LXR 53

622 53 5
                                    

Sesuai perkataan nya, Rui benar-benar menginap di kediaman Arbianka. Dan begitu pagi tiba dirinya langsung bersiap untuk pergi mengikuti kompetisi.

Tak hanya itu dirinya juga sengaja membawa beberapa senjata yang ia sembunyikan untuk berjaga-jaga.

Dirinya sendiri juga memakai sebuah kalung dengan liontin berinisial R. Sesuai dengan namanya.

"Wahh sudah pagi begini kau ternyata cukup bersemangat ya"

Rui yang saat itu sudah menunggu di ruang tengah terlihat mengalihkan pandangannya ke arah Sulung Keluarga Arbianka. Juantara atau kerap di panggil Juan terlihat siap dengan setelan jas nya dan menuruni tangga untuk tiba di lantai dasar.

"Sudah menjadi kebiasaan" Celetuk Rui menyahut.

"Begitu ya, kebetulan kami juga akan langsung berangkat ke lokasi kompetisi. Jadi apa tidak keberatan jika kita berangkat bersama? Maksud ku satu mobil" Ujar Juan meminta persetujuan dari Rui.

Rui menaikkan satu alisnya heran, ada apa dengan sulung keluarga Arbianka yang satu ini? Tumben sekali mencoba bersikap akrab dengannya.

"Kau pasti heran ya? Kau tau kan posisi mu saat ini adalah calon anggota keluarga kami? Jadi setidaknya aku ingin mencoba akrab dengan mu" Tukas Juan saat sadar Rui terheran dengan sikapnya.

"Kenapa bisa seyakin itu aku bisa memenangkan posisi kosong disini. Boleh saja, kebetulan aku tidak membawa apa-apa saat kemari" Sahut Rui menjawab.

"Kalau begitu apa kau tidak keberatan jika kita berangkat sekarang?" Ujar Juan memberi tawaran.

Rui sesaat berfikir menimang permintaan Juan. Tapi kemudian ia mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah kalau begitu ayo"

Juan secara reflek merangkul Rui untuk ikut dengannya menuju garasi kediaman. Sedangkan Rui yang mendapat perlakuan tersebut sempat terheran dengan tingkah nya, tapi kemudian dirinya memilih acuh dan membiarkan nya. Hanya merangkul kan? Apa yang perlu di permasalahkan?

Dalam perjalanan Rui sedari tadi hanya fokus pada jalanan di sana. Ia lebih suka memandangi pemandangan dari jendela mobil ketimbang dari posisi depan.

Kelakuan nya itu tidak jauh dari pengawasan Juan. Yang tentunya tanpa sadar terkekeh melihat raut wajah Rui yang kadang berubah-ubah ketika mereka melewati area pepohonan.

'Sikapnya itu mengingatkan ku pada Zyan, benar-benar pencinta alam' Juan secara naluri tergerak mengusap kepala Rui yang saat itu masih menatap ke arah jendela mobil.

Kali ini tindakan nya membuat Rui menoleh dan menatap heran ke arah nya.

"Ah!? Maaf, aku hanya teringat dengan adikku. Tingkahnya sama seperti mu, jika sedang dalam mobil dia hanya akan melihat ke arah jendela. Maaf jika yang tadi mengusik mu" Tukas Juan seraya menarik kembali tangannya.

"Begitu ya, tidak masalah aku hanya kurang terbiasa dengan perlakuan seperti itu" Sahut Rui yang kembali menoleh ke arah jendela mobil.

Juan di buat terjengit tanpa sadar mendengar ucapan nya. Ia tidak tau apa saja yang di alami Rui seorang diri di luar sana. Menurut informasi dari adiknya Ary, Rui ini sedari kecil tinggal sendirian.

Hanya sampai di usia ke empat tahun ia di asuh di sebuah panti asuhan dan setelahnya ia di usir tanpa alasan yang jelas. Yang kemudian Rui sampai menjadi pribadi seperti sekarang.

Awalnya ia sempat terheran bagaimana Ary bisa mengetahui banyak hal tentang Rui. Dan Ary menjawab, sebelum Rui hilang ingatan dulunya ia adalah orang yang cukup terbuka padanya karena saat itu hanya dirinya satu-satunya teman yang ia miliki.

Setidaknya dengan informasi itu ia sedang mencoba sedikit mengakrabkan diri dengan Rui, hitung-hitung mencoba pendekatan sebagai kakak adik dengannya.

"Tuan Muda, kita sudah sampai"

Lamunan Juan buyar saat suara bodyguard tadi mengudara. Lantas ia menoleh ke arah samping di mana Rui sudah lebih dulu keluar dari mobil.

Lantas ia pergi menyusul Rui yang ternyata sedang melihat lihat area sekitar lokasi lomba yang terbilang jauh dari permukiman. Lokasinya ada di sebuah hutan dan di sana ada sebuah villa yang akan menjadi tempat tinggal para kandidat calon anggota keluarga Arbianka.

Di sebelah nya ada juga sebuah apartemen besar yang sepertinya untuk tempat tinggal juri.

"Lama tidak bertemu, Juantara"

Baik Juan ataupun Rui kontan menoleh ke arah suara yang menggunakan bahasa Italia tadi. Dan terlihat seorang pemuda yang sepertinya seumuran dengan Juan mengenakan setelan jas juga ada di sana.

Juan tentunya terkejut melihat presensi nya.

"Shadrach? Bagaimana kau bisa ada di sini?" Juan menatap penuh heran ke arah nya yang saat ini menampilkan smirk pada wajah tampan nya itu.

"Tidak sulit untuk keluarga Arbianka mengetahui informasi sesamanya"

Rui hanya bisa menatap heran ke arah keduanya yang sedang berbincang dan sama-sama menggunakan bahasa Italia itu. Dirinya paham bahkan sangat jelas, hanya saja dirinya tidak mengenal siapa yang Juan ajak bicara itu.

Pukk

"Kau akhirnya datang juga"

Rui reflek menjauh dari posisi awalnya saat ada seseorang yang menepuk kepalanya barusan. Meski ia sempat terheran mendengar nya menggunakan bahasa Spanyol.

Eh? Tunggu!

Spanyol? Jangan bilang jika dia yang mengirim surat padanya akhir akhir ini.

"Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan mu, ternyata jika di lihat langsung kau jauh lebih terlihat mirip dengan Mama ya" Ujar nya masih dengan bahasa Spanyol, menatap penuh tertarik ke arah Rui yang menatap nya waspada.

"Trevor, kau membuatnya takut" Pemuda lain terlihat menampakkan dirinya dan menatap seseorang tadi dengan niat menegur.

"Aku hanya mengagumi nya Tobias, dan berhentilah terus menegurku seperti Mommy" Ujar yang di panggil Trevor tadi dengan nada tidak suka.

"Maaf ya, dia memang suka menantang orang yang di ajak nya bicara. Sebelumnya perkenalkan namaku Tobias Arbianka, yang kau ajak bicara tadi saudara ku Trevor Arbianka" Ujar yang memanggilnya Tobias terlihat mengulurkan tangannya tanda meminta berjabat tangan dengan Rui.

"Dia tidak mengerti bahasamu Tobias" Ujar Trevor saat mendengar saudara nya berkenalan dengan bahasa mereka.

"Oh ya, maaf sebelumnya. Aku sendiri masih sedikit belajar bahasa di sini. Kalau begitu, siapa namamu?" Celetuk Tobias dengan sedikit kikuk.

"Ruinard, panggil saja Rui. Dan maaf sebelumnya apa kau yang terakhir kali mengirim surat padaku? Dari. T itu?"

Tobias dan juga Trevor kompak menatapnya terkejut kala ia membalas ucapan Tobias dengan lancar. Bahkan bahasa Spanyol yang ia gunakan benar-benar fasih.

"O-oh!? Soal itu benar, kenapa kau tidak membalas suratnya? Padahal aku sudah sangat menanti balasan dari mu loh" Ujar Tobias dengan nada mendayu sedih.

"Maaf sebelumnya, aku terlalu sibuk untuk belajar beberapa hari lalu, jadi tidak ada waktu untuk membalas surat kalian" Ujar Rui menjawab.

"Wah.. Aku tidak tau bahasa Spanyol mu benar-benar fasih" Trevor terlihat menatap penuh tertarik ke arah Rui yang masih ada di depannya itu.

"Aku belajar sedikit, jika aku tidak belajar bahasa Spanyol bagaimana aku membaca surat pemberian mu itu" Sahut Rui menjawab.

"Wahh.. Kalian sudah berkenalan saja, kalau begitu sekarang giliran ku"

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

To be continue...

[Transmigrasi] "Who Am I?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang