BAB 15

95 14 0
                                    

Saudara itu saling menyayangi satu sama lain, tidak ada yang namanya saling membenci apalagi sampai membuat saudaranya terkena masalah. Namun, jika ada itu berarti mereka bukanlah saudara.

Biru langit seakan ingin membuat orang lain merasa tenang dan damai pada hari itu juga, warna biru yang melambangkan ketenangan dan kedamaian seakan ingin membuat semua manusia merasakan perasaan bahagia.

Tapi bagiamana jika warna biru itu malah menjadi pengingat bagi seseorang bahwa itu adalah hari dimana orang lain sedang merasa bahagia sedangkan dirinya merasa terpuruk dengan keadaan yang menimpa dirinya?

Saat ini Ice sedang berada di balkon kamarnya, ia merenungkan ucapannya dulu disaat kakaknya yang kedua itu mengajak dirinya untuk ikut bergabung dengan Taufan dan Blaze untuk mencari bukti tentang kejahatan ayahnya.

Jelas jelas ia menolak ajakan itu, tentu saja itu sebelum kecelakaan yang membawa malapetaka ini terjadi. Sebelum kecelakaan itu terjadi, ia selalu menatap ayahnya seperti ia menatap idolanya. Ayahnya yang dulu ia lihat adalah seseorang yang baik kepada semua anggota keluarganya.

Walaupun ayahnya sedikit tegas, ice tau bahwa sikap tegas itu untuk membuat mental para saudaranya yang lain menjadi kuat. Tapi apakah sekarang sikap tegas itu menjadi lebih buruk?

Ayah yang dulunya ia kenal sebagai orang yang baik namun tegas, malah berubah menjadi orang yang tegas dan kejam. Benar benar berubah hanya karena satu kesalahan kecil.

Padahal yang salah itu adalah supir truk itu! Tapi kenapa malah kakaknya yang terkena akibat? Kenapa malah kakaknya yang dibenci? Kenapa malah kakaknya yang menjadi seperti seseorang yang bersalah!? KENAPA!?

kejam? Tentu saja itu kejam, bahkan ayahnya saja tidak menuntut keadilan pada pihak hukum. Jika orang lain berkata "seorang anak telah durhaka kepada ayahnya" maka ice akan berkata "seorang ayah telah durhaka kepada anaknya" kata yang hampir sama tapi memiliki makna yang berbeda.

"Apa seharusnya aku ikut aja ya?"

Ice mulai berpikir, apakah seharusnya ia ikut dengan kedua kakanya itu? Atau ia hanya diam saja?

Ia pun merogoh kantong saku celananya, mengambil handphone miliknya dan mulai menyalakannya.

Disaat layar beranda handphone miliknya sudah menyala, ia pun mencari aplikasi yang memiliki ikon WhatsApp, setelah menemukan aplikasinya ia langsung memberikan pesan kepada kakaknya itu.

Belum sampai 3 detik, Taufan langsung menjawab pesan Ice. Tentu saja hal itu dikarenakan saat itu Taufan lagi sibuk dengan pesan pesan penting yang bermunculan dari handphone miliknya di aplikasi WhatsApp. Tapi ketika muncul satu pesan dari salah satu saudaranya, ia langsung merespon pesan tersebut. Baginya, tidak ada yang lebih penting daripada saudaranya itu sendiri.

_____________________________________

Kak Taufan
--------------

Kak?

kenapa Ice?

Ice boleh ikut kah?

Ikut? Ikut apa?

Cari bukti kejahatan ayah

•°kehidupan yang berat°•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang