BAB 9

230 27 24
                                    

Burung terbang mengelilingi kota dan menyanyikan kicauan yang indah untuk mengucapkan selamat tidur kepada semua orang yang berada di kota yang ia terbangi. Tapi sayang, bahwa kicauan yang indah itu tidak terdengar oleh siapa pun.

Hanya dirinya sendiri yang menyanyikan kicauan untuk didengar oleh dirinya sendiri, walaupun tidak didengarkan oleh orang lain itu tidak apa apa untuk burung itu sendiri.

Tapi ini bukan tentang burung yang terbang dan menyanyikan kicauan yang indah untuk didengarkan oleh dirinya sendiri, tapi ini tentang seorang pemuda yang selalu berusaha untuk membuat ayahnya bisa bangga dan ia bisa memenuhi keinginan ayahnya.

Keinginan ayahnya yang sangat besar dan tinggi seperti bintang diatas langit sana, sampai sampai tidak bisa digapai olehnya.

"Huuuft..."

Halilintar menghela nafas pelan untuk membuang semua bebannya sambil menurunkan badannya sedikit lebih rendah dari posisi awal ia duduk di kursi sebelumnya.

Saat ini hali sedang berada di balkon kamarnya, menatap bintang dan bulan yang cerah dan menghiasi langit langit malam yang gelap.

'indah'

Satu kata yang cocok untuk menggambarkan langit yang dihiasi oleh bintang di langit malam itu.

Halilintar menoleh ke arah gitar kayu lama miliknya, ia mengambil gitarnya dan memangku gitar tersebut seraya membersihkan debu debu yang berada di gitar tersebut.

Namun tangannya terhenti ketika ia berhasil menghapus debu yang menutupi sebuah nama yang sangat ia rindukan, tapi seseorang yang memiliki nama itu telah pergi meninggalkan dirinya sendiri bersama dengan dunia yang melelahkan ini.

'Viona'

Setelah cukup menatap nama itu lama lama, hali pun menatap ke atas lagi. Ia teralihkan oleh sebuah bintang yang sangat cerah itu, ia yakin bahwa seseorang yang ia rindukan adalah bintang itu.

"Nek? Nenek apa kabar diatas sana? Memang diatas sana enak ya? Sampai sampai nenek gak mau turun dan nemanin hali. Apakah harus hali yang ke atas sana?"

Hali terdiam sedikit, menatap lagi ke gitar yang sedang dipangkunya dan mengangkat sedikit lebih tinggi seperti memperlihatkan gitar itu ke bintang terang itu.

"Liat nek! Hali jaga baik baik gitar pemberian nenek loh! Nama nenek juga masih ada disini..."

Ia tersenyum lembut namun lama kelamaan senyuman yang awalnya lembut berubah menjadi senyuman sendu.

"Hahaha, gue kayak orang gila aja. Bicara sama bintang hanya karena gue percaya dengan perkataan nenek"

Hali masih tertawa kecil untuk menyembunyikan kerinduannya kepada sang nenek yang selalu menemaninya semenjak lahir.

Hali juga senang dengan neneknya yang bernama viona karena suara lembut nan merdunya selalu membawa hali ke dalam mimpi indah, dan viona lah yang selalu membantu dan menemani hali ketika memiliki masalah dengan ayahnya hanya karena nilai.

Tapi sayangnya saat hali menginjak umur 8 tahun, viona meninggalkan dirinya karena tabrak lari yang dilakukan oleh seorang pengendara mobil yang sedang dalam keadaan mabuk.

Hali masih sangat mengingat kejadian itu, dimana saat wajah cantik milik viona hancur berdarah karena wajahnya yang tertindas mobil, bahkan viona sempat terlempar ke arah tiang dan wajahnya terkena tiang jalanan dengan keras.

Dan semua kejadian itu ia lihat melalui CCTV lampu merah, dan dengan mata kepalanya sendiri.

.

•°kehidupan yang berat°•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang