Chapter 06.

492 70 9
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Hari demi hari pun telah berganti, dan sudah seminggu lamanya Flora berada di cafe Christian tersebut, dan Flora juga udah menyuruh managernya itu, untuk mengosongkan seluruh jadwalnya selama sebulan kedepan. Selama seminggu di cafe itu, Flora juga udah banyak menerima pembelajaran, mulai dari mengenal bahan² makanan, bahkan cara dia memotong bahan makanan pun, Flora juga udah mulai lihai. Banyak pengalaman yang Flora dapatkan disana, ternyata kerja didapur itu seseru dan se menyenangkan itu daripada kerja sebagai model. Meskipun bayaran di cafe lebih sedikit daripada kerja jadi model, tapi sensasi yang Flora dapatkan kerja di cafe jauh berbeda daripada kerja jadi model.




Saat ini, lebih tepatnya dipagi-pagi buta, Christian pun kini mengajak Flora untuk berbelanja di pasar tradisional. Karna menurut Christian, berbelanja dipasar tradisonal selain murah, berbelanja disana juga bisa dapet banyak daripada belanja dipasar modern. Tentunya ini juga adalah pengalaman pertama Flora untuk berbelanja dipasar tradisonal, dan tentunya Flora sangat antusias sekali menerima ajakan dari si Christian ini. Ternyata bayangan Flora yang mengenai pasar tradisional, tak sesuai dengan apa yang dia bayangkan, dia kira saat subuh² gini, tak banyak orang yang berjualan, tapi dugaannya pun ternyata salah, malah semakin pagi, semakin ramai orang yang berbelanja.




Kenapa Christian lebih memilih ke pasar pagi² buta gini?? jawabannya adalah, lebih enak subuh² gini berangkat ke pasar daripada harus tunggu matahari terbit. Karna selain barang yang baru saja datang, dia juga bisa mendapatkan bahan² makanan yang jauh lebih segar dan lebih fresh. Sedangkan kalo dia berangkat agak siang, rata² bahan² makanan udah sedikit layu khusunya buat sayur²an. Kini mereka berdua pun saat ini sedang mencari berbagai macam sayur²an dan bahan² makanan yang lainnya, karna buat kebutuhan stok cafe yang bentar lagi menipis.







"Wahh, cocok sekali pasangan muda ini" celetuk ibu² penjual sayuran yang melihat Christian dan Flora yang lagi berbelanja, sementara Flora yang lagi memilih sayuran pun sedikit terkejut ketika mendengarkan ucapan dari ibu² penjual tersebut.

"Ehh-ehh" ucap Flora yang gugup, dan bingung harus menjawab apa, lalu Flora pun menoleh kearah Christian yang saat ini lagi memilih-milih bawang²an.

"Udah nikah berapa bulan mbak??" ucap penjual itu lagi, yang bertanya kepada Flora, dan pertanyaan dari ibu penjual itupun membuat Flora semakin bingung harus menjawab apa.

"Baru sebulan kok buk" celetuk Christian yang menjawab pertanyaan dari ibu² penjual tersebut, sontak Flora pun membelalakkan matanya, dan tak percaya atas jawaban Christian yang keluar dari mulutnya tersebut, bisa²nya si Christian ini malah jawab seperti itu.

"Pantes, cocok, masih hangat²nya hehehhe" timpal ibu² penjual itu yang terkekeh melihat kecocokan antara Christian dan Flora, sementara Flora pun hanya cengar-cengir saja sambil mencubit pelan pinggang dari Christian ini.







Senja Termanis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang