Chapter 1.

107 11 2
                                    

Catatan Penulis: Dalam cerita ini, mereka berada di tahun ketujuh/kedelapan Hogwarts. Perang telah berakhir dan McGonagall meminta semua siswa tahun ketujuh untuk kembali dan menyelesaikan sekolah.

• • •

Si rambut coklat yang frustrasi itu mendesah dalam-dalam, mengalihkan pandangan matanya yang cokelat dari pasangan yang saling menyayangi di depannya. Hermione Granger menunduk menatap makanannya beberapa saat kemudian dan tiba-tiba mendorong piringnya. "Kurasa aku baru saja kehilangan selera makanku." Ia bergumam pelan, menoleh ke arah teman-temannya yang lain untuk meminta dukungan, tetapi malah melihat mereka berpelukan dengan tangan yang saling bertautan.

Hermione memutar matanya sembari menatap lantai karena tidak tahan melihat teman-temannya bahagia. Ia benar-benar tahu bahwa ia tidak seharusnya merasa seperti itu, tetapi Hermione juga tidak bisa menahannya. Fakta bahwa Hermione adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki pasangan di kelompok mereka membuatnya merasa malu. Yang memperburuk keadaan adalah kenyataan bahwa orang yang dicintainya bersama orang lain - dan bukan sembarang orang. Orang itu adalah Lavender Brown. Kenapa Ron menolaknya?

Selama perang, mereka berciuman dan Hermione pikir itu berarti sesuatu bagi Ron karena itu berarti segalanya baginya. Namun, sehari kemudian Ron menunjukkan bahwa dia mencium Hermione hanya demi mencium Lavender pada saat itu juga. Entah Ron 'ada di dalam momen itu' atau tidak, Hermione bersungguh-sungguh dengan setiap ciuman. Namun itu tidak lagi penting karena Ron tidak merasakan hal yang sama; Hermione harus hidup dengan kenyataan itu.

Dan Hermione membencinya. Ada banyak kejadian ketika ia ingin berteriak setiap kali Ron mencium Lavender atau meninggalkan ruangan yang mereka masuki bersama, tetapi Hermione tidak bisa. Sayangnya, Hermione terikat pada mereka karena mereka semua adalah teman. Sejak Harry mulai berkencan dengan Ginny, Hermione menjadi cepat akrab dengan Ginny dan menemukan sahabat karib untuk diajak bicara. Tetapi semua yang Hermione katakan kepada Ginny cepat atau lambat akan diceritakan kepada Ron karena Harry. Mereka semua saling terhubung dan itu membuat Hermione tercekik karena ia tidak pernah bisa benar-benar menceritakan semuanya kepada Ginny. Tetapi itu hanyalah hal lain yang harus dijalani Hermione.

Atau mungkin Hermione bisa menjauhi mereka sekali dalam hidupnya tanpa harus membahayakan persahabatannya dengan mereka.

Liburan musim dingin segera tiba dan semua orang bersiap meninggalkan sekolah untuk pulang kerumah. Di sisi lain, Hermione memutuskan untuk tetap di sekolah selama liburan karena ia sangat ingin menjauh dari mereka semua. Selain itu, tidak ada rumah yang bisa ia tuju.

Namun, yang membuat Hermione kecewa. Semua orang termasuk Lavender memutuskan untuk tetap di sekolah. Tepat ketika Hermione mengira ia bisa melarikan diri dari mereka, mereka menggagalkan rencananya dalam sekejap. Semua karena keputusan dari satu orang.

"Tidakkah kalian gembira karena kita semua akan tinggal di sini untuk liburan?" Ginny bertanya kepada temannya sembari tersenyum.

"Bagus sekali.." Hermione menanggapi dengan getir. "Mengapa kalian memutuskan untuk tinggal di sini selama liburan? Maksudku, aku tidak ingin kalian melanggar tradisi di rumah kalian hanya karena keputusanku untuk tinggal." Penyihir paling cerdas seusianya itu berkata, mencoba membujuk temannya yang keras kepala.

"Oh, jangan konyol Hermione. Kau tidak pulang bersama kami liburan musim dingin ini jadi aku menolak untuk pergi dan semua orang mengikutinya." Ginny berkata tegas dan melambaikan tangannya seolah menutup pembicaraan. "Selama tujuh tahun terakhir, kami selalu pergi ke rumahku untuk menghabiskan liburan tetapi karena kau akan tinggal di sini.. yah, rasanya semua tidak akan sama tanpamu." Ginny menjelaskan dan tersenyum. "Tapi kita akan bersenang-senang di sini sama seperti saat kita di rumah - atau mungkin lebih! Uhm, kita bisa menjadi teman sekamar saat semua orang pergi." Si rambut merah berseru dengan senyum gembira. "Kita bisa bergosip sepanjang malam." Ginny mengedipkan matanya dan menyeringai licik.

The Hoax : Terjemahan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang