#. Bab 6 - Bantuan

25 4 0
                                    

“Sally ingin meminta tolong ke Papa. Perihal perusahaan suamiku di sana, bisakah Papa membantu beberapa?” Sallyana berkata lirih dari sambungan telefon. Dia sebetulnya tidak tega.

Kim Taehyun sudah memasuki usia tua, tetapi harus terus bekerja. Masih mengasuh Johee dan Aksa.

Namun, tanpa bantuan Kim Taehyun. Vino akan kesulitan memecah fokus di sini dan di luar negeri.

“Papa usahakan. Mengapa tiba-tiba meminta bantuan? Sesuatu terjadi di sana?”

“Ya, ada sedikit gangguan, Papa.” Bibir ranumnya meluncurkan helaan nafas kecil. “Aku tidak sengaja bertemu Veen seminggu lalu. Dan kelihatannya, dia terobsesi padaku, Pa.”

“Bocah itu berani?” Suara Kim Taehyun terdengar marah dari sambungan telefon. “Baiklah, Papa akan mengurus perusahaan Vino juga. Lagi pula anak-anak sudah remaja, mereka akan aman bersama Madam Jung.”

“Terima kasih, Papa,” ucap perempuan itu, sangat berterima kasih setulusnya. Lalu, Sallyana menambahkan kata terakhir, “Aku takut rumah tanggaku terganggu.”

“Selain pertemuan seminggu lalu, dia bertindak lagi?”

“Um. Hari ini, dia meguntit Sally ke sebuah mall. Saat ingin pergi, Veen bermain kata dan bahkan mengajakku pergi ke rumahnya. Berkata di sana ada ladang strawberry. Sengaja dibangun khusus untukku.”

Kalimat Kim Taehyun berikutnya dipenuhi umpatan. Memakai bahas asli Korea Selatan. Sallyana memahaminya, jadi berkata lembut, “Papa tenanglah, aku baik-baik saja. Dan dari yang aku tahu, Veen menyentuh dunia illegal juga.”

Nada bicara sang papa bahkan lebih tinggi lagi usai mendengar hal tersebut. Kim Taehyun tidak habis pikir. Setelah mencelakai putrinya, Veen ingin merebutnya kembali tanpa tahu malu dengan perilaku bejatnya?

Tidakkah Veen melihat Sallyana sudah menjadi Ibu sekaligus seorang istri?

“Selidikilah Veen secara diam-diam. Ada beberapa kenalan Papa di sana, Papa akan memberikan kontaknya. Kamu minta tolonglah pada mereka.”

“Oke, Papa. Terima kasih banyak. Papa bisa lanjut beristirahat lagi, maaf karena Sally sudah mengganggu,” ujarnya merasa bersalah. Sallyana menutup telefon setelah Kim Taehyun memberikan beberapa patah kata halus.

Sallyana meletakkan kembali ponselnya ke atas meja nakas. Berbalik untuk kembali ke ranjang, merebahkan diri di samping Vino.

“Aku mencintaimu, suamiku,” celetuk perempuan tersebut. Sangat lembut dan berperasaan. Dihatinya, Vino akan selalu menjadi satu-satunya dan terakhir.

Karena tanpa kehadiran pria itu di masa lalunya. Sallyana tidak tahu, akan menjadi apa dia. Saat remaja, dia mudah stress karena tekanan belajar dan perceraian orang tua.

Lalu kasus Veen berselingkuh. Semua orang meninggalkannya sendirian diwaktu bersamaan. Sallyana terpukul dan sedih, usianya masih muda. Tidak rasional sama sekali.

Sehingga sering mengonsumsi obat-obatan secara illegal. Dalam jumlah banyak. Akan tetapi, setelah bertemu Vino dan berkenalan. Sallyana bisa mengurangi stressnya dan melepas jeratan obat penenang.

Mereka menjadi akrab, Vino juga baik. Senantiasa menjaganya dan menghiburnya.

Takdir telah merenggut banyak hal dari hidupnya di masa lalu. Sallyana tidak masalah. Tapi, jika sekarang takdir ingin mengujinya lagi. Bisakah Sallyana memohon? Biarkan dia dan keluarga kecilnya hidup tenang.

Sallyana diam-diam menghapus air matanya. Omong kosong bahwa dia sepenuhnya berubah. Jati diri seseorang akan tetap melekat selamanya. Dia masih sensitif saat berkaitan dengan orang yang dia sayangi.

Jangan Berusaha Merayuku, Tuan! - [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang