07. Berdandan bersama Caleb

91 12 0
                                    

Caleb menghela nafas, dia bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri ku. Tangannya mengusap bahuku dengan sentuhannya yang lembut.

"Angkat kepala mu..... Huftt, baiklah. Sepertinya aku tidak punya pilihan lain. Serahkan saja padaku untuk membuat mu tampil sempurna malam ini. Lagipula aku juga ingin melihat mu tampil sempurna."  Caleb tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

Mendengar itu dari Caleb membuat mataku berbinar gembira. Aku refleks memeluknya dengan senang dan membuat Caleb terkejut dengan pelukan ku yang tiba-tiba. Sesaat aku juga dapat merasakan jantungnya berdebar lebih kencang sebelum akhirnya aku melepaskan pelukan itu.

"Tapi bukankah sebelumnya kamu pandai berdandan sendiri. Apakah kamu kehilangan skill make up mu?" Tanya Caleb memiringkan kepalanya dengan heran.

Huh? Jadi tubuh yang ku tempati ini pandai berdandan yah tidak seperti diriku di kehidupan sebelumnya yang tidak pernah mencoba berdandan. Aku harap jika aku beralasan kehilangan skill make up ku itu tidak terdengar aneh bagi Caleb.

"Uh, ya... Aku sedikit lupa cara berdandan yang benar. Jadi aku meminta bantuan mu. Lagipula karena aku benar benar ingin tampil menarik malam ini." Kataku sedikit canggung karena ada unsur kebohongan di dalamnya.

"Ah... Oke. Pertama tama ayo kita ke kamarmu untuk memilih pakaian dan sebagainya."

Aku mengangguk dengan ucapan Caleb dan kita berdua pergi ke kamarku mulai memilih pakaian.

****

Beberapa menit berada di kamarku. Baju baju di dalam lemari telah berserakan di atas tempat tidur. Caleb benar benar serius untuk membuat ku tampil sempurna sampai dia begitu fokus memilih pakaian yang cocok untukku.

"Ah, bagaimana dengan ini." Caleb mencocokkan gaun berwarna merah di tubuhku.

"Ah, tidak tidak. Hmm... Kalo yang ini." Caleb lalu mengambil gaun hitam dan mencocokkannya di tubuhku tapi dia menggelengkan kepalanya. Caleb terus mencocokkan gaun gaun lainnya di tubuhku tapi dia merasa itu masih kurang sampai akhirnya gaun berwarna putih di cocokkan.
"Lalu ini. Hmm... Sepertinya cocok untukmu. Cepat mandi dan berganti lah pakai gaun putih ini. Aku akan menunggumu sambil mempersiapkan make up."

Aku mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah beberapa menit aku keluar dengan gaun putih yang dipilihkan oleh Caleb. Caleb tertegun melihat penampilanku. Dirinya kemudian tersenyum.

"Kamu benar benar cantik, pipsqueak."

Mendengar itu dari Caleb entah kenapa membuat ku sedikit tersipu.

"Uh, trimakasih."

"Nah, Sekarang waktunya menata rambut mu dan ber make up."

Aku mengangguk mendengar ucapan Caleb dan duduk di depan cermin. Caleb mulai menyisir rambut ku dan membuatnya terikat ke arah samping. Dia memasangkan jepit rambut bunga yang indah di kepalaku.

"Darimana kamu mendapatkan jepit rambut indah ini." Tanyaku pada Caleb.

"Ah, aku membelinya di toko karena melihatnya cukup indah ku yakin ini cocok denganmu"
"Oke, untuk penataan rambut sudah selesai. Sekarang saatnya ber make up." Ucap Caleb sambil mulai memberikan bedak dan sebagainya pada wajahku.

Aku memperhatikan dengan saksama cara dia mendadani ku agar aku bisa ber make up sendiri kedepannya.

"Sekarang, aku akan memberimu lipstik pada bibirmu. Pipsqueak bisakah kamu tutup matamu dan membuka mulutmu."

Aku mengangguk dan mulai menutup mataku dan membuka bibir ku. Aku merasakan tangan Caleb mengangkat daguku dan dia mulai menggosokkan lipstik pada bibirku yang terbuka. Aku bisa merasakan jarak wajahnya sangat dekat karena nafasnya menerpa wajahku seperti dia diam diam akan mencium bibirku yang terbuka.

"Apakah sudah selesai?" Tanyaku dan Caleb akhirnya mundur, batal untuk mencium bibirku.

"Sudah. Sekarang lihatlah dirimu sendiri di cermin."

Aku menatap ke arah cermin dengan wajah kagum. Wajah cantik ini berubah menjadi lebih cantik setelah di poles oleh Caleb.

"Ini sempurna. Trimakasih Caleb. Kau sangat membantu." Aku tersenyum manis ke arahnya yang membuat Caleb tersipu dan sedikit berpaling.

"Uh, aku senang jika itu membuat mu bahagia. Sekarang sebaiknya kamu bergegas. Zayne pasti sudah menunggumu kan."

"Ah, benar juga. Kalau begitu aku berangkat." Ucapku tersenyum dan melambaikan tangan pada Caleb sebelum akhirnya berjalan pergi.

****

Sesampainya di lokasi tempat aku bertemu dengan Zayne yaitu di taman dengan kerlap kerlip lampu malam yang menerangi malam hari. Aku melihat jam di ponselku dan ternyata aku datang lebih awal dari jam yang dijanjikan.

"Humm... Aku terlalu bersemangat sampai datang lebih awal dari waktu seharusnya. Baiklah aku akan menunggu Zayne di sini."

Aku duduk di bangku taman sambil melihat lihat keadaan sekitar.

"Humm... Aku sangat gugup hanya dengan memikirkan akan bertemu dengan Zayne. Seperti apa penampilannya yah. Apakah dia akan terlihat lebih tampan dari biasanya dan mungkin masih dengan sikap dinginnya yang khas tapi aku menyukai itu.

Tiba-tiba sekelompok gadis yang tidak ku kenal berjalan menghampiriku. Salah satu dari mereka mencengkeram tanganku dengan kasar memaksa ku berdiri dan mendorongku sampai jatuh ke tanah. Itu membuatku ketakutan mengingatkan ku tentang pembullyan di kehidupanku sebelumnya. Tanganku mulai gemetar, bahkan untuk mencoba berdiri aku tidak sanggup. Aku takut. Pembullyan yang ku alami di masa laluku terulang di kehidupanku yang sekarang. Aku takut tidak ada yang menolongku.

"S-siapa kalian?" Tanyaku dengan gemetar dan ketakutan.

Seseorang tolong aku, Zayne kenapa kamu tidak kunjung datang. Aku sungguh takut.

Love and Deepspace (Character Love and Deepspace × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang