Chapter 10

6 0 0
                                    

Segera setelah pintu terbuka, Wen Qing menarik kerah Wen Bai dan mulai menciumnya dengan lehernya yang melengkung ke belakang.

Wen Bai menggunakan salah satu tangannya untuk membalut pinggang Wen Qing. Tangan lainnya menutup pintu sebelum menyisir rambut Wen Qing.

Dua orang itu berciuman hingga ke kasur di kamar tidur bersamaan suara sensual yang menggema di sekitar mereka. Wen Qing duduk di atas tubuh Wen Bai dan kedua tangannya meraih ikat pinggang Wen Bai.

Wen Bai tiba-tiba meraih dan menggenggam tangan Wen Qing.

Wen Qing berhenti dan melepaskan tangannya dari Wen Bai. Tangannya berada di kedua sisi leher Wen Bai sambil saling berpandangan, "Apa? Menyesal datang kesini?"

Wen Bai menangkup wajah Wen Qing dengan tangannya, "Apakah kau tertarik untuk menceritakan apa yang terjadi padamu?"

Wen Qing berdiri dan siap turun dari kasur sejak dia bicara. Wen Bai menghentikan Wen Qing sebelum membaliknya, memerangkap Wen Qing di bawahnya. Dia berbisik di sebelah telinganya, "Aku ingin melakukannya, kenapa aku tidak mau?" Dia lalu memulai mencium bagian belakang leher Wen Qing dengan hati-hati.

Leher Wen Qing adalah bagian tubuhnya yang paling sensitif jadi dia mulai bergetar tak terkontrol.

Wen Qing merasa tidak sabar dan mulai meraung pelan, "Kalau kau ingin melakukannya, lakukanlah. Kau mulai melakukan hal-hal sepele."

Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan Wen Qing malam itu.

Sebelum dia kehilangan kesadaran, samar-samar dia melihat cahaya yang berasal dari nakas sebelah kasur dan mempertimbangakan apakah harus mengatakan ke Wen Bai untuk mematikannya.

Ketika Wen Qing bangun, penglihatannya gelap. Kesadarannya masih agak kabur ketika suara Wen Bai berdengung dari atas kepalanya, "Bangun?"

"Yeah, ini belum siang kan?"

"Sekarang sudah siang, aku menutup tirainya." Berhenti sejenak, Wen Bai menurukan nada suaranya dan melanjutkan ucapannya dengan ragu, "Kau lelah tadi malam. Istirahatlah lagi."

Wen Qing membeku, "Ini sudah siang?! Mana ponselku?"

Wen Bai menyerahkan ponselnya yang berada di nakas, "Kenapa buru-buru, aku sudah menelepon tempat kerja."

Wen Qing mengambil ponselnya. Tidak ada keterangan panggilan tak terjawab dari Yan Han.

Wen Qing mengangkat tangannya dan menutup matanya. Setelah keheningan panjang, Wen Qing bertanya, "Apa kau mengangkat teleponku?"

Wen Bai menyipitkan matanya dan tertawa, "Tidak."

Wen Bai melepas tangan Wen Qing yang menutupi matanya. Dia menatap mata Wen Qing dan mengangkat salah satu sudut bibirnya, "Kenapa? Apakah kau berharap ada seseorang yang merasa resah jika kau dan aku bersama atau kau takut seseorang tahu?"

Wen Qing mengalihkan pandangannya, "Kau harus pergi."

Wen Bai meraih tangannya dan menyentuh sudut bibir Wen Qing, "Kau tidak akan kembali denganku?"

Wen Qing menggelengkan kepalanya, "Aku pergi sendiri."

Wen Bai terus tersenyum, "Bisakah kau bangun dari kasur dan berjalan?"

Tiba-tiba Wen Qing merasa sedikit canggung, "Bukan urusanmu."

Wen Bai melepaskan tangan Wen Qing dan mengangguk sembari tersenyum, "Kau lumayan enak untuk ditiduri."

**

Gaze At The Scenes Of Debauchery (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang