Dor
Dor
Dor
Crkak
Sreett
Krakk
Klang...
Rui melemparkan pipa besi yang ia gunakan barusan dengan santainya. Lalu pandangan nya menatap dingin puluhan mayat di sekelilingnya yang memenuhi jalanan.
"Kalian baru saja akan menghancurkan monster yang sedang dalam mood buruk, tapi kalian justru mengusik nya"
“Akses terselesaikan, mereka adalah musuh keluarga Arbianka yang mengincar nyawa para keluarga Arbianka. Mau itu putra pertama nya ataupun putra Arbianka yang lain” (ू•ᴗ•ू❁)
Rui sesaat melirik ke arah Ruby yang barusan meretas data tentang biodata orang-orang ini. Lalu kemudian ia beranjak dari sana sembari menyeret tabung berisi bahan bakar yang di biarkan terbuka.
"Ruby, apa kau punya rokok?"
“Rokok? ('-'*)♪ Oh, ada satu Tuan” Ruby pun mengeluarkan satu batang rokok yang di minta Rui.
Tanpa sadar mereka berdua kini sampai di luar hutan, tempat di mana Rui di sekap sebelum nya, yang kemudian Rui berbalik menatap ke arah hutan di mana berisi mayat orang-orang yang baru saja di hajar habis-habisan oleh Rui.
Sesaat tangannya terangkat untuk menyalakan rokok di tangannya lalu menghisap nya sesaat. Yang kemudian dengan santai ia melemparkan batang rokok itu ke arah siraman bahan bakar tadi.
Yang tak lama api mulai merambat membakar apapun yang terkena bahan bakar tadi.
Rui menatap api yang mulai merambat membakar hutan di depannya. Masa bodo dirinya dinilai membunuh hutan, lagipula tempat nya di sekap tidak memiliki satu ekosistem hidup lain selain pepohonan.
"Ayo pergi, waktu kita terbuang percuma hanya demi anjing tidak berguna seperti mereka" Ujar Rui berbalik dan beranjak pergi meninggalkan kawasan hutan.
“Baik Tuan Rumah Ψ(≧ω≦)Ψ”
Ruby dengan icon senangnya mengikuti perginya Rui. Sementara Rui sendiri ia hanya berjalan santai meninggalkan kawasan hutan.
'Yahh... Ku harap mereka tidak keberatan menerima tamu malam-malam begini'
Rui diam-diam sweat drop karena dirinya berkunjung ke rumah teman kecilnya di jam malam begini. Tapi dirinya di undang bukan? Jadi tidak masalah ia mau datang jam berapapun kan?
Ah terserah lah, yang penting dirinya datang.
————•••
Setelah lama menempuh perjalanan yang cukup panjang, Rui akhirnya sampai di kediaman Ary.
Ini bukan kali pertama nya kemari sih, tapi tetap saja ia merasa kurang nyaman jika datang kemari tidak menggunakan apa-apa.
"Identitas dan keperluan?" Seorang bodyguard terlihat mencegat Rui yang hendak melanjutkan langkah nya ke dalam kediaman.
"Kunjungan, ini jika kurang jelas"
Rui menunjukkan chatingan nya dengan Ary pada bodyguard yang bertugas. Membaca apa yang tertera di sana membuat bodyguard tadi mengizinkan nya untuk masuk.
Ia juga mengantarkan Rui masuk ke dalam kediaman karena jarak antara gerbang dengan pintu utama terbilang jauh.
"Saya hanya bisa mengantarkan anda sampai pintu masuk Tuan, maaf karena tidak bisa membantu mengantarkan anda sampai bertemu Tuan Besar Arbianka" Tutur sang bodyguard.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Transmigrasi] "Who Am I?"
Teen FictionJudul sebelumnya : Transmigrasi Leo X Rui. Deandra Leonardo Lelaki dingin yang tak tersentuh, acuh pada sekeliling, bahkan tak jauh dari kata kejam ber transmigrasi ke tubuh remaja SMA yang sedang koma karena adanya tragedi di sekolahnya (Pembullyan...