Putri Mandalika perlahan membuka matanya. Ia terkejut ketika melihat di sekelilingnya sedang tegak berdiri jeruji besi. Disamping tempat ia terkapar, ada dua orang wanita yang berpakaian lusuh dan robek-robek. Mereka berdua memperhatikan Putri dengan seksama seakan penuh pertanyaan. Tiba-tiba datang dua orang prajurit yang memberikan Putri Mandalika sepiring makanan.
“Makan itu!” bentak salah satu prajurit itu kepada Putri Mandalika. Putri lalu melihat makanan itu, ada nasi dan sayuran kangkung. Makanan yang masih layak dimakan oleh manusia, Putri Mandalika lalu memakannya dengan lahap. Selesai makan, ia kembali ke tempatnya semula. Dua wanita yang berada di samping putri tadi mulai mendekat.
“Kamu darimana dan salah apa?” tanya salah satu dari mereka dengan hati-hati. Putri Mandalika bingung harus menjawab darimana karena ingatannya belum sepenuhnya pulih. “Aku lupa. Apa kita sedang berada di penjara?” tanya balik Putri Mandalika. Dua orang itu saling beradu pandang. Beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka kembali menjawab “Kamu tidak tahu kalau kita sedang ada di penjara bawah laut?”
Putri Mandalika tercengang mendengar jawaban mereka, yang ia tahu hanya ada penjara bawah tanah. Benarkah ia sedang berada di penjara bawah laut? Kalau sedang berada di laut, kenapa ia masih bisa bernafas seperti biasa? Mungkinkah ia berubah menjadi ikan atau sejenisnya? Lantas kesalahannya apa sehingga dipenjara? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di benak sang putri. Sekali lagi ia memaksa otaknya untuk mengingat apa yang telah ia alami.
Sekelebat bayangan dirinya yang terbawa arus air laut. Hanya itu yang terlintas di pikiran Putri Mandalika. Selebihnya ia masih membutuhkan waktu untuk mengingatnya kembali. Selama itu juga, Putri Mandalika berusaha berdamai dengan keadaan. Bulan-bulan berikutnya dia sudah terbiasa dengan lingkungan penjara bawah laut. Dia mampu berbaur dengan penghuni lama bahkan tidak jarang Putri mendengar curhatan mereka.
***
“Aku tau kenapa kamu bisa ada disini” celetuk teman satu jerujinya Putri Mandalika yang disebut Bu Sekar. Dia bisa dibilang menjabat sebagai kepala intelijen di penjara karena koneksinya yang cukup kuat. Ia sangat dekat dengan para prajurit disana. Katanya dulu ia adalah seorang asisten Ratu Puspa Kemuning Sari, Ratu Kerajaan bawah laut. Namun, karena ia melakukan kesalahan akhirnya Ratu memenjarakannya selama bertahun-tahun.
“Kenapa?” tanya Putri antusias tidak sabar mendengar cerita Bu Sekar. “Kamu awalnya ditemukan oleh dayang istana di ranjang Ratu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Entah kamu berasal dari mana. Ratu yang melihat kelancangan kamu segera memerintahkan para prajurit istana untuk membawamu kesini” jawab Bu Sekar.
“Apakah mereka tidak memberitahu ibu siapa aku sebenarnya?” tanya Putri Mandalika kepada Bu Sekar. Bu Sekar menggelengkan kepala. Namun, Bu Sekar yakin kalau putri bukan dari orang biasa seperti dirinya, ia pasti keturunan kerajaan juga. Bu Sekar melihat itu dari aura yang dimiliki Putri Mandalika.
***
Lambat laun ingatan Putri Mandalika satu persatu mulai terungkap. Dia menyayangkan keputusannya mengorbankan diri hanya untuk menghindari peperangan karena mungkin masih ada jalan keluar lain yang bisa ditempuh saat itu. Putri Mandalika sangat merindukan rumah, keluarga dan rakyatnya. Rasanya seperti mimpi saat ia harus terjebak di dalam penjara.
Sekarang ada beberapa jawaban yang ingin ia cari tahu tentang kehidupannya di bawah laut. Sebagai manusia normal, tidak mungkin ia bisa bertahan hidup selama berbulan-bulan di dalam air sedangkan putri bukan titisan makhluk laut seperti putri duyung. Ini kejanggalan yang harus ia pecahkan sendiri.
Mungkinkah ia sudah mati lalu gentayangan di dalam laut? Atau mungkin saja jiwanya terjebak di dalam laut sedangkan jasadnya entah ada dimana. Putri Mandalika mencari jawabannya dengan bertanya kepada teman-temannya di penjara. Akan tetapi, tidak satupun dari jawaban mereka yang masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Mandalika Versi Gue!
FantasySebuah legenda Putri Mandalika atau biasa dikenal juga dengan istilah Putri Nyale sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sebuah kisah memilukan yang dialami oleh sang putri membuat masyarakat setempat percaya bahwa Nyale atau cacing laut adal...