(1) FAMILY

8 1 0
                                    

Mei 2003

"Kakak" Teriak anak laki-laki bertubuh kurus-Soa. Soa berlari ke arah gadis kecil yang tengah menaiki ayunan di bawah pohon besar.

Gadis itu menoleh ke arah belakang. Ia melihat Soa tengah berlari ke arahnya dengan membawa buah apel yang begitu banyak di genggamannya.

"Soa" ucap Gadis itu-Sania.

"Kakak lihat Soa dapat buah apel kesukaan kak Sania. Lihat ini, tadi Soa di bantu sama kak Ale buat ambil apel ini diam-diam" Soa memberikan lima buah apel di genggaman Sania. Sedangkan sisanya masih ada di rangkulan tangan Soa. Tangan Soa begitu mungil membuatnya sedikit kesusahan jika harus membawa buah apel yang begitu banyak.

"Soa. Kamu dapat dari mana apel sebanyak ini?" Tanyanya sembari mengelus pucuk kepala Soa dengan lembut.

Mendengar pertanyaan dari kakaknya. Soa sedikit ketakutan karena jika ia bicara jujur bahwa dia dan Ale mencuri apel di kebun milik pimpinan panti asuhan. Pasti mereka berdua akan kena omel oleh Sania. Terlebih lagi jika mereka berdua ketahuan mencuri, mereka akan di hukum selama satu minggu dengan siksaan yang sangat menyakitkan.

Soa di situ tak bisa menjawab pertanyaan Sania. Namun dari belakang Sania melihat Ale datang menghampiri mereka berdua. Agar Sania tak memarahi adik kecilnya.

"Bukan salah Soa. Ini semua salah aku. Aku yang kasih ide ke Soa buat curi apel di kebun, sebagai hadiah ulang tahun kamu" jelas Ale.

Soa sedikit tersenyum lega karena Ale membelanya. Soa langsung memeluk tubuh Ale dengan erat sebagai ucapan terima kasihnya karena melindunginya. Semua buah apel yang ia genggam kini berjatuhan di atas rerumputan.

"Makasih kak Ale" Soa melepaskan pelukannya dari Ale. Kemudian ia mengambil satu buah apel yang terjatuh dan memberikan ke arah Sania. "Selamat ulang tahun kak Sania. Maaf ya, Soa cuma bisa kasih kakak apel. Tapi Soa janji. Kalau Soa udah besar dan punya banyakkkk uang. Soa bakal kasih kakak kue rasa apel" ujarnya dengan tertawa riang.

Mereka berdua yang melihat sikap semangat Soa, mereka juga ikut tertawa senang.

🪷🪷🪷

Wanita berambut panjang kecokelatan-Abella-tengah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi bagi keluarganya. Abella itu ibu rumah tangga sekaligus detektif dari kantor kepolisian pusat jakarta. Terlihat dari foto keluarga mereka yang terpampang jelas di area ruang tamu dengan ukuran sangat besar. Terdapat foto sepasang kekasih yang tengah tersenyum lebar dan terdapat dua anak kecil perempuan yang tengah berdiri di antara mereka.

Keluarga mereka terkenal akan keharmonisan keluarga mereka. Apalagi Aksa di kenal oleh satu indonesia akan kuasanya yaitu pengacara hebat seperti Hotman Paris. Sedangkan Abella ia seorang detektif yang menangani kasus pembunuhan. Keluarga mereka juga terkenal akan kaya raya. Terutama kekayaan Aksa yang melimpah.

Meskipun mereka kaya raya. Tapi mereka tidak pernah menggunakan jabatannya sebagai kasus kriminal apapun itu. Bahkan Abella pun tidak mau ada asisten rumah tangga di rumahnya. Namun meskipun begitu Abella tetap memiliki baby sister untuk kedua putrinya, karena pekerjaan yang dia lakukan hampir tiap hari pulang malam. Kemungkinan kecil untuk menjaga Callie dan Cetta-putri mereka. Namun meskipun begitu keluarga mereka tetap bahagia.

Abella dengan serius sibuk menumis bumbu untuk membuat nasi goreng. Tanpa Abella ketahui, Aksa dari belakang tiba-tiba melingkarkan tangannya di perut sang istri dengan menyandarkan kepalanya di pundak Abella. Aksa baru saja terbangun dari tidurnya. Terlihat rambut yang begitu berantakan dan baju piyama yang lusuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tent houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang