Bab 4

244 44 2
                                    

Tak pernah terbayangkan dalam benak Cara bila suatu hari ia akan berada di dalam satu pesawat bersama Galang. Tidak pernah terbayangkan juga dalam benaknya bila suatu hari nanti ia berani memukul pria yang sangat dibencinya itu.

Namun toh yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya benar-benar terjadi. Ia memukul Galang dan juga ... berada dalam satu pesawat dengan pria menyebalkan itu.

Bukan pesawat komersial yang sudah dipesannya. Melainkan di dalam private jet milik pria sialan itu!

Mungkin semesta memang sedang berpihak pada Galang. Dalam perjalanan menuju Bandara, taksi yang ditumpangi Cara terhalang macet karena adanya kecelakaan lalu lintas. Yang membuat ia tertinggal pesawat, pesawat sudah take off tepat ketika kakinya baru saja menginjak halaman Bandara.

Tidak mungkin untuk mengejar penerbangan berikutnya dengan pesawat komersial biasa. Satu-satunya cara adalah menerima  'kebaikan' Galang, yang memang sudah membuntutinya sedari di hotel. Dan menerima penawarannya untuk terbang bersama dengan private jet miliknya.

Dan sekarang di sinilah ia berada, duduk di dalam pesawat bersama Galang, yang sedari tadi masih menampakan senyum konyolnya. Senyum konyol yang membuat Cara ingin sekali lagi meninju wajahnya.

"Apa dia itu benar suamimu?" tanya Rosie yang menerima minuman yang disodorkan pramugari pesawat padanya. Ia melihat ke arah Galang lalu kembali melihat Cara yang duduk di depannya. Kursi di dekat jendela.

Cara enggan duduk bersama Galang, hingga mereka duduk di dua kursi yang berbeda. Hanya dipisahkan oleh gang yang memisahkan antar kursi. Dilihatnya Galang sedang dalam mode bekerja. Sibuk dengan laptopnya dan earphone di telinga. Sambil melakukan video call entah dengan siapa di seberang sana.

Pesawat sudah take off dari beberapa saat yang lalu. Dan kini dalam perjalanan menuju New York. Diam-diam Rosie mengagumi keindahan interior pesawat milik Galang.

Sebuah private jet berkapasitas sembilan belas orang yang juga dilengkapi dengan dapur pribadi dan juga kamar tidur di bagian belakang.

Mereka duduk di kabin depan yang terdiri dari satu kursi yang saling berhadapan. Kabin tengah ruang entertainment yang dilengkapi sofa panjang yang nyaman. Dan bed room di kabin belakang penumpang. Yang letaknya dekat ekor pesawat.

Cara tidak menjawab, tapi memalingkan wajahnya kembali ke luar jendela. Meski di luar sana tidak ada yang bisa dilihat, karena pesawat juga sudah berada di udara. Rosie lagi-lagi melirik ke arah Galang yang sepertinya tidak menyadari bila sedari tadi asisten pribadi istrinya ini terlihat tertarik dengan keberadaannya.

 Rosie lagi-lagi melirik ke arah Galang yang sepertinya tidak menyadari bila sedari tadi asisten pribadi istrinya ini terlihat tertarik dengan keberadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang