkejut karena matanya tertutup seperti sedang tertidur.
"Padahal sebelumnya dia menggoda ku. Tapi beberapa detik kemudian dia tertidur? Sungguh ajaib dia bisa tidur dalam keadaan berdiri." Aku kemudian mendekatkan tanganku ke kepalanya dan mengelus kepalanya dengan lembut sambil tersenyum.
"Xavier bahkan sangat tampan meski dia tertidur seperti ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)
FanficLove and DeepSpace (character × reader) (Hanya mencoba membuat cerita fanfiction gaje dan tidak jelas yang mengambil nama dari karakter dari game love and deepspace) Bercerita tentang protagonis yang menjalani hidupnya dengan banyak masalah dan pend...