17: Mulai Bergerak

331 59 10
                                    

Rasya yang duduk di kursi belajarnya menatap laporan dari Vector dan rencananya mulai besok restaurant milik ayah Velin akan mulai dibangun. Rasya juga melihat laporan yang menyatakkan kalau Vector sedikit mengancam Matthew jika tidak menyetujui investasinya dia akan membangun restaurant mie besar tepat di sebelah restaurant Matthew dan akan membuat Velin kesusahan mencari pekerjaan.

Rasya lalu menatap undangan dari sekolah, itu adalah undangan untuk investor VVIP yang mendanai sekolah dan salah satunya adalah Robert ayah Rasya. Tahun kemarin pria itu memilih untuk tidak datang dan menunjuk Margareth untuk mewakilinya. Namun, Rasya tidak akan melewatkan kesempatan ini. Tentunya untuk mempermalukan Nina besok.

Rasya segera bangkit setelah mematikan layar laptopnya, dia kemudian berjalan keluar menuju ruangan ayahnya karena Vector bilang kalau pria itu sudah pulang sejak tadi. Seakan memang Rasya disuruh untuk pergi ke ruangan sang ayah.

Rasya mengetuk pintu ruangan, setelah terdengar sahutan dari dalam dia mulai memutar knop pintu dan berjalan masuk. Ternyata ada Matgareth juga di dalam, ketika tatapan mereka bertemu dia bisa melihat tatapan tajam wanita itu.

"Jangan lupakan bahwa aku adalah adik kakak." kata Margareth sebelum keluar melewati Rasya.

Rasya hanya melirik kepergian bibinya itu dan kembali berjalan mendekat pada sang ayah. Dia lalu meletakan undangannya keatas meja.

"Besok Rasya harap ayah bisa meluangkan sedikit waktu untuk datang bersama Rasya." ucap Rasya.

"Tiba-tiba?" tanya Robert dan Rasya mengangguk.

"Bukannya ayah yang mengeluarkan uang untuk berinvestasi di sekolah? dan ayah yang mendonorkan uang terbanyak, lalu terakhir kali kita pergi bersama-sama diacara seperti ini saat pertama kali Rasya masuk sekolah dasar." jawab Rasya.

Robert terdiam mendengar jawaban Rasya, lidahnya mendadak kelu untuk berkata. Ternyata sudah lama sekali dia mendampingi Rasya, Robert lalu menghela nafas dan mengecek jadawalnya.

"Kalau ayah sibuk tidak usah dipaksa, biar Rasya saja yang datang. Untuk tahun ini Rasya tidak mau menyerahkan undangannya pada Shaun." kata Rasya sebelum berbalik dan pergi dari ruangan.

Robert kembali menghela nafas, dia lalu mengambil ponselnya dan menelfon sekertarisnya. Dia menatap foto Rasya yang tersenyum manis kearah kamera mengenakan seragam sekolah dasar. Kira-kira kapan dia bisa mengganti foto Rasya ini dengan foto terbaru gadis itu.

"Ya Tuan?"

"Kosongkan jadwal untuk besok, batalkan semua rapat dan kunjungan yang sudah dijadwalkan." kata Robert.

"Tapi tuan besok ada pertemuan penting dengan mentri luar negri,"

"Batalkan saja, lagi pula bukan kita yang membutuhkan mereka tapi mereka yang membutuhkan kita." jawab Robert sebelum mematikan ponselnya, Rasya mulai meminta sesuatu secara langsung tanpa takut padanya. Jadi dia tidak bisa menolak walaupun tatapan gadis itu entah kenapa selalu membuat hatinya berdenyut sakit.

Malam harinya, ketika Rasya sudah tertidur lelap pintu kamarnya terbuka dan masuk Robert yang memakai piayam tidur. Robert mendekat pada Rasya dan dia bisa melihat banyak sekali tumpukkan buku pelajaran diatas meja belajar Rasya.

"Besok harus beli rak buku," gumam Robert.

Robert lalu duduk dan menatap sekeliling kamar Rasya, kenapa kamar gadis ini sangat polos dan terlihat kosong? dia harus membelikkan banyak barang-barang untuk memenuhi kamar Rasya. Dia juga harus membelikan gadis ini piano baru setelah piano lamanya rusak, Robert berbalik dan menatap Rasya yang tertidur lelap.

"Ayah suka Rasya berani meminta banyak hal dan tidak takut lagi. Tapi entah kenapa ayah merasa justru semakin jauh denganmu," ucap Robert lalu mengusap kepala Rasya dengan hati-hati takut membangunkan gadis itu.

HELLO BESTIE !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang