Chapter 07.

438 75 24
                                    















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Berbulan-bulan telah berlalu, dan sekarang, Christy pun sudah bertumbuh kembang menjadi bayi yang lucu dan sangat menggemaskan sekali. Bagaimana ga menggemaskan coba, sekarang bayi semungil itu sudah mulai bisa merangkak dan menunjukan kalo si Christy ini aktifnya luar biasa sekali. Tentu saja, hal itupun jelas membuat keluarga Natio senangnya minta ampun, ketika mempunyai anak,cucu/keponakan seperti Christy. Semenjak Christy sudah mulai bisa merangkak, Christy aktifnya jan luar biasa bikin mumet, nih bayi ga bisa diem sebentar, pasti ada aja ulahnya. Entah itu sering keluar rumah saat siang hari, padahal pintu rumahnya sudah terpalang triplek yang cukup tinggi, biar si Christy ga bisa keluar, ehh malah nih bayi ada² aja caranya buat bisa keluar rumah. Tentunya, keluarga Christian harus bisa extra menjaga nih bayi, kalo lengah dikit kelar deh, udah kemana-mana nih bayi. Justru dengan keaktifan dari si Christy, mereka sangat menikmati momen² berharga seperti ini, dan tak akan pernah melewatkan sedikit pun momen² kayak gini. Karna mana mungkin bisa terulang lagi, bahkan tak akan pernah bisa kembali, ketika Christy sudah tumbuh menjadi dewasa.



Bicara tentang hubungan Christian dan Flora, mereka berdua akhir² ini bisa dibilang sedikit ada kemajuan. Yapp, mereka berdua sekarang menjalin hubungan sedikit lebih dekat, daripada semenjak awal kali mereka berjumpa. Ternyata oh ternyata, si Flora akhirnya terperangkap juga oleh pesona dari duda anak satu ini, dan dirinya kini menaruh rasa suka terhadap Christian. Tentunya Flora mana berani menunjukan kalo dia suka terhadap Christian, malah dirinya memilih untuk menyimpan perasaannya itu dalam². Sementara disisi Christian, Christian hanya menganggap Flora itu hanya teman/partnernya saja, dan tak menganggap Flora lebih dari itu. Padahal dilihat-lihat oleh orang terdekat mereka, mereka berdua ini cocok banget, satu kaku kayak es batu, satunya ga sabaran kayak tisu dibagi menjadi empat bagian.



Seperti biasa, saat ini Christian dan yang lainnya pun kini nongkrong² di depan cafe, dan tentunya mereka lakukan seperti itu ketika cafe telah tutup. Sudah jadi kebiasaan dari mereka semua, ketika cafe telah tutup, mereka sebelum pulang pastinya menyempatkan waktu sebentar untuk nongkrong. Entah itu bercerita tentang hari ini, tukar pendapat, saling bercanda, sharing² hal lain, dan tentunya mereka lakukan itu demi menghilangkan penat setelah seharian bekerja.







"Kenapa lu ngga coba pacaran sama Flora??" celetuk Zee yang bertanya kepada kembarannya tersebut, sontak awalnya yang mereka bercanda pun kini menghentikan candaannya, dan langsung menoleh kearah Christian dengan serentak.

"Wait-wait-wait, Flora kakaknya Ashel??" timpal Aldo yang kini menanggapi ucapan dari Zee, lalu Eli yang merasa geram pun langsung menjambak rambut dari Aldo.

"Yaiyalah, terus siapa lagi ogeb, diotak lo mah Ashel mulu yang dipikirin herman gw" ucap Eli yang geram dan asal nyablak aja, sedangkan Aldo saat ini hanya meringis kesakitan ketika rambutnya dijambak oleh Eli, dan berusaha untuk melepaskan tangan Eli dari rambutnya itu.

Senja Termanis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang