"Tidak, Hermione! Tidak peduli berapa kali kau mengatakannya, itu tidak akan berhasil." Ginny berkata sembari mendesah. "Tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin untuk membuat Malfoy jatuh cinta padamu." Ginny bersikeras dan setelah menyadari kesalahannya, matanya terbelalak. "Dan aku tidak menyiratkan bahwa kau tidak pantas dicintai atau semacamnya, aku hanya mengatakan bahwa Malfoy bukanlah orang-"
"Jangan konyol, Ginny, tidak ada yang mustahil."
"Tapi mari kita pikirkan ini. Dia adalah musuh kita, dia dulunya Pelahap Maut, dia Slytherin- dia, dia hanya Draco Malfoy! Tidak, itu tidak akan berhasil!" Seru Ginny, mencoba meyakinkan Hermione. "Jika kalian berdua mulai berkencan, itu akan seperti.. apa sebutan para
muggle untuk itu? Perang Dunia Keenam?""Sebenarnya, Perang Dunia Ketiga."
"Itu bukan inti dari masalahnya! Mari kita bersikap rasional di sini-"
"Jangan terlalu dramatis, Ginny. Jika ... kita berkencan, kurasa kita hanya akan menyatukan kedua asrama. Aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan dan aku akan membawa kedamaian di sekolah ini. Bukankah itu hebat?" Tanya Hermione sembari menyeringai.
"Tidak, itu sama sekali tidak hebat. Siapa yang peduli dengan persatuan asrama saat ini? Kita sudah memiliki persatuan asrama sejak perang menyelesaikan masalah itu bagi kita, Hermione!"
"Ginny, aku bisa mengendalikan semuanya. Aku tahu apa yang kulakukan."
"Tidak, tidak." Ginny bergumam pelan dan menatap temannya dengan putus asa. "Baiklah, baiklah, kalian berdua sudah bermusuhan sejak kalian berdua bertemu. Astaga, tidak seorang pun dari kita yang berbicara dengannya setelah perang. Akan aneh jika kau mulai berbicara dengannya tiba-tiba. Bagaimana juga cara kau agar membuatnya jatuh cinta padamu?"
"Aku akan melakukan apa pun untuk membuatnya jatuh cinta padaku." Ucap Hermione dengan tenang sembari bersandar di kursinya dengan lengan disilangkan di dada. Ia sudah selesai membicarakan rencananya. "Tolong janji padaku kau akan merahasiakannya."
Ginny mengernyitkan alisnya dan menatap Hermione cukup lama. Sebelum akhirnya ia menyerah dan mendesah. Tidak ada jalan untuk kembali lagi sekarang. Hermione telah membuat keputusan dan gadis itu adalah orang yang keras kepala. "Aku janji, tapi tolong jangan cari masalah." Pinta Ginny, tersenyum penuh harap.
"Kau yang terbaik." Hermione berkata dengan gembira sebelum bangkit dari tempat duduknya. "Kurasa aku akan sibuk pada liburan musim dingin ini, ya?" Tanyanya pada Ginny dan tersenyum.
"Tunggu, apa Draco Malfoy akan tinggal di sini selama liburan?" Ginny bertanya sembari berdiri.
"Yah, mengingat ayahnya..." Hermione berhenti dan menatap Ginny dengan gugup. "Kurasa dia tidak akan mau pulang ke rumah untuk liburan." Hermione menjawab dengan suara yang tiba-tiba rendah dan pelan --- hampir seperti bisikan.
"Benar sekali," Jawab Ginny, merasakan suasana yang canggung di sekitar mereka. Keluarga Malfoy muncul di seluruh surat kabar saat perang berakhir dan hampir semua orang di Dunia Sihir tahu tentang mereka. Itu adalah topik yang sensitif untuk dibicarakan mengingat itu tidak berakhir baik bagi Draco Malfoy.
"Ayo kita kembali ke asrama dan beristirahat." Usul Hermione.
"Kedengarannya sangat menyenangkan sekarang." Ginny berkata sembari tersenyum saat mereka mulai berjalan keluar dari perpustakaan. "Jadi, berapa lama misimu ini akan berlangsung? Sudahkah kau memutuskannya?"
"Rencanaku adalah mencoba berteman dengannya setidaknya sebelum liburan musim dingin berakhir. Itu akan memberiku waktu dua minggu untuk berteman dengannya dan mudah-mudahan aku bisa melakukan langkah pertamaku pada minggu ketiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hoax : Terjemahan.
FanfictionHermione Granger ingin membalas dendam pada Ron. Orang yang tepat untuk rencananya adalah Draco Malfoy. Yang harus Hermione lakukan hanyalah membuat Draco jatuh cinta padanya. Itu terdengar mudah, bukan? Tapi apakah semudah itu untuk memenangkan hat...