Seperti halnya hitam dan putih, yang tidak bisa disatukan secara bersamaan karena perbedaan. Tapi bagaimana jika perbedaan itu disatukan dan menghasilkan warna baru?
Setelah merasa tenang dengan pikirannya yang tadi masih berkecamuk tentang kejadian yang baru saja terjadi, Hali pun memutuskan untuk kembali ke kelas.
Ia berpikir bahwa tidak mungkin jika ia diam saja saat dirinya dibully, tapi bagaimana jika ia tidak memiliki kesempatan untuk membela diri dan orang lain malah menyalahkan dirinya karena kecacatannya sendiri.
Tidak, Hali benar benar harus menghapus pikiran yang buruk itu. Ia tidak bisa terus terusan merasa terpuruk hanya karena kecacatannya yang tidak ada artinya itu dan kecacatan ini bukan salahnya kan?
.
.
.
"Nak? Kau baik baik saja?"
Tanpa sadar Hali melangkahkan kakinya ke arah suatu tempat yang selalu menjadi sandarannya dan selalu menjadi tempatnya bercerita, disaat dia masih sempurna maupun disaat ia sedang dalan kondisi tidak sempurna.
Padahal manusia memang tidak ada yang sempurna kan?
Yap, itu adalah ruangan Bimbingan Konseling atau yang disebut dengan BK. Tempat dimana banyak orang yang menumpahkan masalahnya ditempat itu dan berharap untuk diberikan motivasi atau bisa memiliki jawaban dari masalah nya kepada seorang guru BK laki laki yang terkenal akan ketenangan dan kebaikannya kepada seluruh orang di sekolah itu, tidak terkecuali Hali.
Guru itupun menarik tangan hali dengan lembut, dan menuntunnya ke ruangan BK. Setelah tiba di sana, ia mempersilahkan Hali untuk duduk di sofa yang berada di tengah tengah ruangan tersebut.
Untung saja disana tidak ada orang lain kecuali mereka berdua, ruangan minimalis tapi mampu memberikan ketenangan kepada orang yang memiliki masalah. Itu adalah ruangan yang sangat diimpikan oleh semua orang, termasuk Hali yang saat ini pikirannya benar benar kacau.
Setelah dirasa sudah siap, guru laki laki itu pun mulai berbicara, suaranya benar benar lembut dan mampu membuat orang merasa nyaman akan kehadirannya.
"Hali? Apa yang terjadi dengan seluruh tubuhku?"
Hali yang saat itu masih berperang dengan pikirannya, akhirnya tersadar kembali. Awalnya ia hanya diam, tapi ia tidak ingin membuang kesempatan berharga itu yang padahal bisa ia gunakan untuk membuatnya membuang sedikit beban yang saat ini ia tanggung.
"Saya....dipukuli..."
Ucap hali kepada guru laki laki itu, suaranya terdengar sedikit canggung dan pelan, mungkin saja Hali masih terkejut dengan hal tadi.
Guru itupun merasa bahwa Hali masih enggan untuk bercerita kepada dirinya, dan dengan perlahan ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah lemari yang berisi kotak P3K.
Setelah mengambilnya, guru itu pun duduk di sebelah hali dan meletakkan kotak P3K di meja yang berada di depan mereka berdua.
"Hali, menghadap lah kesini"
Hali yang mendengar suara guru itu mulai berbalik, tapi ia tidak berani menatap ke wajah guru itu. Ia hanya melihat ke papan nama yang di gantung di kantung baju guru itu, yang bertuliskan Beliung Zeferino S.pd
KAMU SEDANG MEMBACA
•°kehidupan yang berat°•
Fantasíamenceritakan seorang sulung bernama halilintar yang harus menjadi 'sempurna' diantara adik adiknya yang lain agar menjadi contoh yang baik, semuanya berjalan mulus, namun ketika dia menjadi cacat. semuanya berubah Start = Sabtu, 20 April 2024 End =...