Pagi hari yang cerah, lalu lalang turis memenuhi bahu jalan di tengah pulau kecil itu. Sebagian besar dari mereka jalan kaki, sisanya menggunakan becak atau sepeda. Putri Mandalika diboncengi Patih dengan sepeda, menyusuri toko-toko yang ada di sana. Hari ini Patih sengaja mengosongkan jadwal supaya bisa menghabiskan waktu seharian bersama Putri Mandalika.
Mereka mengawali hari dengan masuk ke toko buku. Fun fact dari seorang Patih, ia sangat menyukai buku genre action. Menurut berita, toko buku disana sedang rilis besar-besaran buku khusus bergenre action dan romantic. Patih memborong semua buku yang bergenre action. Sedangkan Putri Mandalika memilih buku romantic sebagai bahan bacaan ketika ia tidak ada kerjaan di villa. Lumayan bisa menambah pengetahuannya sedikit tentang perbukuan zaman sekarang.
Buku berjudul The secret of romantic woman dan Lily Flower is My Present. Kedua buku itu asal dipilih oleh Putri Mandalika. Dia berharap isinya tidak akan mengecewakan karena sampulnya terlihat sangat estetik dan feminim. Karena terlalu banyak buku yang mereka beli, toko itu akhirnya memberikan voucher pengantaran gratis sampai ke tempat tinggal mereka. Jadi mereka tidak akan repot-repot meringkusnya sampai villa.
Selepas membeli buku, Patih menggeret Putri Mandalika ke bioskop mini yang letaknya disamping toko buku, hanya dijaraki dua toko pakaian.
“Kamu mau pilih film yang mana?” Patih memilah kaset-kaset yang bagus untuk ditonton.
“Terserah kamu saja” sahut Putri Mandalika. Kebetulan saja wanitanya itu adalah seorang hantu, ia menanyakan kepada penjaga bioskop tentang film hantu yang berpacaran dengan manusia, tapi sayangnya bioskop itu tidak menyediakan film seperti yang disebutkan oleh Patih. Stok kaset di bioskop itu masih sangat sedikit, paling yang ada hanya beberapa pilihan film horor pilihan dan best seller.
“Aku pilih film yang ini saja” Patih memberikan satu kaset film horor kepada penjaga bioskop. Mereka berdua kemudian masuk ke ruangan kecil khusus VIP. Sebelumnya mereka juga sudah membeli air minum dan pop corn di kantin bioskop. Rasanya tidak afdol kalau menonton tanpa menyemil.
Awal film diputar, suasananya masih tenang. Mereka masih bisa menikmati alur ceritanya. Namun, ditengah jalan, setan-setan mulai mengambil peran. Putri Mandalika tak henti-hentinya berteriak histeris karena ketakutan dan ingin keluar saja. Patih memaksanya tetap menonton karena ia menganggap itu adalah adegan seru.
“Bioskop adalah tempat yang paling aku coret dari list tempat hiburanku” bisik Putri Mandalika ketika Patih hendak membayar di penjaga bioskop. Patih terkekeh usil mendengar ucapan Putri Mandalika.
“Masa hantu takut hantu?” sindir Patih. Putri Mandalika mencubit tangan Patih sampai ia menjerit kesakitan. “Aduuh…kamu sudah berani main KDRT” timpal Patih. “Apa itu KDRT?” tanya Putri Mandalika penasaran. Ia baru pertama kali mendengar kata itu. Patih tidak menjawab Putri. Ia kemudian melajukan ayuhan sepedanya.
***
Sepeda mereka terparkir di depan sebuah restoran Korea terkenal. “Kamu mau makan apa?” Patih menyerahkan papan menu kepada Putri Mandalika.
“Aku mau yang ini. Keliatannya enak” tunjuknya pada salah satu makanan khas Korea yang bertuliskan Jajangmyeon. Berbeda dengan Patih, ia lebih memilih Bibimbap dan Udon Tusuk. Untuk minumnya mereka memilih jus jeruk.
Selang berapa menit kemudian, makanan sudah dihidangkan di atas meja. “Kenapa rasanya begini ya?” tukas Putri Mandalika. Patih tidak menyahut karena dia tidak pernah suka dengan makanan berjenis mie. “Kamu makan saja” perintah Patih pelan. Karena tidak familiar dengan rasanya, Putri Mandalika hanya memakannya sedikit. Patih yang mengetahui hal itu hanya bisa menghela nafas.
***
“Sekarang aku yang request tempat yang bakal kita tuju” cegat Putri Mandalika ketika mereka sedang berjalan menuju ke parkiran restoran. Langkah Patih terhenti “Emang kamu tau ada apa aja disini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Mandalika Versi Gue!
FantasySebuah legenda Putri Mandalika atau biasa dikenal juga dengan istilah Putri Nyale sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sebuah kisah memilukan yang dialami oleh sang putri membuat masyarakat setempat percaya bahwa Nyale atau cacing laut adal...