Chapter 6

6 0 0
                                    

Wen Bai mengantarkannya pulang malam itu. Mereka mendiskusikan sebuah kasus dengan seseorang hingga cukup larut malam.

Wen Qing agak lelah dan kebetulan Wen Bai menawarkan untuk mengantarnya pulang. Wen Qing juga merasa malas untuk kembali ke gedung perusahaan dan mengambil mobilnya lagi jadi dia pulang dengan mobil Wen Bai.

Itu terjadi saat Wen Bai membukakannya pintu ketika dia keluar dari mobil. Wen Qing tersenyum dan mengacak rambut pria muda ini yang lebih tinggi darinya setengah kepala sebelum dia pergi.

"Istirahatlah lebih awal," kata Wen Qing.

"Oke, kau juga." Sesuatu yang Wen Qing tidak bisa tangkap berkilat di mata Wen Bai.

**

Ketika dia sampai di rumah, Yan Han sudah duduk di sofa dan menonton berita.

Wen Qing melepas dasinya dan duduk di sebelahnya. Yan Han bertanya, "Kau sudah makan malam?"

Wen Qing mengangguk, "Sudah."

Yan Han mengulurkan tangannya untuk melingkari bahu Wen Qing. Dia menurunkan kepalanya dan mencium leher Wen Qing. Dia bergumam dengan tidak jelas, "Kau terlalu sibuk akhir-akhir ini."

Leher Wen Qing terasa gatal jadi dia tidak bisa menahan diri dengan gigitan Yan Han. Tubuhnya gemetar dan dengan pelan dia bergumam balik.

Apa yang terjadi setelahnya adalah hal yang sudah biasa dua orang itu lakukan.

Hal itu tidak selesai sampai dua orang itu kelelahan. Yan Han menahan Wen Qing yang tubuhnya lemas di kamar mandi dan membantunya membersihkan diri.

"Kenapa kau tidak keluar saja dari pekerjaanmu."

Wen Qing menyipitkan matanya, "Aku tidak mau. Aku bisa menghasilkan uang."

Yan Han terhenti sejenak, "Kau tahu, kita tidak kekurangan uang dari gaji kecilmu itu."

Wen Qing tidak berkata apapun, Yan Han pikir ucapannya mungkin sedikit menyakiti harga diri Wen Qing—jadi dia berkata, "Jangan membuat dirimu lelah untuk bayaran yang tidak seberapa itu."

Wen Qing membalas dengan samar, "Bicara nanti saja."

**

Keesokan harinya setelah Wen Qing bangun, dia menemukan bahwa tadi malam cukup kasar baginya. Pahanya dan kakinya bahkan sedikit gemetar untuk berjalan.

Ada juga bekas warna merah di tulang selangkanya. Wen Qing menarik kerah bajunya lebih tinggi.

Wen Bai masuk ke ruangannya untuk menyerahkan sejumlah dokumen bisnis. Ketika Wen Bai menunggunya untuk menandatangani dokumen tersebut, dia bertanya, "Kau punya cewek*?"

Wen Qing menggelengkan kepalanya, "Tidak, kenapa?"

Wen Bai menunjuk lehernya, "Jadi artinya kau punya cowok?"

Wen Qing meletakkan penanya dan menatap Wen Bai dengan memaksakan senyum.

Mata Wen Bai menggelap. Dia berjalan keluar sambil membawa dokumen yang sudah selesai ditandatangani.

Wen Qing melihat ke arah Wen Bai dan menyipitkan matanya.

**

T/N : (*) Jadi di TL Eng-nya, "Do you have a girlfriend?"/"No, why?"/ "So, that means you have a boyfriend." Karena Bahasa Indonesia yang tidak ada pronounce aku bingung apa harus tetap ditulis pacar? Tapi kalau gitu Wen Qing jawab 'tidak' itu salah, diterjemahkan ke pacar cewek, aneh. Jadi walaupun agak non-baku aku terjemahkan ke 'cewek/cowok'. Semoga ngerti ya! 

Gaze At The Scenes Of Debauchery (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang